Pesan Rahbar

Home » , » Pentingnya Pusat Kebudayaan Mahdawiyat Dalam Masyarakat Intizhar

Pentingnya Pusat Kebudayaan Mahdawiyat Dalam Masyarakat Intizhar

Written By Unknown on Monday 21 August 2017 | 21:31:00


Dimana kebudayaan Mahdawiyat ini nantinya memiliki tujuan, arah politik dan pengelolaan yang biasa pada umumnya, supaya dapat menghasilkan masyarakat Islam dan pemerintahan Islam serta persiapan untuk kemunculan Imam Zaman afs.

Salah seorang anggota penelitian ilmu-ilmu dan budaya Islam, Hujjatul Islam Rahim Kargar dalam sebuah Channel Telegramnya menulis tentang “kajian dan analisa akhir zaman dan tanda-tanda kemunculan Imam Zaman afs”.

Pada hakikatnya “budaya Mahdawiyat” adalah sebuah budaya istiqamah, keadilan, rasionalitas, keamanan, spiritualitas, kesetaraan, penghambaan, kebebasan dan kesucian. Dan adalah sangat penting sekali jika mentransfer budaya ini ke dalam masyarakat.

Dan tidak bisa dipungkiri bahwa untuk melembagakan budaya ini di dalam masyarakat butuh kepada politik dan kebijakan-kebijakan serta langkah-langkah yang tidak sedikit, dan untuk merealisasikan hal tersebut baik dalam pelaksanaan dan sebagainya harus dimulai dari pembuataan markas budaya penanti Imam Zaman afs, kemudian setelah itu front budaya Mahdawiyat akan terbentuk dan menyebar di masyarakat.

Dimana kebudayaan Mahdawiyat ini nantinya memiliki tujuan, arah politik dan pengelolaan yang biasa pada umumnya, supaya dapat menghasilkan masyarakat Islam dan pemerintahan Islam serta persiapan untuk kemunculan Imam Zaman afs.

Kemunculan Imam Zaman afs terealisasi dengan adanya syarat-syarat yang telah disebutkan, jadi selama syarat-syarat tersebut belum terjadi maka kemunculan Imam Zaman afs tidak akan terjadi, namun tanda dan ciri-ciri terdapat berdasarkan hadits Imam Makshum as, yang akan terjadi sebelum atau jelang kemunculan Imam Zaman afs, dan masing-masing tanda semakin mendekatkan kemunculan Imam afs.

Salah satu di antara syarat-syarat sebuah revolusi dan mewujudkannya ialah tentang bagaimana bentuk penerimaan orang-orang terhadapnya, yakni jika orang-orang tidak menginginkannya maka secara zahir syaratnya belum terpenuhi dan kebangkitan Imam Zaman afs pun tidak terealisasi, seperti halnya kebangkitan Imam Husain as karena tidak adanya keikutsertaan orang-orang kala itu maka Imam Husain as mereguk kesyahidan.

(Shabestan/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Share this post :

Post a Comment

mohon gunakan email

Terkait Berita: