Pesan Rahbar

Home » » Shaum Sya'ban Disambung Dengan Shaum Bulan Ramadhan

Shaum Sya'ban Disambung Dengan Shaum Bulan Ramadhan

Written By Unknown on Sunday 16 July 2017 | 09:43:00


Dari 'Ali bin Al-Hasan bin 'Ali bin Fadhdhâl dari a-yahnya dari Abû Al-Hasan Mûsâ Al-Ridhâ as berkata, "Barang siapa yang shaum tiga hari dari akhir Sya'bân dan menyambungkannya dengan bulan Ramadhân, niscaya Allah tuliskan (baginya) shaum dua bulan berturut-turut. Siapa yang shaum Ramadhân karena iman dan mengharap rela Allah, dia keluar dari dosa-dosa seperti pada hari dia dilahirkan oleh ibunya." Beliau berkata, "Telah menyampaikan hadîts padaku ayahku dari kakeknya as bahwa Rasûlullâh saw telah berkata, 'Siapa yang mendapatkan bulan Ramadhân, lalu dia tidak mendapatkan pengampunan, maka dia itu orang yang telah dijauhkan Allah. Siapa yang mendapatkan malam qadr, lalu tidak mendapatkan pengampunan baginya, maka dia itu telah dijauhkan Allah. Siapa yang aku disebutkan di sisinya, lalu dia ber-shalawât bagiku tetapi dia tidak mendapatkan pengampunan baginya, maka dia itu orang yang telah dijauhkan Allah.' Beliau ditanya, 'Wahai Rasûlullâh, bagaimana dia bershalawât bagimu dan dia tidak mendapatkan pengampunan Allah?' Beliau berkata, 'Karena dia bershalawât bagiku dan tidak bershalawât bagi keluargaku, maka shalawât itu dilipat lalu dipukulkan dengannya ke mukanya, dan bila dia ber-shalawât bagiku dan bagi keluargaku niscaya diampuninya.'" [1]

Dari Hârûn bin Muslim dari Al-Shâdiq Ja'far bin Muhammad dari ayah-ayahnya as berkata: Rasûlullâh saw telah berkata, "Sya'bân itu bulanku dan bulan Ramadhân itu bulan Allah yang maha berkah dan yang maha tinggi, maka siapa yang shaum sehari dari bulanku, wajib baginya surga, dan siapa yang shaum dua hari darinya adalah dia di antara teman-teman para nabi, para shiddîq, syuhadâ` dan shâlihîn pada hari kiamat, dan siapa yang shaum tiga hari adalah dia bersamaku dalam derajatku pada hari kiamat, dan siapa yang menshaumi bulan itu seluruhnya dan menyambungkannya dengan bulan Ramadhân, adalah hal itu pertobatan baginya dari setiap dosa yang kecil dan yang besar walau dari darah haram (dosa membunuh)." [2]

Dari Sulaimân Al-Marwizi dari Al-Ridhâ 'Ali bin Mûsâ as bahwa beliau berkata, "Siapa yang shaum bulan Ramadhân karena iman dan ihtisâb, niscaya diampuni segala dosanya yang terdahulu dan yang terakhir. Sesungguhnya bagi orang yang shaum itu tidak berjalan pena atasnya hingga dia berbuka selama tidak melakukan sesuatu yang membatalkan shaumnya. Dan sesungguhnya orang yang menunaikan haji tidak berjalan pena atasnya hingga dia kembali selama tidak melakukan sesuatu yang membatalkan hajinya. Dan sesungguhnya orang yang tidur itu tidak berjalan pena atasnya sampai dia bangun selama tidak melakukan yang haram. Dan sesungguhnya anak-anak tidak berjalan pena atasnya hingga dia dewasa. Dan sesungguhnya orang yang berjihad di jalan Allah tidak berjalan pena atasnya hingga dia kembali ke tempat tinggalnya selama tidak melakukan sesuatu yang membatalkan jihadnya. Dan sesungguhnya orang yang gila (hilang akal) itu tidak berjalan pena atasnya hingga dia sadar. Dan sesungguhnya orang yang sakit itu tidak berjalan pena atasnya hingga dia sehat." Kemudian beliau berkata, "Sesungguhnya barang dagangan Allah itu murah, ma-ka belilah barang-barang tersebut sebelum mahal (tak terbeli)." [3]

'Ali bin Abî Thâlib as berkata: Rasûlullâh saw berkata, "Sesungguhnya di antara Sya'bân dan Syawwâl ada bulan Ramadhân yang padanya Allah telah menurunkan Al-Quran. Ia adalah bulan Allah yang maha tinggi sebutan-Nya, ia bulan barakah, ia bulan maghfirah, ia bulah rahmah, ia bulan taubah, ia bulan inâbah, ia bulan pembacaan Al-Quran, ia bulan istighfâr, ia bulan shiyâm, ia bulan doa, ia bulan ibâdah, ia bulan thâ'ah (ketaatan, dan ia bulan pembebasan dari api neraka dan keberuntungan dengan surga. Barang siapa yang tidak mendapatkan pengampunan pada bulan Ramadhân, niscaya dia tidak diampuninya sampai setahun mendatang, maka siapa di antara kalian yang mempunyai keyakian yang kuat akan sampai umurnya ke bulan Ramadhân yang akan datang? Maka shaumilah ia dengan shaum orang yang tidak punya keyakinan bah-wa dia tidak akan shaum lagi setelahnya untuk selamanya, maka betapa banyak orang yang shaum pada tahun ini sedang tahun berikutnya sudah ditanam di dalam kubur dan hidup di dalam tanah kesepian lagi menyendiri! Semoga Allah membangunkan kalian dari tidur kaum yang lalai dan mengampuni dosa-dosa kami dan dosa-dosa kalian pada hari pembalasan." [4]

Dari Al-Mufadhdhal bin 'Umar berkata: Abû 'Abdillâh Al-Shâdiq as menyebutkan Innâ anzalnâhu. Maka beliau berkata, "Betapa jelas keutamaannya di atas sûrah-sûrah yang lain." Saya berkata, "Apa saja keutamaannya?" Beliau berkata, "Diturunkan wilâyah Amîrul Mu`minîn as padanya." Saya berkata, "Pada malam qadr yang kita mengharapkannya di bulan Ramadhân?" Beliau berkata, "Ia adalah malam yang ditentukan padanya langit dan bumi." [5]

Dari Zurârah bin A'yan dari Abû Ja'far Muha-mmad as berkata, "Islam telah dibangun di atas lima perkara: Di atas shalat, zakat, shaum, haji dan wilâyah. Dan Rasûlullâh saw telah berkata, 'Shaum itu perisai dari api neraka.'" [6]


Referensi:

[1] Fadhâ`il Al-Asyhur Al-Tsalâtsah, hadîts no. 109.

[2] Fadhâ`il Al-Asyhur Al-Tsalâtsah, hadîts no. 110.

[3] Fadhâ`il Al-Asyhur Al-Tsalâtsah, hadîts no. 111.

[4] Fadhâ`il Al-Asyhur Al-Tsalâtsah, hadîts no. 112.

[5] Fadhâ`il Al-Asyhur Al-Tsalâtsah, hadîts no. 116.

[6] Fadhâ`il Al-Asyhur Al-Tsalâtsah, hadîts no. 117.

(Abu-Zahra/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Share this post :

Post a Comment

mohon gunakan email

Terkait Berita: