Masjid di Kalijodo yakni Al-Mubarokah, kini rampung pembangunannya pada Selasa (26/9/2017).
Masjid yang berada di Jalan Tubagus Angke, Kecamatan Tambora, Jakarta Barat ini, menampilkan budaya Betawi modern, sehingga membuat suasana menjadi sejuk saat melaksanakan ibadah shalat.
Hal itu, diungkapkan Sukur (31), pengunjung di Ruang Terbuka Hijau (RTH) Kalijodo Kelurahan Pejagalan, Penjaringan, Jakarta Utara.
Saat dia masuk ke dalam masjid yang diperkirakan luas bangunannya mencapai 550 meter persegi itu, sangat terasa sejuk.
Masjid ini digagas mantan gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahja Purnama (Ahok).
Warga Ciracas, Jakarta Timur serta berprofesi pegawai swasta di Kawasan Thamrin, Jakarta Pusat ini, mengakui, baru kali ini menyambangi masjid dengan arsitektur bangunannya terlihat unik dari luar dan dalamnya.
“Saya shalat di sini sama istri dan saya karena memang habis berkunjung ke RTH Kalijodo ya. Datang ke sini, lihat masjid ini.
Ternyata masjid ini baru selesai dibangun. Bangunannya jikalau pendapat saya ya unik pak. Sejuk. Dibilang jika masjid ini nuansa betawinya berasa, memang terlihat sekali betawinya ya. Enggak norak juga pak. Rapih, dan memang bagian luarnya tadi di depan saya lihat masih ada yang dirapihkan ya sama pekerja bangunan. Bagus pak, sejuk dan mau tidur di sini rasanya. Ha-ha-ha-,” paparnya.
Sementara itu, salah seorang warga di wilayah Tambora, Jakarta Barat, Jainal (41), mengakui, masjid Al-Mubarokah dahulunya terlihat rapuh.
Bahkan kurang diminati warga untuk menjalani ibadah shalat.
“Di beberapa bagian temboknya, dulu memang nampak ringkih. Sekarang jujur saja tenang ya, dan shalat menjadi khusyuk. Suasananya juga bernuansa baru. Serba bersih. Dulu, mana ada ya ke sini menjalankan ibadah shalat. Sejak ini masjid dibangun lebih terlihat lebih baik lagi ya malah ramai. Sering saya shalat di sini, karena sejuk juga dan lebih terlihat modern. Katanya, masjid ini dibangun nuansa budaya betawi kan dan alhamdulillah menurut saya bagus sekali,” katanya.
Pantauan Warta Kota, tak nampak kubah pada atap masjid Al-Mubarokah.
Bentuk atap warna merah ini limas segi empat, dan dihiasi sebuah toa atau pengeras suara di puncak atapnya itu.
Tidak jauh, terdapat menara yang tingginya itu melebihi atap masjid.
Menara itu nampak ada sebuah kubah berukuran kecil, yang tingginya pun berkisar 30 meteran.
Nampak dari luar, pada bagian atas yang dekat dengan tiang bangunan masjid, nampak pagar kayu yang bentuknya pun mirip dengan budaya betawi.
Walau tudak begitu banyak tanaman di halaman masjid, susana religi semakin terasa kala menginjak ubin lantai dasar.
Kentalnya budaya betawi pada lantai dasar itu, sangat terasa kala melongok ke sebuah lampu gantung.
Terhitung, ada sembilang lampu hias menghiasi bagias atas lantai dasar itu.
Selain itu nampak beberapa anak tangga yang menuju ke lantai dua tersebut. Tangga itu juga nampak bersih.
Ketika melongok bagian dalam lantai dua, ada ruang shalat berjamaah dan juga mimbar yang letaknya tepat di tengah.
Suasana yang islami religi ini makin terasa saat melihat tulisan arab kaligrafi yang menghiasi tembok masjid itu.
Tak hanya itu, sebuah lampu hias yang ukuran cukup besar juga membuat para warga selesai menjalani ibadah shalat, cukup terpukau.
Pada lampu hias yang menggantung itu, bentuknya bulat serta berwarna hitam.
Bahkan, ada sebuah ruangan lagi yang dipakai untuk warga.
Ruangan tersebut ialah aula yang dapat dipakai warga untuk menggelar sebuah acara pernikahan.
Ruang aula tersebut, terlihat tidak begitu besar namun diperkirakan mampu menampung kurang lebih 100 orang.
(Tribun-News/suaraislam/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email