AFP/GETTY IMAGES
Qatar dikabarkan telah mengajukan komplain resmi ke Organisasi Perdagangan Dunia (WTO), yang bertujuan untuk menantang boikot perdagangan oleh Arab Saudi, Bahrain dan Uni Emirat Arab.
Langkah formal ini akan menjadi langkah awal dalam proses perdebatan WTO.
Ini berarti negara-negara harus duduk bersama dengan Qatar untuk bernegosiasi.
Tetapi jika tidak ada penyelesaian dalam waktu 60 hari, penyelesaian konflik tersebut akan diajukan ke panel yang ditunjuk oleh WTO.
Kantor berita Reuters melaporkan bahwa komplain tersebut telah diajukan.
WTO mengatakan kepada BBC bahwa mereka belum menerima laporan apapun sehingga tidak dapat mengkonfirmasi laporan tersebut.
Arab Saudi, Bahrain dan Uni Emirat Arab (UEA) memutuskan hubungan diplomatik dengan Qatar pada tanggal 5 Juni, terkait dukungan Qatar terhadap terorisme. Mereka juga memberi jangka waktu selama 14 hari kepada warga negara Qatar untuk meninggalkan wilayah mereka dan melarang warganya untuk bepergian ke atau tinggal di Qatar.
Qatar membantah keras tuduhan tersebut dan menolak syarat-syarat untuk pencabutan sanksi tersebut.
Mesir juga memutus hubungan diplomatik dengan Qatar, namun tidak memberlakukan pembatasan terhadap 180.000 warganya yang tinggal di sana. Ini kemudian diikuti oleh Yaman, Maladewa dan pemerintah timur Libya.
Selain itu, Arab Saudi, UEA, Bahrain dan Mesir menutup akses wilayah udara untuk pesawat Qatar, dan mengatakan bahwa maskapai asing harus meminta izin untuk terbang ke Qatar.
Negara kaya minyak ini telah lama mempraktikkan kebijakan luar negeri yang ketat terhadap tetangganya, namun setidaknya ada dua isu utama yang membuat konflik dengan negara tetangganya dalam beberapa tahun terakhir.
Salah satunya adalah dukungan Qatar terhadap kelompok radikal Islam. Qatar mengakui bahwa mereka telah memberikan bantuan kepada beberapa orang, seperti Ikhwanul Muslimin, namun membantah membantu kelompok militan yang terkait dengan al-Qaeda atau yang disebut Negara Islam (ISIS).
Isu utama lainnya adalah hubungan Qatar dengan Iran, Kekuatan Muslim Syiah adalah saingan regional utama Arab Saudi.
(BBC-Indonesia/suaraislam/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email