Sehari pasca hadiri Konferensi Tingkat Tinggi G-20 di Hamburg Jerman pada 7-8 Juli, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan disambut puluhan ribu demonstran dari Partai Rakyat Republik (CHP), yang dikenal sebagai partai oposisi pemerintah.
Massa aksi unjuk rasa terbesar dalam beberapa tahun terakhir oleh kelompok yang berseberangan dengan Presiden Recep Tayyip Erdogan itu memadati Istanbul, Turki, pada Minggu (9/7/2017). Lautan manusia tampak memenuhi sebuah lapangan di wilayah Maltepe, sisi Asia Istanbul, sebagai pamungkas aksi yang mereka sebut sebagai “Jalan Keadilan”.
Aksi ini merupakan akhir dari “long march” sejauh 450 kilometer dari Ankara ke Istanbul yang dilakukan pemimpin Partai Rakyat Republik (CHP) Kemal Kilicdaroglu, yang mulai berjalan kaki dari Ankara pada 25 hari lalu untuk meprotes penangkapan salah seorang anggota parlemen asal partai tersebut.
Aksi jalan kaki Kilicdaroglu ini pun dengan cepat berkembang menjadi aksi unjuk rasa massal menentang ketidakadilan di bawah pemerintahan Erdogan.
“Tak seorang pun boleh berpikir bahwa aksi ini adalah yang terakhir. Aksi ini adalah langkah pertama,” kata Kilicdaroglu di hadapan massa pendukungnya. “Semua orang harus tahu bahwa 9 Juli merupakan sebuah sejarah baru, kelahiran baru,” tambahnya.
Inilah aksi oposisi terbesar di Istanbul sejak unjuk rasa anti-Erdogan yang dipicu rencana renovasi taman Gezi pada Mei-Juni 2013. Padahal sejauh ini, biasanya hanya Erdogan yang mampu mengumpulkan massa dalam jumlah besar.
Benarkah Turki sedang mencari ‘keseimbangan’ baru politik dalam negerinya atau mustahilkah aksi unjuk rasa ini bakal berujung kudeta lanjutan yang kembali gagal seperti sebelumnya? Kita tunggu saja.
(Reuters/Islam-Indonesia/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email