Pesan Rahbar

Home » » Orang-orang Tersohor Yang Tampil di Radio Al-Quran Mesir

Orang-orang Tersohor Yang Tampil di Radio Al-Quran Mesir

Written By Unknown on Friday 21 April 2017 | 19:46:00


Dengan berlalunya 53 tahun dari umur cannel radio al-Quran Mesir, masyarakat Mesir sangat tertarik, yang sejatinya hampir menyerupai seruan-seruan langit; suara-suara merdu seperti milik Abdul Basit, Syaikh Muhammad Rif’at, Syaikh Mahmoud Khalil Al Husary dll, dimana nama-nama mereka sangat berkaitan erat sekali dengan media ini.

Menurut laporan IQNA seperti di kutip dari al-Youm al-Sabi’, bulan Maret tahun 1964 dimulai penyiaran secara resmi radio al-Quran Mesir, dengan tujuan melawan pemikiran ekstrem yang baru muncul serta menghalau kemunculan nasakh penyelewengan al-Quran.

Abdul Qadir Hatim, menteri bimbingan Mesir saat itu dan pengawas kementerian informasi negara ini merekomendasikan kepada Jamal Abdul Nasir, presiden waktu itu agar meluncurkan radio al-Quran guna menyiarkan tilawah-tilawah rekaman al-Quran. Jamal Abdul Nasir menyetujui agenda tersebut dan dengan mengeluarkan perintah pendirian sebuah cannel radio khusus al-Quran, dimulailah penyiaran radio al-Quran Mesir pada tanggal 29 Maret 1964.

Dengan berlalunya 53 tahun dari umur cannel radio al-Quran Mesir, masyarakat Mesir sangat tertarik, yang sejatinya hampir menyerupai seruan-seruan langit. Di sini akan kami isyaratkan para qori terkemuka, yang mana namanya selalu berkaitan dengan radio al-Quran Mesir, dalam sepanjang aktivitas cannel radio ini, dibentuklah banyak komite yang terdiri dari para pengajar qiraat dengan tujuan identifikasi potensi-potensi gemilang dalam qiraat, tartil, tawasih dan lantunan doa guna memperkenalkan suara-suara asli.


1- Syaikh Muhammad Rif’at

Syaikh Muhammad Rif’at lahir pada bulan Mei tahun 1882 Masehi, di Kairo. Di usia 2 tahun ia kehilangan penglihatannya dikarenakan sakit. Ia menghafal al-Quran sejak dari umur 5 tahun dan menimba ilmu qiraat sepuluh, tafsir, dan kemudian ilmu naghom musik pada sejumlah ustad waktu itu.


Syaikh Muhammad kehilangan ayahnya saat umur 9 tahun, dan ia mengemban tanggung jawab keluarga, di seluruh kesukaran kehidupannya, ia berlindung pada al-Quran, meski tanpa ia kehendaki ia mendapatkan mata pencaharian dari qiraat al-Quran; pada tahun 1918 di usia 15 tahun ia menjadi qori al-Quran di masjid Fadhil Basha, yang terletak di kawasan Sayidah Zainab. Sejak saat itu ia mulai tersohor dan suaranya semakin memukau dan dengan fatwa Muhammad al-Ahmadi al-Dhawahiri, syaikh Al-Azhar waktu itu, agar membuka radio al-Quran Mesir pada tahun 1934 secara tidak resmi dan melantunkan tilawah pertama kalinya di tengah-tengah masyarakat Mesir dengan ayat pertama surah Al-Fath, Inna Fatahna Laka Fathan Mubinan.


2- Ustad Abdul Basit Abdus Somad

Syaikh Abdul Basit Abdus Somad lahir pada tahun 1927 di desa Al-Muzaazah, kota Armant yang terletak di propinsi Qana Mesir. Ia tumbuh di keluarga Qurani, kakeknya Abdus Somad termasuk salah seorang hafiz terkemuka Al-Quran yang menguasai hafalan, tajwid dan hukum-hukum Al-Quran dan kakek dari ibunya juga Abu Dawud termasuk salah seorang arif kota Armant. Demikian juga Ayah Abdul Basit Abdus Somad menguasai tajwid Al-Quran.


Di akhir-akhir tahun 1951, Syaikh Dhiba’, salah seorang pengajar al-Quran Mesir waktu itu meminta Abdul Basit untuk bekerjasama sebagai qori radio Mesir, namun ia menolak hal ini sampai pada akhirnya ia pun menerima permintaan tersebut. Syaikh Dhiba’ dengan mendapatkan rekaman tilawah Ustad Abdul Basit pada malam milad Sayidah Zainab (Sa) lantas ia memberikannya kepada komite evaluasi radio yang kebetulan semuanya sangat terkagum-kagum atas tilawah kuat, tingkat tinggi, kokoh, serta mahirnya Abdul Basit. Pada tahun itulah ia memasuki Rasio Mesir sementara saat ia melewati 50 tahun umurnya, ia berhasil meraih medali khusus radio al-Quran Mesir.


3- Syhaik Mahmoud Khalil Al Hussary

Al Hussary memulai karirnya dengan radio al-Quran lewat pengajuan permohonan ke jaringan radio ini pada tahun 1944 dan dengan berpartisipasi dalam ujian masuk, ia berhasil mengalahkan para rivalnya dan dikenal sebagai qori terkemua radio Mesir. Qiraat pertamanya diputar dari jaringan ini pada tanggal 16 November secara langsung.


Ia terkenal dengan suara istimewa; dikarenakan memiliki kemerduan tersendiri. Ustad Al Hussary termasuk para qori tersohor al-Quran di Mesir dan dunia Islam, ia orang pertama yang merekam al-Quran secara tartil dengan bacaan sepuluh. Al Hussary banyak melakukan lawatan ke negara-negara Islam dan barat dan melantunkan tilawah di majelis-majelis al-Quran, dengan suara indah dan merdunya, sejumlah non muslim pun memeluk Islam; demikian juga ia orang pertama yang melantunkan al-Quran dalam kongres Amerika dan mengumandangkan azan salat Zhuhur di PBB, ia juga melakukan lawatan ke sejumlah negara seperti Indonesia, Filipina, India, Cina, dan Inggris.


4- Mahmoud Ali Al Banna


Mahmud Ali Al Bana, tahun 1948 di usia 20 tahun dipekeruakan sebagai seotang qori dari radio al-Quran Mesir. Ia merupakan qori terkecil di jaringan radio ini. Ia menjadi qori masjid Malik, masjid al-Rifa'i, dan kemudian pada tahun 1959 menjadi qori masjid Imam Husein (As); pada tahun itu juga mendapatkan keputusan menjadi qari masjid Ahmadi kota Tanta. Lebih dari 21 tahun ia melantunkan tilawahnya di situ. Tahun 1980, ia kembali lagi ke masjid Imam Husein (As) dan melanjutkan rute Quraninya di situ.


5- Ustad Ahmad Nuaina

Ahmad Ahmad Nuanina termasuk qori tersohor radio al-Quran Mesir yang lahir pada tahun 1954 di kota Metoubes dan belajar SD dan SMP nya di kota tersebut dan menamatkan SMA nya di kota Rashid dan selanjutnya meneruskan ke fakultas kedokteran universitas Inskandariah dan setelah lulus, ia bekerja di rumah sakit universitas tersebut.


Ia menghafal al-Quran sedari umur 8 tahun dan mempelajari tajwid dari Ahmad al-Shawwa, Ustad Nuaina mengakhiri tilawah al-Quran dengan kalimat Shadaqallâh al-‘Aliyyul ‘Adzîm, dimana penutupan indah ini belum marak dikalangan para qori lainnya, menjadi daya Tarik tersendiri bagi para pendengar.


6- Muhammad Siddiq al-Minshawi


Al-Minshawi, termasuk salah seorang perintis qiraat yang mana tilawahnya sangatlah istimewa dibanding dengan yang lainnya, dengan metode istimewa dan berbalut kesedihan. Ia lahir di desa al-Bawarik, kota Minshat. Ia menamatkan hafalan al-Quran di usia 8 tahun dan tumbuh besar dalam sebuah keluarga penghafal al-Quran, ayahnya adalah Siddiq al-Minshawi, yang telah mengajarinya seni qiraat al-quran. Naghom qiraat al-Quran dalam Minshawi ini dapat kita namakan dengan Maktab al-Minshawi; Ustad al-Minshawi menyebarkan naghom Maurutsi dan termasuk salah satu abdi menonjol al-Quran; ia demikian juga digelari dengan Shaut al-Baki (suara yang menangis) dikarenakan tilawah istimewa dan dukanya.


7- Ustad Sayid Muhammad Naghsbandi


Sayid Naqshbandi adalah guru para madah dan sebuah maktab khusus dalam lantunan doa dan termasuk pembaca doa tersohor dan pembaca tawasih dalam sejarah nasyid religi Mesir; ia memiliki suara istimewa dan menurut para musisi, termasuk salah seorang yang memiliki suara terkuat dan terluas dalam sepanjang sejarah tilawah-tilawah yang direkam.

(Al-Youm-Al-Sabi’/IQNA/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Share this post :

Post a Comment

mohon gunakan email

Terkait Berita: