"Subhanallah, keren.. semoga tetap istiqomah." "Bangga punya kamu sebagai remaja Indonesia!" "Keren banget kamu Nak." Itulah komentar-komentar netter, Jumat (9/12/2016).
Begitulah salah satu komentar haru dari netizen saat membaca tulisan seorang pemilik akun Facebook dengan nama Afi Nihaya Faradisa.
Saat itu tulisannya menjadi viral. Afi mendadak tenar.
Tulisan Afi memang sangat inspiratif dan membuat banyak orang terpana. Dan baru-baru ini Afi memposting sebuah status yang sangat mengena. Coba simak, tulisannya!
BALADA POLITIK DAN TIM HORE DI MEDSOS
Saya pikir kalau selesai pilkada, beranda bakalan adem lagi. Eh ternyata masih parah.
Tapi biasanya yang suka 'berisik' itu kehidupan pribadinya gak bagus-bagus amat kok.
Sebab, orang hanya bisa memberi yang ia miliki. Itu adalah koentji.
Hanya orang yang bahagia yang bisa memberikan kebahagiaan.
Sebaliknya, jika yang seseorang miliki dalam hatinya hanyalah penderitaan, maka secara tidak sadar hal itu akan terlampiaskan keluar melalui berbagai bentuk ujaran kebencian, nyinyiran, ejekan, perdebatan yang impulsif, dan sebagainya.
Tidak percaya? Buktikan saja ;)
Lagipula, beratnya menjadi muslim seperti yang dikatakan rasul: "Muslim ialah orang yang menyelamatkan orang lain dari gangguan lidah dan tangannya."
Masih suka memprovokasi? Menghasut? Bergunjing? Mencaci? Memfitnah? Menyakiti orang lain dengan lidah dan tanganmu? Muslimkah engkau?
@afi.nihayafaradisa
Ada sebuah benang merah yang terhubung jika mengkaitkan tulisan Afi dengan sebuah 'kalimat sakti' yang selalu diucapkan Anies Baswedan saat menjadi timses Jokowi-Jk:
Perilaku pendukung, mewakili yang didukung.
Dan memang kenyataannya adalah hanya orang yang bahagia yang bisa memberikan kebahagiaan. Dan kebahagiaan itu terpancar dari para pendukung. Seperti mengirimkan karangan bunga, membuatkan lagu-lagu bahagia, dan melakukan banyak hal menyenangkan lainnya.
Sebaliknya jika seseorang didalam hatinya hanya memiliki penderitaan dan keterpurukan, secara tidak sadar itu akan merefleksikan kepada para pendukungnya dalam bentuk ujaran kebencian, fitnah, hasutan, demo yang anarkis.
Menjadi muslim seharusnya menyelamatkan orang lain dari gangguan lidah dan tangannya. Buakn malah menghasut dan memprovokasi..
Tulisan dek Afi sangat mengena dan menginspirasi.
Bagaimana menurut anda?
(Info-Teratas/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email