Ilustrasi
Suatu hari Rasûlullâh saw melewati kuburan yang baru yang di situ keluarganya masih berkumpul dalam keadaan sedih karena ditinggal mati oleh orang yang dicintainya. Kemudian beliau saw berdiri di hadapan mereka dan mengatakan bahwa penghuni kubur itu telah melupakan dunia mereka seluruhnya, dan yang dia dambakan dari orang yang hidup adalah dua raka‘at yang ringan (rak‘ataini khafîfatain ).
Malam pertama bagi mayyit yang dikuburkan merupakan malam yang sangat berat dirasakan olehnya, dan karena itu Rasûlullâh saw menganjurkan kepada keluarganya untuk mendirikan shalat dua raka‘at, dan dua raka‘at yang enteng ini sangat dinanti oleh orang yang telah meninggal.
Shalat ini suka disebut shalat wahsyah , wahsyah artinya kesedihan, kemurungan atau kerisauan. Maka shalat wahsyah itu sangat berguna untuk menghilangkan kesedihan dan kerisauan penghuni kubur. Shalat ini juga ada yang menyebutnya shalat uns , uns adalah kebalikan dari wahsyah. Dan juga disebut sebagai shalat hadiah, sebab pahalanya dihadiahkan kepada orang yang telah mati.
Adapun bacaannya, maka pada yang raka‘at pertama setelah Fâtihatul Kitâb membaca Qul Huwallâhu Ahad dua kali, dan pada raka‘at yang keduanya setelah Fâtihatul Kitâb membaca sûrah Alhâkumut Takâtsur sepuluh kali. Setelah shalat, membaca shalawât atas Nabi dan keluarganya, lalu hadiahkan pahalanya kepada orang yang meninggal.
عَنْ حُذَيْفَةَ بْنِ الْيَمَانِ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ ص لَا يَأْتِي عَلَى الْمَيِّتِ سَاعَةٌ أَشَدُّ مِنْ أَوَّلِ لَيْلَةٍ فَارْحَمُوا مَوْتَاكُمْ بِالصَّدَقَةِ فَإِنْ لَمْ تَجِدُوا فَلْيُصَلِّ أَحَدُكُمْ رَكْعَتَيْنِ يَقْرَأُ فِي الْأُولَى بِفَاتِحَةِ الْكِتَابِ مَرَّةً وَ قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ مَرَّتَيْنِ وَ فِي الثَّانِيَةِ فَاتِحَةَ الْكِتَابِ مَرَّةً وَ أَلْهَاكُمُ التَّكَاثُرُ عَشْرَ مَرَّاتٍ وَ يُسَلِّمُ وَ يَقُولُ اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَ آلِ مُحَمَّدٍ وَ ابْعَثْ ثَوَابَهَا إِلَى قَبْرِ ذَلِكَ الْمَيِّتِ فُلَانِ بْنِ فُلَانٍ فَيَبْعَثُ اللَّهُ مِنْ سَاعَتِهِ أَلْفَ مَلَكٍ إِلَى قَبْرِهِ مَعَ كُلِّ مَلَكٍ ثَوْبٌ وَ حُلَّةٌ وَ يُوَسَّعُ قَبْرُهُ مِنَ الضِّيقِ إِلَى يَوْمِ يُنْفَخُ فِي الصُّورِ وَ يُعْطَى الْمُصَلِّي بِعَدَدِ مَا طَلَعَتْ عَلَيْهِ الشَّمْسُ حَسَنَاتٍ وَ تُرْفَعُ لَهُ أَرْبَعُونَ دَرَجَةً
Dari Hudzaifah bin Al-Yamân berkata: Rasûlullâh saw telah berkata, "Tidak datang kepada mayyit satu saat yang sangat keras selain dari awal malam (dikuburkan), maka sayangilah mautâkum (orang-orang yang telah meninggal dunia di antara kamu) dengan sedekah, maka jika kalian tidak mendapatkan (harta untuk disedekahkan) hendaklah shalat salah seorang dari kamu shalat dua raka'at; dia baca pada raka'at pertama Fâtihatul Kitâb satu kali dan (sûrah) Qul Huwallâhu Ahad dua kali. Dan pada raka'at kedua Fâtihatul Kitâb satu kali dan (sûrah) Alhâkumut Takâtsur sebanyak sepuluh kali, setelah taslîm (mengucap salâm), dia mengucapkan: Allâhumma shalli 'alâ muhammadin wa ãli muhammad, wab'ats tsawâbahâ ilâ qabri dzâlikal mayyit Fulânibni Fulân (Ya Allah curahkanlah shalawât atas Muhammad dan keluarga Muhammad, dan kirimkanlah pahalanya ke kubur mayyit itu Fulân bin Fulân (Fulânah binti Fulân). Maka pada saat itu juga Allah mengutus seribu malak ke kuburnya, bersama setiap malak ada busana dan perhiasan, dan diluaskan kuburnya dari kesempitan sampai sangkakala ditiup, dan kepada orang yang mendirikan shalat diberikan dengan sejumlah kebaikan yang matahari terbit atasnya, dan diangkatkan baginya empat puluh derajat."
(Abu-Zahra/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email