Imam Makshum as selain sebagai pemimpin zahir dan memimipin pemerintahan, mereka juga memiliki tanggung jawab sebagai penggerak batin dan pemimpin malakuti manusia.
Shabestan News Agency, jika manusia dalam keadaan bergerak maka mau tidak mau pasti ada yang menggerakannya, karena adalah hal tidak mungkin ada pergerakan namun tidak ada yang menggerakan. Meskipun di dalam Al-Qur’an hal ini atau sesuatu yang menggerakan tidak disebutkan, namun mengenai kata “sayr” disebutkan di dalam Al-Qur’an, Allah swt menyebutnya dengan “musayyir” dan “tasyiir”.
Seperti di dalam surat Yunus ayat 22 disebutkan “Dialah Tuhan yang menjadikan Kamu dapat berjalan di daratan, ( berlayar ) di lautan. Sehingga apabila kamu berada di dalam bahtera, dan meluncurlah bahtera itu membawa orang- orang yang ada di dalamnya dengan tiupan angin yang baik.”
Dan dalam surat Al-Kahfi ayat 47 juga disebutkan “Dan (ingatlah) akan hari (yang ketika itu) Kami perjalankan gunung- gunung dan kamu akan melihat bumi itu datar dan Kami kumpulkan seluruh manusia, dan tidak Kami tinggalkan seorang pun dari mereka.”
Imam Kazhim as dalam sebuah riwayatnya juga menjelaskan hakikat ini bahwasanya tidak ada sebuah pergerakan kecuali ada yang menggerakannya.
Dalam hal ini shalat dan puasa serat ibadah-ibadah lainnya yang dilakukan manusia masing-masing memiliki pergerakan dimana hal ini menjadikan perubahan dalam diri hamba yang ‘abid.
Imam Makshum as selain sebagai pemimpin zahir dan memimipin pemerintahan, mereka juga memiliki tanggung jawab sebagai penggerak batin dan pemimpin malakuti manusia.
(Shabestan/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email