Pesan Rahbar

Home » » JK: Ketika Suu Kyi Masuk Politik, Ia Susah Selesaikan Masalah Rohingya

JK: Ketika Suu Kyi Masuk Politik, Ia Susah Selesaikan Masalah Rohingya

Written By Unknown on Thursday, 4 May 2017 | 18:08:00


Menurut Wakil Presiden Jusuf Kalla, dunia politik akan selalu dipengaruhi oleh berbagai hal tak terkecuali konstituen. JK menjelaskan, politik membutuhkan konstituen dan orang politik membutuhkan konstituen karena terpengaruh dari konstituennya sendiri.

“Kita lihat di Myanmar, walaupun Aung San Suu Kyi itu membela HAM mula-mulanya. Dia mendapat nobel karena itu. Tapi ketika dia masuk politik, maka susah menyelesaikan Rohingya. Jadi dia netral-netral saja,” kata JK di kantor wapres, Jakarta, seperti dilansir detik.com, 2/4.

Demikian halnya dengan soal agama dan suku yang juga tak bisa dipisahkan dengan Politik secara seratus persen. Singkatnya, dalam politik itu mengadung pengaruh dari luar.

“Apakah itu soal ideologi politik, soal agama, apakah itu soal ras,” katanya.

Karena itu, orang yang mengambil keputusan dalam dunia politik pasti tak lepas dari pengaruh lainnya. Sebagaimana di Indonesia, butuh puluhan tahun agar orang luar Jawa bisa menjadi presiden.

“Ini bukan soal apa-apa. Karena mayoritas pemilih di sini. Sama dengan Amerika juga, 240 tahun orang hitam bisa jadi presiden, yang dibilang mbahnya demokrasi. Jadi saling berpengaruh secara tidak langsung dan langsung,” kata pria kelahiran Bone ini.

Sebelumnya, Wakil Presiden menganggap konflik antara etnis Rohingya dengan penduduk lokal di Rakhine State adalah masalah internal Myanmar. Namun karena Indonesia adalah negara berpenduduk muslim terbesar, maka Indonesia punya kewajiban moral untuk membantu permasalahan tersebut.

Pada akhir bulan lalu (29/4), Pemerintah Indonesia menyatakan akan membangun rumah sakit di atas tanah seluas 4.000 meter persegi di Mnyanmar. Hal ini sebagai bentuk bantuan kesehatan jangka panjang Indonesia untuk kelompok masyarakat terpinggirkan Rohingya,kata Menteri Luar Negeri Retno Marsudi.

“Indonesia sudah menyelesaikan asistensi jangka pendek dalam bentuk bantuan humanitarian (kemanusiaan) darurat. Kini kami mengalihkan bantuan tersebut untuk proyek jangka panjang dan jangka menengah di berbagai bidang seperti kesehatan,” kata Retno saat menemui sejumlah wartawan satu hari menjelang KTT ASEAN di Manila.[]

(Detik-News/Islam-Indonesia/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Share this post :

Post a Comment

mohon gunakan email

Terkait Berita: