Diskriminasi agama, fanatisme, dan semangat anti asing serta upaya memanfaatkan kelompok-kelompok teroris atas nama Islam sedang berkembang biak di beberapa negara Eropa, Asia, Afrika, Timur Tengah, dan utara Amerika.
Begitu hal ini dilaporkan oleh Interpress Service hari ini.
Untuk itu, diperlukan sebuah usaha keras untuk menciptakan opsi-opsi pengganti dari realita pahit ini.
Hal ini termasuk agenda Markas HAM dan Dialog Dunia sebagai salah satu think tank yang berpusat di Jenewa. Turut hadir dalam pertemuan ini seluruh utusan dan wakil dari masyarakat muslim dan Kristen. Mereka mengkaji upaya keselarasan Islam dan Kristen dalam menghadapi isu-isu dunia.
William Lacy Swing, manajer Lembaga Internasional Imigrasi, dalam pertemuan ini menekankan supaya titik-titik keseragaman antar agama dikupas guna mengatasi perbedaan agama yang sengaja dimunculkan.
Hasan bin Talal dari Jordania melalui pesan video menegaskan urgensi koordinasi antar seluruh agama.
“Seluruh agama dan aliran kita menolak setiap aksi kekerasan dan aksi-aksi yang tidak berperikemanusiaan,” ujar Hasan dalam pesan tersebut.
Dr. Hanif Hasan Ali Qasim selaku ketua think tank tersebut menghimbau supaya memperoleh dukungan seluruh tokoh Islam dan Kristen guna membangun hubungan internasional antara Islam dan Kristen.
“Sekarang kita memiliki kesempatan emas untuk mengkaji keselarasan acuan antara Islam dan Kristen,” ungkapnya.
(Interpress-Service/Shabestan/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email