April Fuller menghadapi banyak respon beragam setelah mengumumkan keislamannya.
Menurut laporan IQNA, menurut pengumuman Dewan Hubungan Islam – Amerika (CAIR), sekitar 7 juta muslim tinggal di Amerika dan menurut laporan kelompok politik luar negeri, Islam adalah agama terbesar kedua dan sedang berkembang pesat di dunia.
Himpunan dokumentasi informasi agama Amerika juga mengabarkan kehadiran sekitar 4 ribu muslim di propinsi Mississippi.
Salah satu muslim Mississippi adalah April Fuller; seorang remaja putri dan setelah memeluk Islam, ia melihat kedamaian khusus dalam agama ini.
Ia mendapat bombardir pelbagai pesan setelah mengumumkan kemualafan dirinya dalam laman Facebooknya.
Pendeta gereja yang memiliki deduksi keliru tentang Islam menulis untuknya, sekarang menurut keyakinan agama kalian, saya adalah seorang kafir dan musuh anda. Sangat memalukan anda berpaling dari Tuhan yang sangat sayang (Masih) dan komitmen dengan seorang nabi pendusta!
Namun sahabat karib kecilnya menulis, saya tahu orang lain akan menyakitimu; namun ini adalah keputusanmu dan semoga baik buatmu.
Paman April juga seorang pendeta gereja Baptist di kota Raleigh, Mississippi, yang memiliki 1500 penduduk dan banyak simpatisan.
Fuller memeluk Islam sementara keluarganya adalah penganut Kristen yang taat, karena untuk pertama kali bagi dirinya melihat sebuah agama dengan logika yang tepat.
April adalah seorang pelajar kesusastraan Inggris dan seorang yang berkeyakinan. Ia mengerti akan adanya Tuhan, namun keyakinan Kristen tentang Baptis tidak selaras dengan logikanya.
Ia kenal dengan seorang remaja muslim saat duduk di bangku kuliah dan ini yang menyebabkan ia mengenal Islam.
Ia mengatakan, saya berbicara tentang Islam dengan sahabatku, semakin banyak ia menjelaskan Islam kepada saya semakin banyak pula saya menemukan arti Islam tersebut.
April menambahkan, Islam memiliki logika. Dalam Kristen harus menerima keyakinan secara membabi buta. Sudah sangat lama saya terdiam saat memiliki pertanyaan; namun dalam Islam keraguan dan kebimbangan adalah hal yang diterima dan diupayakan untuk menjawabnya.
Fuller mengatakan, saya tahu kemusliman dirinya akan mendapat banyak respon; namun ia tidak menyangka akan mendapat respon separah ini di Facebook, sementara mayoritas kawan-kawannya sangat gampang menerima perubahan ini, namun generasi sebelumnya kebanyakan tidak bisa menerima masalah ini.
Salah seorang anggota gereja dimana Fuller sebelum muslim sempat pergi kesana, tidak menerima akan kemusliman dirinya, di laman Facebooknya ia menulis, hati saya sangat sakit untuk seorang remaja putri, yang datang ke gereja dan bermunajat.
Seseorang yang menjadi panutan bagi para remaja lainnya sehingga mereka komitmen dengan keyakinan-keyakinannya serta tidak malu dengan ke-kristenannya.
Kakek April Fuller juga tidak setuju dengan keputusan cucunya dan setelah mendapatkan informasi tentang kemusliman cucunya, langsung ia mengkontak dan menanyakan apakah engkau ingin meledakkan seluruh gedung secepatnya (isyarat serangan teroris yang dilakukan dengan mengatasnamakan Islam).
Meski keluarga dari pihak ayah April belum bisa mengenyampingkan keputusan tersebut, namun keluarga pihak ibu menyambutnya dengan baik.
Ibuku yang Mensuport Agar Mendengarkan Seruan Hatiku
April mengatakan, ibuku senantiasa mensuportku agar mendengarkan seruan hatiku dan ia juga sedang menelaah tentang Islam sehingga ia tahu bagaimana dapat membantuku.
Meski ia juga kehilangan sejumlah kawan dikarenakan keputusannya; namun ia juga menemukan teman-teman baru dan pada masa kuliah, ia menemukan rumah baru dengan bergabung ke himpunan para mahasiswa muslim.
April setelah memeluk Islam pada masa kuliah, maka ia tidak memiliki perilaku-perilaku non Islam dan hijabnya menyebabkan baju-bajunya lebih tertutup.
Tidak ada masjid di kota Oxford, tempat universitas Mississippi, dimana April belajar di situ dan ia bersama teman muslimnya pergi ke kota Memphis setiap hari Minggu guna beribadah, meski salat sehari-harinya dilakukan dengan sendiri.
April mengatakan, akhirnya kutemukan kedamaian yang tidak aku temukan dalam Kristen, sekarang aku tahu apa yang aku yakini, siapakah aku dan hendak aku apakan hidupku. Untuk pertama kalinya aku merasa tahu apa yang aku perbuat. Sungguh menarik aku mendapatkan ketenangan dalam agama dimana negaraku mengkaitkannya dengan kebencian.
(IQNA/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email