Pesan Rahbar

Home » » Jika Myanmar Abaikan Rohingya, Indonesia-Malaysia Siap Hengkang Dari ASEAN

Jika Myanmar Abaikan Rohingya, Indonesia-Malaysia Siap Hengkang Dari ASEAN

Written By Unknown on Sunday 17 September 2017 | 00:55:00


Dalam pertemuan tertutup, Malaysia akhirnya satu sikap bersama Indonesia mendukung usulan pembahasan krisis kemanusiaan di Myanmar dalam forum ASEAN Inter-Parliamentary Assembly (AIPA).

Malaysia mengundang delegasi Indonesia yang hadir dalam AIPA ke-38 di Hotel Shangri-La Makati, Manila, Filipina, Jumat (15/9/2017). Dalam pertemuan tertutup sore tadi, Malaysia yang diwakili oleh Ketua Parlemennya, Dato’ Sri Haji Ismail Bin Haji Mohamed Said meminta Indonesia menjelaskan hasil mediasi dengan Myanmar yang difasilitasi Ketua AIPA Pantaleon D. Alvarez.

“Kami bilang, kalau memang tidak mau membahas, yang jelas sudah terjadi krisis kemanusiaan. Tapi mereka tidak mau disebut demikian. Kita turunkan akhirnya jadi humanitarian issue, mereka tetap menolak. Kita turunkanlah lagi menjadi humanitarian issue di ASEAN. Mereka tetap tidak mau,” ucap Wakil Ketua DPR Fadli Zon.

Fadli menegaskan Indonesia tidak bermaksud mencampuri urusan internal negara lain. Dia juga menilai Myanmar justru mengulur waktu dengan mengusulkan dibahas tahun depan saja. Padahal situasi ini sangat mendesak.

Ketua Badan Kerja Sama Antar-Parlemen Nurhayati Ali Assegaf juga menunjukkan kekecewaannya bahwa Myanmar malah salah satu delegasinya merupakan duta besar. Padahal seharusnya dalam forum ini hanya anggota parlemen yang punya suara.

Nurhayati kemudian mengungkit kesepakatan tahun lalu antara 50 negara yang 49 di antaranya mendesak Myanmar untuk menyetop kekerasan kepada etnis Rohingya. Dalam forum internasional tersebut delegasi Myanmar sendiri mengakui adanya kekerasan.

“Mereka mengakui bahwa ini ada kekerasan. Ini dari speakernya Myanmar. Tapi mereka bilang kalau ini teroris. Mereka bilang, Myanmar selalu menolak datangnya bantuan logistik,” ucap Nurhayati Ali Assegaf.

“Jadi kalau tidak mau dibahas, kita pulang saja. Bungkus semua (usulan rancangan di AIPA). Kalau perlu kita keluar dari ASEAN,” imbuh Nurhayati.

Penjelasan Indonesia kemudian disambut positif oleh delegasi Malaysia. Mereka akhirnya bergabung melihat keseriusan langkah Indonesia yang menyebut ini sebagai extaordinary situation.

“Kita akan mendukung Indonesia. Kalau terjadinya mau pulang, bungkus, jadi kita bungkus sama-sama. Ini bukan soal Myanmar saja, tapi ini soal kemanusiaan,” kata Dato’ Sri Haji Ismail Bin Haji Mohamed Said.

Fadli kemudian mengusulkan agar sekretariat kedua negara bersama-sama menyusun rancangan usulan baru. Kesepakatan akhirnya ditutup dengan jabat tangan antara Fadli dengan Ismail. Fadli juga sempat menyerahkan cendera mata kepadanya.

(Islam-Indonesia/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Share this post :

Post a Comment

mohon gunakan email

Terkait Berita: