Pesan Rahbar

Home » » Tugas Media Islam, Jelaskan Hakikat Islam dan Konspirasi Musuh

Tugas Media Islam, Jelaskan Hakikat Islam dan Konspirasi Musuh

Written By Unknown on Monday 10 July 2017 | 04:39:00


Perwalian Haram Suci Razavi mengatakan, tugas media-media Islam adalah menjelaskan hakikat Islam dan mengungkap konspirasi-konspirasi kubu imperialis dunia.

Astan News melaporkan, Hujatulislam Sayid Ebrahim Raisi, Perwalian Haram Suci Razavi di acara penutupan konferensi Asosiasi Radio-Televisi Islam ke-9 menegaskan bahwa hari ini salah satu tugas terpenting media-media Islam adalah menjelaskan keindahan beragama dan agama sentris. Ia menuturkan, Imam Ridha as bersabda, jika masyarakat mengetahui keindahan perkataan kami, pasti mereka akan mengikuti kami. Sekarang, menunjukkan keindahan-keindahan merupakan salah satu tanggung jawab media-media Muslim.

Anggota Dewan Tinggi Hauzah Ilmiah Khorasan itu menambahkan, media-media harus menunjukkan keindahan bertuhan dan keburukan kufur, keindahan persatuan dan keburukan perpecahan, keindahan independensi dan keburukan kehinaan, keindahan perlawanan dan keburukan menyerah, keindahan mengenal musuh dan keburukan tanpa kesadaran, keindahan visi sosial dan pengetahuan yang bermanfaat, ilmu yang berguna dan keburukan tidak melakukan apapun serta lemah.

Menurutnya, media-media imperialis berusaha menyebarkan budaya "menerima penindasan" di tengah bangsa-bangsa dunia dan menjajah mereka. Ia menjelaskan, sikap bertanggung jawab di berbagai arena sosial, politik dan mendahulukan orang lain di bawah naungan keridhaan Tuhan, merupakan karakteristik media-media Islam.


Prinsip Hollywood dalam Menciptakan Rasa Putus Asa

Anggota Majelis Khobregan Rahbari (Dewan Pakar Kepemimpinan Iran) menerangkan, kubu imperialis berusaha menyebarluaskan budaya putus asa dan putus harapan di seluruh penjuru dunia. Ia menuturkan, mazhab penantian berdiri melawan mazhab penindasan yang berusaha menyebarkan keputusasaan dan keyakinan bahwa kami tidak mampu. Hari ini, media-media dan alat propaganda musuh dan sinema Hollywood berupaya menciptakan masyarakat yang berputusasa dan mendiktekan ide "kami tidak mampu" kepada mereka.

Anggota Dewan Tinggi Hauzah Ilmiah Khorasan menjelaskan bahwa media-media Islam harus membawa kemuliaan dan kapabilitas kepada masyarakat dunia dan menuturkan, dengan memanfaatkan raksasa medianya, kubu imperialis berusaha menyebarluaskan rasa putus asa, lemah, menyerah di hadapan penindasan dan menerima kekalahan di hadapan imperialisme dan budaya Barat kepada masyarakat dunia.

Menurut Raisi, peran media-media dalam mewujudkan "Madinah Fadhilah" sangat determinan dan menerangkan, spiritualitas, akhlak, keamanan dan keadilan sosial, merupakan indikator-indikator utama dari cita-cita masyarakat Islam, dan infrastruktur kota ini adalah tauhid dan hukum Ilahi. Media-media harus menjelaskan indikator-indikator ini kepada masyarakat luas.


Kita Harus Takut Hanya kepada Tuhan

Hujatulislam Raisi dalam kelanjutan pidatonya, menyinggung ayat "Aladzina Yubalighuna Risaalatillah wa Yakhshaunahu wa la Yakhshauna ahadan illallah wa Kafa billahi hasiba" dan mengatakan, pada ayat-ayat yang berhubungan dengan masalah tabligh disebutkan dalam Al Quran tentang Khashyat yang berbeda dengan Khouf atau takut, makna hakiki Khashyat adalah bahwa dunia hanya dapat dipengaruhi oleh kehendak Tuhan, oleh karena itu Khashyat hanya kepada-Nya dan ini tidak lain adalah rahasia keberanian, anti-imperialisme dan menyampaikan kebenaran yang harus dimiliki oleh setiap media.

Ia menambahkan, media-media Islam harus menjelaskan kalimat kebenaran, keadilan, persahabatan, membela kaum tertindas dan mereka harus percaya bisa menarik pemirsa, pasalnya statemen semacam itu bersumber dari fitrah manusia. Hari ini kepedulian kepada sesama telah membuat tuli Dunia Barat, akan tetapi kepedulian ini bersumber dari kepentingan, sebaliknya kepedulian menurut Islam dilakukan untuk ridha Tuhan dan atas dasar kewajiban.

Menurut Raisi, Imam Ridha as adalah sumber persatuan dan pendekatan antarmazhab Islam. Ia menerangkan, kami berharap pertemuan semacam ini di Makam Suci Imam Ridha as dapat lebih mendekatkan hati, strategi dan metode media-media Islam.

Raisi menegaskan, tugas terpenting media adalah membangkitkan kesadaran dan menjelaskan realitas. Tugas penting media, katanya, adalah penyadaran, jika berbagai dimensi Islam dapat dijelaskan dengan baik dan substansi kelompok-kelompok Takfiri diungkap, mungkin hari ini kita harus berhadapan dengan bahaya terorisme dan tidak ada orang yang tertarik dengan kelompok-kelompok teroris buatan Zionis itu.


Media Harus Menyadarkan Masyarakat tentang Konspirasi Imperialis

Perwalian Haram Suci Razavi juga menyinggung soal kebengisan kubu imperialis di negara-negara kawasan dan menuturkan, Zionisme dengan menciptakan gerakan-gerakan berkedok Islam padahal menyerang Islam, sedang berusaha melemahkan Muslimin dan pasukan Islam sehingga masalah Palestina tenggelam dalam isu kelompok-kelompok Takfiri dan ISIS. Media bertanggung jawab untuk memberikan penyadaran dan penjelasan.

Raisi menilai politik yang dibarengi religiusitas adalah sumber utama agama Islam dan mengatakan, perang dunia pertama dan kedua, penindasan 70 tahun rezim Zionis Israel terhadap rakyat Palestina dan kondisi menyedihkan dunia hari ini adalah buah dari terpisahnya politik dari spiritualitas dan Imam Khomeini adalah penghidup politik yang disertai spiritualitas dan religiusitas di era ini.
Menurut Raisi, seni Islam adalah seni yang bercampur dengan hikmah. Ia menjelaskan, seni Islam selalu bercampur dengan hikmah. Di seluruh sudut Makam Suci Imam Ridha as dipenuhi oleh seni yang bercampur dengan hikmah. Seni jika terpisah dari spiritualitas, akan menjadi bahaya dan menyebabkan kemunduran masyarakat.

Raisi mengatakan, hari ini masyarakat Islam ingin menggapai sebuah tatanan sosial berasaskan Islam dan mengumumkannya kepada dunia. Islam, imbuhnya, menginginkan sebuah tatanan sosial berasaskan agama dan nilai-nilai kemanusiaan dan mengumumkannya kepada dunia. Untuk mewujudkan tujuan ini, kita harus mengenal zaman di mana kita hidup, kebutuhan zaman dan peran kita di zaman ini serta memainkan peran itu, oleh karena itu, media-media Islam harus memikul tanggung jawab besar ini dan menentukan berbagai dimensi tatanan sosial ini untuk masa depan dunia dan akhirat setiap manusia.

Di akhir pidatonya, Raisi menuturkan, langkah-langkah yang dilakukan media Islam harus dilengkapi dengan tekad ilmu dan visi jauh dan melihat masa depan. Kami yakin masa depan adalah milik orang-orang bertakwa dan orang saleh, karena ini adalah janji Tuhan. Masa depan bukan milik uang Saudi bukan pula milik kekuatan militer Barat, juga bukan milik pengkhiatanan Israel, tapi milik orang-orang bertakwa dan orang saleh.

(Astan-News/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Share this post :

Post a Comment

mohon gunakan email

Terkait Berita: