Pesan Rahbar

Home » » Yudi Latif: Salah Paham Hubungan Agama-Pancasila Disebabkan ‘Oral Tradition’

Yudi Latif: Salah Paham Hubungan Agama-Pancasila Disebabkan ‘Oral Tradition’

Written By Unknown on Sunday, 9 July 2017 | 02:06:00

Foto: Setkab

Kepala Unit Kerja Presiden Pembinaan Ideologi Pancasila (UKP-PIP) Yudi Latif menilai, saat ini banyak warga yang tidak mengerti sepenuhnya hubungan antara agama dengan Pancasila. Mereka yang dikesankan sebagai anti-Pancasila sebenarnya tidak berarti seperti itu. Bisa saja mereka tidak mengerti sepenuhnya tentang konsep ini.

“Pendekatan kita sebenarnya pendekatan merangkul karena bisa jadi orang itu menolak Pancasila barang kali miss persepsi, barang kali belum sepenuhnya memahami,” kata Yudi sperti dilansir liputan6.com, 5 Juli.

Miss persepsi ini bisa disebabkan beberapa faktor. Yang biasa terjadi di Indonesia, miss persepsi terjadi karena adanya oral tradition. Oral tradition adalah pandangan yang berasal dari mulut ke mulut tanpa dapat dipertanggungjawabkan.

Hanya saja, masyarakat malah menanggap informasi itu sepenuhnya benar. Kemudian dilanjutkan dengan mengkritik pihak lain dengan informasi yang belum pasti kebenarannya itu.

Memang butuh waktu panjang untuk terus memberikan klarifikasi terhadap hal-hal seperti ini. Karena itu, dia akan terus merangkul bukan membuat jurang yang semakin lebar.

“Nanti terus terang kami akan mendatangi kelompok apapun dengan tanpa prasangka. Karena semangat kami merangkul semua kelompok masuk ke rumah bersama Pancasila itu,” ucap Yudi.

Bagi pria berkacamatan ini, agama dan Pancasila tidak bisa dibandingkan satu sama lain. Keduanya merupakan dua hal berbeda yang saling mengisi.

“Seolah-olah Pancasila dihadapkan dengan agama, seolah-olah apple to apple, seolah-olah agama dan Pancasila itu kategori yang sama. Padahal saya sering katakan Pancasila dan agama satu hal yang berbeda tidak bisa dibandingkan,” katanya.

Yudi mengibaratkan, agama sebagai sebuah menara yang menjulang tinggi atau vertikal. Setiap menara diisi oleh pemeluk agama masing-masing.

Setiap penghuni menara tentu harus berkomunikasi dengan penghuni menara lainnya. Karena itu, mereka butuh jembatan. Pancasila inilah yang menjadi jembatan bagi para penghuni menara untuk berkomunikasi dengan penghuni menara lainnya.

“Artinya, Pancasila memang tidak bertentangan dengan agama bahkan nilai agama pada Pancasila pun diekstraksikan dari nilai agama. Tetapi Pancasila bukan agama itu sendiri,” katanya.

Seperti diketahui, dalam rangka aktualisasi nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, pemerintah Republik Indonesia memandang perlu dilakukan pembinaan ideologi Pancasila terhadap seluruh penyelenggara negara yang terencana, sistematis, dan terpadu. Atas dasar pertimbangan tersebut, pada 19 Mei 2017, Presiden Joko Widodo menandatangani Peraturan Presiden tentang Unit Kerja Presiden Pembinaan Ideologi Pancasila.

Dalam Perpres itu disebutkan, Unit Kerja Presiden Pembinaan Ideologi Pancasila adalah unit kerja yang melakukan pembinaan ideologi Pancasila. UKP-PIP mempunyai tugas membantu Presiden dalam merumuskan arah kebijakan umum pembinaan ideologi Pancasila dan melaksanakan koordinasi, sinkronisasi, dan pengendalian pembinaan ideologi itu secara menyeluruh dan berkelanjutan. Yudi Latief yang menjabat sebagai ketua, bersama sembilan dewan pengarah lainnya dilantik oleh Presiden Joko Widodo pada tanggal 7 Juni 2017 di Istana Merdeka.[]

(Liputan-6/Islam-Indonesia/Nerbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Share this post :

Post a Comment

mohon gunakan email

Terkait Berita: