Pesan Rahbar

Home » » Sangat Memuaskan, Berikut Ini Hasil Diplomasi Menlu Retno Dengan Aung San Suu Kyi dan Panglima Militer Myanmar

Sangat Memuaskan, Berikut Ini Hasil Diplomasi Menlu Retno Dengan Aung San Suu Kyi dan Panglima Militer Myanmar

Written By Unknown on Tuesday, 5 September 2017 | 11:40:00


Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno LP Marsudi menggelar serentetan pertemuan dalam kunjungannya di Nay Pyi Taw, Myanmar, Senin (4/9/17).

Diplomat senior itu langsung menemui tokoh-tokoh penting di Myanmar dalam rangka mencari solusi bagi persoalan warga Rohingya di Negara Bagian Rakhine.

Retno langsung menemui Panglima Angkatan Bersenjata Myanmar Jenderal Senior U Min Aung Hlaing dan State Counsellor Aung San Suu Kyi.

Sebagaimana siaran pers Kemlu RI, pertemuan Retno dengan Suu Kyi berlangsung dalam suasana hangat.

“Saya hadir di Myanmar membawa amanah masyarakat Indonesia yang sangat khawatir terhadap krisis kemanusiaan di Rakhine State dan agar Indonesia membantu. Saya juga membawa suara dunia internasional agar krisis kemanusiaan di Rakhine State dapat segera diselesaikan" ujar Retno saat bertemu Suu Kyi.

Selanjutnya, Retno menyampaikan usulan Indonesia bertitel Formula 4+1 untuk Rakhine State.

Empat elemen pertama dalam formula itu adalah mengembalikan stabilitas dan keamanan, menahan diri secara maksimal dan tidak menggunakan kekerasan, memberikan perlindungan kepada semua orang yang berada di Rakhine State tanpa memandang suku dan agama, serta segera membuka akses untuk bantuan kemanusiaan.

“Empat elemen pertama merupakan elemen utama yang harus segera dilakukan agar krisis kemanusian dan keamanan tidak semakin memburuk," tuturnya.

Di luar empat elemen itu masih ada satu lagi. Yakni elemen tentang pentingnya mengimplementasikan rekomendasi Advisory Commission on Rakhine State pimpinan Kofi Anan.

Upaya Retno mendekati Myanmar pun membuahkan hasil. Capaian penting dalam misi diplomasi kemanusiaan itu adalah disepakatinya Indonesia dan ASEAN terlibat dalam penyaluran bantuan kemanusiaan di Rakhine State.

Mekanisme penyaluran dipimpin oleh Pemerintah Myanmar, namun melibatkan Komite Internasional Palang Merah (ICRC) dan beberapa negara termasuk Indonesia dan ASEAN.

Dalam pemberian bantuan ini, Indonesia selalu menekankan bahwa bantuan harus sampai kepada semua orang yang memerlukan tanpa kecuali.

“Tanpa memandang agama dan etnis,” tulis siaran pers Kemlu

Sedangkan mengenai implementasi rekomendasi laporan Kofi Annan, pemerintah Myanmar akan membentuk komite implementasi.

Selain itu, Myanmar juga akan membentuk badan penasihat untuk mengawasi implementasinya.

Alumnus jurusan Hubungan Internasional FISIPOL Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta itu dalam pertemuan tersebut juga menyampaikan kepedulian dan komitmen tinggi LSM kemanusiaan Indonesia terhadap Myanmar.

Dalam kaitan itu pula Retno menyampaikan tentang peluncuran Aliansi Kemanusiaan Indonesia untuk Myanmar (AKIM) pada tanggal 31 Agustus 2017.

Aliansi itu terdiri dari 11 organisasi kemanusiaan yang memprioritaskan bantuannya pada empat hal.

Yaitu pendidikan, kesehatan, ekonomi dan relief. Komitmen bantuan yang diberikan oleh AKIM sebesar USD 2 juta.

"Saya mengharapkan pemerintah Myanmar agar dapat melanjutkan pemberian akses kepada AKIM karena selama ini telah bersama Pemerintah Indonesia dalam melaksanakan beberapa program," harapnya


Di Depan Menlu Retno, Panglima Myanmar Jelaskan Kondisi Rakhine

Tiba di Myanmar, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi langsung melakukan pertemuan dengan Panglima Angkatan Bersenjata Myanmar, Jenderal Senior Min Aung Hlaing.

Pertemuan yang dilangsungkan di Ibu Kota Naypyidaw itu membicarakan situasi terkini Negara Bagian Rakhine yang saat ini sedang diterpa krisis kemanusiaan Rohingya.

"Dalam pertemuan, Jenderal Senior menjelaskan situasi nyata soal serangan teroris ARSA ke daerah Buthitaung dan Maungdaw di Negara Bagian Rakhine," tulis pernyataan di Facebook resmi Jenderal Min Aung Hlaing.

"Lalu, Jenderal Senior dan Menlu Retno bertukar pikiran mengenai bantuan kemanusiaan untuk warga Rakhine," pernyataan itu melanjutkan.

Hari ini, Menlu Retno Marsudi bersama Duta Besar RI untuk Myanmar Ito Sumardi direncanakan melakukan serangkaian pertemuan. Selain panglima, mereka akan bertemu State Counsellor Myanmar, Aung San Suu Kyi.

Menlu juga membahas progres pembangunan Rumah Sakit Indonesia yang terletak di Myauk U, Rakhine State.

"Pembangunan tahap pertama Rumah Sakit Indonesia telah selesai dilakukan. Tahap pertama ini meliputi pengurukan tanah sehingga rumah sakit tersebut tidak rentan terhadap banjir serta pembangunan pagar," tutur Menlu Retno dalam keterangan yang diterima Liputan6.com Senin (4/9/2017).

Menurutnya, saat ini pembangunan Rumah Sakit Indonesia sudah memasuki tahap II, yaitu untuk ruang dokter dan perawat. Rencananya, rumah sakit ini akan selesai dalam dua bulan.

Setelah itu, tahap III berupa pembangunan gedung utama rumah sakit akan dimulai. Bangunan Rumah Sakit itu menempati tanah sekitar 8.000 m2 dan luas bangunan lebih dari 1.000 m2.

Pelaksanaan pembangunan rumah sakit sepenuhnya dilakukan kontraktor dan pekerja Myanmar, yang terdiri dari warga Rakhine dan umat muslim.

Diharapkan proses pembaruan melalui kegiatan ekonomi tersebut akan membantu proses rekonsiliasi ketegangan antarkomunal yang terdiri di Rakhine State.

Pembangunan Rumah Sakit Indonesia ini, menurut Menlu Retno Marsudi, sangat diharapkan di wilayah tersebut.

Ia berharap, dengan selesainya pembangunan rumah sakit tersebut, pelayanan kesehatan untuk semua masyarakat di Rakhine State akan dapat dilakukan dengan baik.

(JPNN/Liputan-6/Info-Teratas/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Share this post :

Post a Comment

mohon gunakan email

Terkait Berita: