Pesan Rahbar

Home » » Sekjen PBNU: Mengembangkan Islam Bukan Dengan Cacian

Sekjen PBNU: Mengembangkan Islam Bukan Dengan Cacian

Written By Unknown on Saturday 10 June 2017 | 12:49:00


PBNU hari ini meluncurkan buku berjudul Miqat Miqat Kebinekaan; Sebuah Renungan Meramu Pancasila, Nasionalisme, dan NU sebagai titik perjuangan. Buku itu ditulis untuk menjawab kegelisahan akan aliran-aliran yang jauh dari nilai Islam.

"Buku ini ditulis oleh Sekretaris Jenderal PBNU, A Helmy Faishal. Sengaja buku ini menggunakan kata miqat dari bahasa Arab artinya batas. Jadi kalau orang berhaji atau umrah terkenal 2 miqat. Itu ada namanya miqat, ada miqat zamani berdasarkan waktu ada miqat makani berdasarkan ruang," kata Helmy dalam sambutannya di Kantor PBNU Jalan Kramat Raya No. 164, Senen, Jakarta Pusat, Jumat (9/6/2017).

Miqat kebinekaan artinya adalah gabungan antara batas waktu dan batas ruang. Dimensi ruang dan waktu itu kemudian bertemu menghadirkan sebuah kebersamaan berbuah kebhinekaan.

"Dan biasanya kalau orang sudah miqat itu (pada Haji atau Umrah) menggunakan kain ihram dan kita ketika itu kita dianggap sudah harus meninggalkan seluruh perkara-perkara mengenai keduniaan," jelas Menteri Pembangunan Daerah Tertinggal era Presiden SBY itu.

"Maka untuk itu buku ini hadir sebetulnya menjawab kegelisahan dari sekarang ini muncul aliran-aliran yang sekarang ini jauh dari Keislaman. Ada upaya-upaya pemaksaan kehendak baik itu melalui gerakan politik maupun melalui gerakan-gerakan yang seolah-olah mengatasnamakan Islam," sambungnya.

Helmy kemudian menyinggung gerakan radikal ISIS yang hari ini telah sampai di Filipina. Gerakan itu bahkan telah membuat kekacauan yang tempatnya sangat dekat dengan pulau terdepan Indonesia.

"Ini sebetulnya sudah memasuki warning, kewaspadaan tinggi bagi kita untuk bersama-sama menghadapi apa yang disebut sebagai gerakan terorisme global,"

Helmy menyebut perspektif dalam buku tersebut banyak pandangan keagamaan khususnya dari agama Islam. Nabi Muhammad, kata Helmy, mengajarkan Islam dengan kasih.

"Sehingga saya ingin menegaskan ulang bahwa Nabi Muhammad sendiri di dalam mengembangkan Islam itu selalu mengedepankan bil hikmati wal mauizatil hasanah. Seruan manusia di jalan Tuhan dengan cara-cara yang bijaksana dan dengan pengajaran-pengajaran yang baik," paparnya.

"Jadi bukan teror, bukan dengan bom, bukan dengan cacian, bukan dengan penghinaan, bukan dengan menebar kebencian, bukan dengan pembunuhan, bukan dengan cara-cara yang tentu tidak diajarkan oleh agama," pungkasnya.

(Detik-News/Shabestan/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Share this post :

Post a Comment

mohon gunakan email

Terkait Berita: