Tokoh senior Muhammadiyah Prof Ahmad Syafi’i Ma’arif mengaku tak ingin terlibat secara partisan-politik dalam Pilkada DKI yang telah menguras perhatian dari negara. Jika pun diminta nasihat memilih pemimpin, Syafi’i Ma’arif mengatakan, masyarakat harusnya bisa melihat rekam jejak dan program-program yang ditawarkan.
“Carilah pemimpin yang berkualitas. Dilihat rekam jejaknya kemudian bagaimana dia (pemimpin) itu betul- betul membela rakyatnya,” kata pria yang akrab disapa Buya Syafi’i di Jakarta, seperti dilansir liputan6.com, 8/4.
Bagi Buya, memilih pemimpin harus dilihat dari rekam jejaknya bukan hanya lantaran sentimen agama. Yang jelas, harus menengok ke dalam hati nurani dan yakin bahwa yang dipilih akan pro terhadap rakyatnya. Bukan memilih pemimpin yang haus jabatan atau kekuasaan.
“Cari pemimpin berkualitas. Itu saja ukurannya. Agama sudah banyak disalahgunakan sekarang ini,” katanya.
Sebelumnya, Buya menyoroti kondisi Jakarta yang akhir-akhir ini menjadi panas karena pemilihan kepala daerah. Buya Syafi’i meminta agar energi bangsa tidak hanya dihabiskan untuk kepentingan sesaat.
“Yang saya kadang-kadang sedih itu ya, ini Pilkada DKI ini menghabiskan energi bangsa, untuk apa sih?” katanya di gedung serbaguna Senayan, seperti dilansir detik.com, 30/3.
Buya Syafi’i pun meminta masyarakat tak melulu mengurusi Gubernur DKI nonaktif Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), yang terjerat kasus dugaan penistaan agama. Masyarakat hanya akan terpecah jika terus-menerus mengurusi perkara Ahok.
“Ahok diperkatakan, dipergunjingkan, dihujat, dihukum, habis energi kita. Pakai agama lagi, penista agama, dan orang yang mengatakan tidak ada penistaan, dihujat habis-habisan. Energi kita terbuang sia-sia untuk sesuatu yang menurut saya bukan masalah yang mendasar,” katanya.[]
(Liputan-6/Islam-Indonesia/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email