Gerakan Persatuan Islam Lebanon, IUM menilai serangan teror di Tehran, Iran sebagai hasil dari lawatan Donald Trump, Presiden Amerika Serikat ke Arab Saudi.
Konferensi Riyadh yang dihadiri oleh Presiden Amerika dan beberapa petinggi negara Arab digelar pada akhir bulan Mei 2017 lalu.
Sementara itu, aksi teror terjadi pada 7 Juni 2017 di Makam Imam Khomeini dan gedung Parlemen Iran. Serangan teror Tehran menewaskan 15 warga Iran dan melukai 43 lainnya.
Sebagaimana dilaporkan situs berita El Nashra, Lebanon (8/6), Gerakan Persatuan Islam Lebanon, IUM dalam pernyataannya mengecam serangan teror Tehran dan menegaskan, serangan teror itu adalah salah satu hasil konferensi Riyadh dan indikasi upaya untuk menyeret kawasan ke arah perang bumi hangus.
Dalam pernyataan IUM disebutkan, serangan teror Tehran adalah hasil kedua konferensi Riyadh. Hasil pertama konferensi adalah pencurian terbesar sepanjang sejarah dimana sekitar 480 milyar dolar kekayaan Muslimin kawasan dirampok dan semua negara Arab kaya minyak di kawasan dirugikan.
Trump pada akhir Mei 2017 dalam lawatannya ke Saudi menandatangani kontrak penjualan senjata berat senilai 480 milyar dolar dengan Riyadh.
Gerakan Persatuan Islam Lebanon mengatakan, Hamas, Fatah, Jihad Islam dan kelompok-kelompok perlawanan Palestina yang lain, ditambah Hizbullah, Lebanon adalah pergerakan Islam dan sekalipun di semua konferensi, kelompok-kelompok ini disebut teroris, perlawanan akan tetap kokoh.
Presiden Amerika di konferensi Riyadh dalam pidatonya menyebut Hizbullah, Lebanon dan Hamas, Palestina sebagai teroris.
(El-Nashra/Pars-Today/Shabestan/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email