Aung San Suu Kyi dikenal sebagai pemimpin yang menyerukan perdamaian dunia. Akan tetapi, dengan membela kejahatan yang dilakukan atas warga muslim Rohingya, ia telah menodai hadial Nobel Perdamaian yang pernah ia terima.
Pada suatu saat, foto Aung San Suu Kyi pernah dipampang di sebuah bangunan kota Brussel, Belgia, yang berdampingan dengan lembaga-lembaga milik Uni Eropa.
Suu Kyi pernah menerima hadiah Sakharov karena komitmen menyebarkan kebebasan berpandapat dan juga hadiah bergengsi Nobel Perdamaian.
Suu Kyi adalah seorang politikus yang dikenang sejarah sebagai wanita lembut dan berhati lunak. Akan tetapi, ia sekarang telah menodai hadiah Nodel Perdamaian ini dengan darah warga muslim Rohingya.
Setiap hari kita mendengarkan berita menyakitkan tentang pembantaian dan kejahatan dari seantero dunia. Akan tetapi, ketika kita mendengar sebuah kejahatan terhadap sebuah etnis hanya dengan alasan mereka pemeluk Islam, maka seluruh wujud kita diselimuti oleh rasa protes.
Para penentu kebijakan dunia dan media-media global tidak pernah memahami kejahatan-kejahatan yang menimpa warga muslim.
PBB hanya memilih bungkam. Dengan sikap ini, lembaga dunia ini sekali menekankan animo “dunia lebih besar dari angka lima”. Seandainya pun lembaga ini melakukan sebuah gerakan, gerakan ini sangat lemah sehingga tidak bisa menyembuhkan penyakit apapun.
Satu hal yang harus kita lakukan sekarang adalah mengenal kejahatan-kejahatan yang menimpa kawasan-kawasan nun jauh dan mengecam keras para pembela pelakunya.
[Sumber: Koran Star]
(Star-Daily/Shabestan/Berbagai-Sumber-Laun/ABNS)
-ed.jpg)
Post a Comment
mohon gunakan email