Ilustrasi
Kendati kekerasan yang dilakukan militer Myanmar terhadap etnis Rohingya terus meningkat, Rezim Zionis masih bersikeras menjual senjata kepada pemerintah Myanmar.
Harian Israel, Haaretz, menulis:”Rezim Myanmar terus meningkatkan tindak kekerasan terhadap muslimin Rohingya. Data dari PBB menunjukkan, sekitar 60 ribu etnis Rohingya kabur dari Rakhine untuk menyelamatkan diri. Berita ini didukung dengan foto-foto yang diambil oleh satelit. Namun tak satupun dari fakta-fakta ini yang merubah sikap Kementerian Perang Israel. Israel tetap melanjutkan penjualan senjata kepada pemerintah Myanmar.”
Media-media melaporkan penemuan 26 jasad para pengungsi Rohingya, termasuk anak-anak, di sebuah sungai yang melintasi perbatasan antara Myanmar dan Bangladesh.
Meski PBB dan para peneliti dari Universitas Harvard melaporkan bahwa genosida masih berlangsung, Israel enggan menghentikan penjualan senjatanya kepada Myanmar.
Jenderal Min Aung Hlaing, seorang petinggi militer Myanmar, pergi ke Israel pada tahun 2015. Dia bertemu dengan para produsen perangkat perang Rezim Zionis. Delegasi yang dipimpinnya juga bertemu dengan Reuven Rivlin, presiden Israel. Mereka juga mengunjungi sejumlah pangkalan militer dan menemui para kontraktor militer.
Michal Ben-baruch, ketua kantor internasional kerjasama pertahanan Israel (SIBAT) juga diberitakan pernah mengunjungi Myanmar di musim panas 2015. Para petinggi militer Myanmar mengaku, mereka membeli sejumlah kapal patroli dari Israel dalam kunjungan tersebut.
(Liputan-Islam/SuaraIslam/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email