Pesan Rahbar

Home » » Budha Indonesia: Myanmar Tak Pantas sebagai Negara Buddhis

Budha Indonesia: Myanmar Tak Pantas sebagai Negara Buddhis

Written By Unknown on Tuesday, 5 September 2017 | 13:43:00

Warga etnis Rohingya di Myanmar mengungsi dari wilayah konflik (Foto: Reuters)

Aksi kejam yang dilakukan militer Myanmar terhadap etnis muslim Rohingya yang terjadi di Rakhine, juga menyisakan duka bagi umat Buddha di Indonesia. Keluarga Buddhayana Indonesia (KBI) sebagai wadah bagi Sangha Agung Indonesia (Sagin) dan Majelis Buddhayana Indonesia (MBI) mengutuk keras tindakan kekerasan tersebut.

Umat buddha Indonesia itu menganggap, tindakan yang dilakukan oleh para tentara Myanmar itu perilaku biadab dan pengecut. Bagaimana mungkin pasukan bersenjata lengkap beraninya hanya dengan wanita, anak–anak bahkan bayi. Mereka menganggap Myanmar tak lagi pantas sebagai negara Buddhis.

“Perbuatan biadab dan pengecut itu akan memetik karma yang sangat berat (Garukha) sehingga mereka akan terlahir di neraka yang paling jahanam (Avicci).”demikian pernyataan dari KBI dan MBI dalam keterangan tertulisnya, Minggu 3 September 2017.

KBI dan MBI menyampaikan sikapnya tersebut usai melakukan pertemuan Majelis-majelis Agama Buddha pada tanggal 30 Agustus 2017 di Jakarta Selatan Pertemuan tersebut dilakukan untuk merespon dan mengkutuk kekerasan dan krisis kemanusiaan yang melampaui batas kemanusiaan, di Rakhine Myanmar yang telah terjadi berulang kali.

Demi mendukung agar konflik dan kekerasan ini dapat segera diakhiri KBI menghimbau, pertama, agar semua umat Buddha di Indonesia untuk turut bahu membahu dengan segenap komponen masyarakat dan komunitas lintas agama di tiap daerah untuk mengumpulkan bantuan kemanusiaan guna membantu saudara- saudara kita Rohingya yang kini mengalami penderitaan luar biasa.

Kedua, mereka mendorong pemerintah agar turut aktif memfasilitasi perdamaian di Myanmar melalui forum ASEAN dan PBB sehingga kekerasan dapat segera dihentikan sehingga tercapai keamanan, perdamaian dan stabilitas berkelanjutan di Myanmar demi kepentingan umat manusia.

Ketiga, kekerasan dan kejahatan kemanusiaan adalah musuh bersama semua agama. KBI tidak mendukung segala tindak kekerasan atas nama agama apapun dan dimanapun.

Keempat, KBI mengajak semua komponen masyarakat untuk bersama-sama memikirkan langkah lanjutan untuk membantu krisis kemanusiaan ini antara lain dengan turut meringankan beban para pengungsi korban-korban kekerasan tersebut dengan bekerjasama dengann komunitas lintas agama dan pemerintah.

Kelima, KBI sebagai komponen Agama Buddha Indonesia sejak dahulu hingga sekarang telah mempraktikkan hidup bersama dalam keanekaragaman sebagaimana yang dijadikan semboyan persatuan bangsa: Bhinneka Tunggal Ika, Tan Hana Dharma Mangrwa.

Karya leluhur yang diwariskan oleh leluhur bangsa Indonesia lewat karya Mpu Tantular ini menjadi panutan umat Buddha yang hidup dengan penuh harmonis dengan agama agama lain serta semua komponen bangsa lainnya di Indonesia.

Dan konflik di Myanmar yang melibatkan agama dan etnis sama sekali telah menabrak budaya luhur bangsa dan kehidupan beragama yang telah lama dibangun di Indonesia.

Keenam, perbuatan jahanam dan pengecut yang dilakukan oleh aparat keamanan Myanmar lebih dari pantas untuk dihukum sebagai kejahatan internasional atas kemanusiaan.

KBI mengharapkan melalui pernyataan sikap ini dapat menjadi suatu dorongan bagi segenap jajaran KBI untuk terus mendukung segala upaya luhur dengan memberikan bantuan kemanusiaan kepada saudara–saudara kita, Rohingya, guna meringankan penderitaan korban kekerasan di Rakhine serta turut aktif mendorong terciptanya perdamaian dan keamanan di Rakhine, Myanmar.

(Reuters/Satu-Islam/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Share this post :

Post a Comment

mohon gunakan email

Terkait Berita: