Pesan Rahbar

Home » » “Jangan Buaya Dibilang Tuna”, Sindiran Keras Warganet Untuk Anies

“Jangan Buaya Dibilang Tuna”, Sindiran Keras Warganet Untuk Anies

Written By Unknown on Tuesday 29 August 2017 | 11:05:00

Ilustrasi, Rizieq Shihab ( Tersangka Kasus Pornografi) bersama Anies Baswedan

Oleh: Iyyas Subiakto

Dalam ultah FPI yg keberapa ( memang sy tak pernah peduli mrk ultah atau tdk krn sy sll ingin muntah melihat kelakuan mrk). Disana yg mulia Tuan Anies Baswedan menyampaikan FPI telah merajut kebhinekaan Indonesia, lama sy melihat foto manusia celaka satu ini, dari mimiknya, matanya, bibirnya, cuma sy gak bs lihat isi celana dalamnya, kalau isi kepalanya kita sepakat memang tidak pernah bisa bermanfaat karena janjinya melompat2 dan menjadi pat gulipat.

Kita manusia Indonesia yg jumlahnya 250 jutaan dipaksanya menjadi amnesia seperti dia yg mulai melupakan janji kampanyenya. Bagaimana mereka membuat Jakarta porakporanda, sejak zaman Batavia mana pernah ada masjid menjadi neraka menolak mayat agar bisa dishalatkan, bahkan Djarot diusir selesai shalat jumat, kita pasti terus ingat, bahwa itu adalah sebuah niat jahat golongan umat yg mengaku pengikut Muhammad, tapi kelakuannya bejat seperti bangsat.

Selamat ultah FPI serasa ingin memcium didahi sambil meludahi. Ormas dgn atribut islam yg membuat kita panas dalam dan mengajari dendam, kerjanya cuma terima orderan demo dimana yg diperlukan, bahkan dibulan ramadhan mereka membuat keonaran, entah sejak kapan Tuhan melarang orang jualan, puasa minta dihormati dgn cara memaksa orang lain dgn jalan menyakiti dan menzholimi. Mengolok2 ulama, Pancasila dibilang Pancagila, umbaran kebencian terus diproduksi oleh ketuanya yg berjubah ulama kelakuannya direkam kak emma, bahwa dia ngos2an melayani firza. Sejak kapan dia cinta Indonesia kalau mereka adalah golongan yg sama mau memenggal idiologi kita, dia pikir kita lupa dan gila, ratusan rekaman ujaran keburukannya terhadap negara dan pemerintah yg syah tdk mungkin bisa dihapus dgn tisu basah seperti saat dia selesai mendesah, terpatri didalam hati kita, bgmn demo kolosal 7 jt manusia merangsek istana dgn tujuan terencana yg sudah terbaca apa maunya mereka.

Hello Pak Anies yg mulia, jangan mainkan kami dgn cara murahan seperti anda mempermainkan warga yg perutnya perlu sarapan, pagi anda kasi harapan, sore anda kelupaan bhw DP 0% menjadi DP nol beneran. Polesan kata dan gestur yg lembut ternyata isinya kentut, anda pikir kami bisa bertekuk lutut dengan ucapan santun yg ternyata penyamun.

Siapa yg tidak mengerti bhw anda dibantu FPI dan dibalut aura HTI yg mau mengganti idiologi untung Jokowi bernyali skrg mereka dihabisi, kalau tidak Jakarta bersyar’i bisa terjadi dan kita pasti saling menyakiti karena keberagaman yg ada akan dipaksa keseragaman yg belum tentu berguna utk bangsa dan negara, karena pilihan kami bkn bersyar’i, dihati kami sdh ada Pancalisa yg kami pahami bkn cuma kami nyanyikan seperti kalian, sehingga boro2 mau menjalankan sila pertama kpd Tuhan yg sudah kalian luluhlantakkan, bagaiman kalian mau berkeadilan.

Sekarang kami makin jelas melihat anda siapa dan mau apa, siapa dibelakang anda, serta apa tujuannya. Tidak usah bersandiwara mengumbar wibawa, seolah merakyat sampai ikut nyapu di Jepang, padahal sampah dan parkir liar di Tanah Abang mulai datang sesuai janji kampanye membangun tanpa menggusur, skrg mulai hancur.

Terbongkarnya Saracen yg didalamnya bgt banyak orang terlibat yg notabene adalah anda punya sahabat, bagaimana kami bs melihat anda bermartabat, kalau cara durjana itu ternyata telah dipakai sbg siasat untuk menjabat, sungguh diluar akal sehat didalam negara yg berdaulat kalian mau berkhianat, kelakuan ini hanya layak dilakuakn oleh orang yg otaknya berulat.

Begitu panjang catatan itu utk diungkapkan, baik yg dibelakang maupun dampaknya dimasa depan. Akankah masih ada harapan kewarasan dari orang yg pura2 negarawan pdhl sejatinya terhadap dirinya saja dia lupa apa yg pernah diucapkan, sekarang ada paksaan kita harus mengatakan TUNA padahal itu jelas BUAYA. mebedakan sisik saja dia lupa, karena dia tak peka dan tak tau meraba bagaimana Indonesia yg sebenarnya dgn rakyat 250 juta.

# Jangan percaya mulut buaya, krn indra perasanya tak ada, dia lupa mana bangke tuna dan mana bangke sepeda. dan yg pasti Bangkit Indonesia, jgn sampai dibangkekan orang2 picisan seperti mereka.

(suaraislam/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Share this post :

Post a Comment

mohon gunakan email

Terkait Berita: