Juru bicara Kementerian Pertahanan Rusia Mayor Jenderal Igor Konashenkov memberi pengarahan di kantor pusat kementerian di Moskow, Rusia, 20 Oktober 2016. (Foto: AP)
Rusia menuduh koalisi pimpinan AS secara “sistematis” telah melakukan pemboman infrastruktur ekonomi di Suriah namun tidak terhadap fasilitas produksi minyak yang diambil oleh teroris Takfiri Daesh.
Juru bicara Kementerian Pertahanan Rusia Mayor Jenderal Igor Konashenkov membuat pernyataan tersebut pada Rabu (4/1/17) beberapa jam setelah Direktur CIA John Brennan menyatakan bahwa Moskow melakukan sebuah “kebijakan bumi hangus” di Suriah.
“Brennan sangat menyadari fakta bahwa jauh sebelum serangan Rusia dimulai, … koalisi telah secara sistematis menghancurkan infrastruktur ekonomi Suriah untuk melemahkan pemerintahan yang sah …, yang mengakibatkan jutaan warga sipil mengungsi,” kata Konashenkov.
Dia lebih lanjut menuduh koalisi pimpinan AS tidak menargetkan ladang minyak yang dikuasai Daesh (ISIS) dalam pembomannya di negara Arab itu.
“Anehnya fasilitas minyak yang ambil alih Daesh (ISIS) tidak diserang koalisi, yang memungkinkan para teroris mendapat puluhan juta dolar per bulan melalui perdagangan minyak ilegal dan merekrut tentara bayaran dari seluruh dunia,” kata Konashenkov.
Pejabat Rusia juga menekankan bahwa Washington cepat atau lambat akan dituntut bertanggung jawab atas tindakannya di Suriah.
Moskow meluncurkan perang melawan Daesh dan teror lainnya di Suriah atas permintaan pemerintah Damaskus pada bulan September 2015. Serangan udara ini dimaksudkan untuk membantu pasukan Suriah dalam operasi kontraterorisme melawan militan yang didukung asing yang telah mendatangkan malapetaka di negara Timur Tengah sejak 2011.
Jet tempur Rafale Perancis lepas landas dari dek kapal induk Charles-de-Gaulle yang beroperasi di Laut Mediterania timur pada tanggal 9 Desember 2016, sebagai bagian dari serangan pemboman koalisi pimpinan AS yang katanya memerangi teroris Daesh. (Foto: AFP)
Sementara koalisi dipimpin AS juga telah melakukan serangan udara terhadap apa yang diduga posisi teroris Daesh di wilayah Suriah sejak September 2014 tanpa otorisasi dari Damaskus atau mandat PBB. Analis telah menilai serangan koalisi tidak berhasil karena mereka telah menyebabkan kematian warga sipil dan gagal untuk melawan terorisme.
Di tempat lain dalam komentarnya, Konashenkov menekankan bahwa gencatan senjata nasional di Suriah, yang mulai berlaku pada tanggal 30 Desember, bisa berjalan dengan kontribusi dari Iran dan Turki, bukan pemerintah AS atau CIA. Gencatan senjata, yang tidak berlaku untuk Daesh dan kelompok teroris Fateh al-Sham ini datang delapan hari setelah tentara Suriah mengumumkan kontrol penuh atas kota Aleppo yang disebutnya sebagai kemenangan yang “menghancurkan” bagi teroris.
(AP/AFP/Mahdi-News/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email