Derita Muslim Rohingya membuat dunia Islam meradang. Berbagai tanggapan muncul sebagai reaksi atas perlakuan keji militer Myanmar terhadap Muslim. Syabab Mujahidin, afiliasi Al-Qaeda di Somalia juga ikut memberikan pernyataan, dimana AQAP (Al-Qaeda Yaman) dan Taliban juga telah memberikan tanggapan.
Berikut pernyataan resmi pemimpin umum Syabab Mujahidin Somalia atas genosida militer Myanmar pada Muslim Rohingya.
***
Segala puji hanyalah milik Allah, Rabb semesta alam. Shalawat dan salam semoga tercurahkan kepada nabi dan rasul paling mulia, pemimpin kita, Muhammad; kepada ahli keluarganya dan seluruh sahabat-sahabatnya.
Kabar yang berasal dari daerah Arakan, Myanmar (Burma) tentang saudara-saduara kami se-Islam yang mengalami penindasan di sana sungguh membuat hati kami pilu.
Betapa perihnya hati kami mendengar jeritan dan teriakan meminta pertolongan yang mengguncang telinga di seluruh dunia tersebut. Tetapi, tidak ada yang bersikap sebagaimana (Khalifah) Al-Mu’tashim guna menghentikan kezaliman dan penganiayaan tersebut.
Beberapa statistik menyebut bahwa korban jiwa sudah mencapai ribuan. Sementara itu, puluhan ribu telah mengungsi dengan mempertaruhkan nyawa mereka di laut demi menyelamatkan diri dari pembunuhan oleh orang-orang Budha yang sangat piawai dalam menggunakan metode paling buruk dan bengis dalam pembunuhan, penyiksaan, dan pengusiran terhadap saudara-saudara kami se-Islam, Rohingya.
Hal ini terjadi tanpa ada pengutukan dan penginkaran secara aktif guna menghentikan penindasan orang Budha. Peristiwa ini mengajak setiap Muslim untuk berfikir (jernih), selain mengingatkan kemunafikan Internasional dan kezaliman Tatanan Kafir Dunia.
Terkhusus manakala kita mengkomparasikan tanggapan mereka (dunia internasional) hari ini dengan tanggapan mereka tatkala etnis Yazidi di Irak berteriak meminta pertolongan. Untuk menolongnya, dengan sigap maka berangkatlah pesawat tempur Amerika dan Inggris. Bergeraklah perangkat-perangkat intelijen dan militer. Mobilisasi media yang besar juga ikut mendukungnya, yang terkadang meski hal itu bertolak belakang dengan tingkat solidaritas internasional terhadap minoritas tersebut.
Meski jumlah Muslim di Myanmar hanya sekitar 5 sampai 8 juta jiwa, namun moyoritas mereka mendapat penyiksaan yang buruk sejak beberapa dekade waktu yang pahit. Dunia tidak tergerak sedikitpun untuk menyediakan tempat tinggal buat Rohingya, meski musuh-musuh mereka telah menghalangi mereka dan mereka terpisah-pisah.
Dunia hanya bisa pengecam dan mengutuk tatkala para pembunuh dan pendosa terus menerus menumpahkan darah dan menyakiti umat Islam Rohingya dengan metode teror paling bengis yang pernah dikenal umat manusia. Meski demikian, kami belum pernah mendapati kelompok Budha tersebut dimasukkan dalam daftar teroris. Kelompok tersebut justru semakin tenggalam dalam kedunguannya di bawah naungan pemerintahan Myanmar yang bejat.
Akar krisis Muslim Rohingya telah terjadi sepanjang perjalanan sejarah. Mereka termasuk suku imigran yang paling miskin di Myanmar. Paling sedikit mengenyam pendidikan. Paling banyak pengangguran, kebutuhan, serta mengalami penindasan dan kesewenang-wenangan.
Pada era 70an dan 80an, pemerintah Myanmar telah mengusir ratusan ribu Muslim Rohingya ke Banglades yang letaknya bersebelahan dengannya. Politik pemerintah yang zalim dan penuh penindasan itu terus terjadi sampai hari ini untuk menampilkan cermin realita, yaitu gambaran permusuhan terang-terangan orang kafir dan para penjahat terhadap umat Islam yang lemah secara terbuka. Tidak menghiraukan nilai kemanusiaan dan agama. Sebabnya tidak lain karena keislaman dan keimanan mereka kepada Allah Yang Maha Esa.
Allah ta’ala berfirman, “Dan mereka (orang kafir) menyiksa orang-orang mukmin itu hanya karena mereka beriman kepada Allah Yang Mahaperkasa, Maha Terpuji” [QS. Al-Buruj: 8]. Juga firman-Nya, “Mereka (orang kafir) tidak akan berhenti memerangi kamu sampai kamu murtad dari agamamu, jika mereka sanggup” [QS. Al-Baqarah: 217].
Kondisi kita seperti ini telah disampaikan oleh Nabi saw yang jujur lagi terpercaya. Abu Daud meriwayatkan dari Tsauban bahwa Rasulullah saw pernah bersabda, “Hampir saja umat-umat (yang kafir) memperebutkan kalian sebagaimana berkerumunnya orang-orang memperebutkan makanan.” Salah seorang sahabat bertanya, “Apakah karena sedikitnya kita (umat Islam) ketika itu?” Beliau menjawab, “Justru kalian pada waktu itu jumlahnya banyak. Akan tetapi kalian laksana buih di lautan. Allah mencabut kewibawaan kalian di hati musuh-musuh kalian, serta menimpakan Wahn ke dalam hati kalian.” Seorang kembali bertanya, “Wahai Rasulullah! Apakah Wahn itu?” Beliau menjawab, “Cinta dunia dan benci pada kematian.”
Hadits ini merupakan argumentasi yang gamblang akan pentingnya berkomitmen berjihad demi menjaga kewibawaan umat Islam di mata musuh-musuh mereka. Hal inilah yang pertama kali kami serukan kepada saudara-saudara kami se-Islam di Myanmar.
Allah ta’ala berfirman, “Dan persiapkanlah dengan segala kemampuan untuk menghadapi mereka dengan kekuatan yang kamu miliki dan dari pasukan berkuda yang dapat menggentarkan musuh Allah, musuhmu, dan orang-orang selain mereka yang kamu tidak mengetahuinya; tetapi Allah mengetahuinya.” [QS. Al-Anfal: 60].
Oleh itu, penuhilah perintah Allah dan Rasul-Nya saw. Tegakkanlah kewajiban jihad agar kalian bisa keluar dari lobang kehinaan menuju atmosfer kemulian. Allah berfirman, “Wahai orang-orang beriman! Penuhilah seruan Allah dan rasul, apabila dia menyerumu kepada sesuatu yang memberi kehidupan kepadamu, dan ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah membatasi antara manusia dan hatinya, dan sesungguhnya kepada-Nya lah kamu akan dikumpulkan” [QS.Al-Anfal: 24]
Lalu, wahai umat Islam di setiap tempat, terkhusus di Bangladesh, Malaysia, India, dan Indonesia! Ketahuilah bahwa musibah yang menimpa Rohingya hari ini akan menimpa kalian, jika kalian rela akan kehinaan dan diam seribu bahasa atas korban jiwa mereka (Rohingya); tanpa berbuat apa pun yang bisa menghibur duka dan kepedihan mereka.
Kalian hari ini dituntut untuk bersikap kesatria dan jujur atas keislaman dan persaudaraan kalian yang merupakan rahasia kekuatan dan keberhasilan kalian. Ingkarilah kezaliman besar ini. Bersegeralah membantu umat Islam yang lemah dengan berbagai cara yang memungkinkan. Ini karena orang-orang beriman itu bersaudara.
Allah ta’ala berfirman, “Dan mengapa kamu tidak mau berperang di jalan Allah dan (membela) orang-orang lemah, baik laki-laki, perempuan, maupun anak-anak yang berdoa, ‘Ya Rabb kami! Keluarkanlah kami dari negeri ini (Mekah) yang penduduknya zalim. Berilah kami pelindung di sisi-Mu, dan berilah kami penolong di sisi-Mu” [QS. An-Nisa’: 75].
Sebagaimana kami juga berpesan kepada saudara-saudara kami di al Qaeda di Anak Benua India—semoga Allah memuliakan mereka—untuk mengumpulkan kekuatan mereka guna menuntut balas atas perlakuan orang-orang Budha. Hendaklah hal itu mereka tergetkan sebagai pelajaran bagi setiap orang yang nekat mengganggu umat Islam di mana pun mereka berada.
Meski secara geografi kami jauh dari Arakan, namun kami saat kami berjihad di Timur Afrika mata kami senantiasa melihat ke arahnya dan ke arah setiap krisis yang menimpa umat Islam yang lemah. Untuk itulah kami mengdeklarasikan jihad. Demi tujuan itulah, kami berjuang di jalan ribath. Dan demi mengangkat kehinaan dan mengembalikan wibawa dan kemuliaan kembali umat Islam, kami siap mengemban apa pun.
Ya Allah yang menurunkan al Quran, menjalankan awan, dan menghancurkan pasukan Ahzab! Hancurkanlah orang-orang kafir dan orang-orang murtad.
Ya Allah! Bantulah saudara-saudara kami seislam di Burma dan di setiap tempat.
Ya Allah! Limpahkanlah petunjuk kepada umat ini, yang di dalamnya orang yang menaati-Mu akan dimuliakan, orang yang mendurhakai-Mu akan dihinakan, kebaikan akan diperintahkan, dan kemungkaran akan dilarang.
(Jihadology/Seraa-Media/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email