US war jets.
Seorang anggota parlemen Irak telah menyalahkan koalisi pimpinan AS yang konon melawan kelompok teroris Daesh Takfiri di negara tersebut dan negara tetangga Suriah karena membunuh ratusan tentara dan pejuang pro-pemerintah dari Mobilisasi Populer saat serangan udara terhadap tempat yang diduga persembunyian teroris.
Faleh al-Khazali, anggota komite keamanan dan pertahanan parlemen Irak, mengatakan dalam sebuah pernyataan pada hari Minggu (16/7) bahwa pesawat militer pimpinan AS telah menyerang pasukan Irak di banyak wilayah, dan membunuh ratusan di antaranya, Jaringan Berita Arab News melaporkan.
Khazali mencatat bahwa kontingen militer Barat "tidak serius memerangi militan Daesh, dan berusaha untuk mendukung mereka melalui pemeliharaan rute pasokan yang aman dan mudah diakses."
Anggota parlemen Irak selanjutnya meminta Komando Operasi Gabungan (Joint Operation Command - JOC) untuk "mengkoordinasikan, mengendalikan dan memberikan informasi yang lebih akurat mengenai serangan koalisi pimpinan AS dalam upaya mengurangi tewasnya warga sipil dan tentara pemerintah yang tidak bersalah."
Khazali menggarisbawahi bahwa tingkat kerusakan yang diakibatkan oleh pesawat tempur koalisi pimpinan AS dapat disurvei dengan baik di provinsi Anbar yang bermasalah, di mana tingkat kerusakan yang besar telah menunda kembalinya orang-orang yang kehilangan tempat tinggal ke daerah asalnya.
Polisi Irak menangkap pemimpin Daesh perempuan di Mosul
Sementara itu, pasukan keamanan Irak telah menangkap seorang wanita di Kota Tua Mosul, yang dianggap sebagai pemimpin wanita dari teroris Daesh.
Kantor berita Arab Shafaaq melaporkan pada hari Minggu (16/7) bahwa wanita tersebut, yang diidentifikasi dengan nama grilyanya Ahlam Mohsen Ali, ditangkap kurang dari seminggu yang lalu dengan saudaranya, seorang teroris terkemuka, saat pasangan tersebut berusaha melarikan diri dari perempat barat Mosul dan menyelinap ke sisi timur.
Wanita itu berasal di desa al-Houd di kecamatan Qayyarah, yang terletak di tepi barat Sungai Tigris dan sekitar 60 kilometer (35 mil) selatan Mosul. Dia meninggalkan suaminya beberapa bulan sebelum jatuhnya Mosul pada bulan Juni 2014, sambil mengumpulkan intelijen sensitif tentang personil keamanan Irak dan benteng mereka.
(Arab-News/Shafaq/Islam-Times/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email