Sheikh Tamim bin Hamad Al Thani, Emir Qatar.
Sheikh Qatari Tamim bin Hamad Al Thani telah memperingatkan bahwa setiap tindakan militer terhadap negara Teluk Persia itu akan membenamkan wilayah ini ke dalam kekacauan sewaktu perselisihan diplomatik berlanjut antara Doha dan kelompok negara yang dipimpin oleh Saudi.
"Saya takut jika terjadi sesuatu, setiap tindakan militer terjadi, kawasan ini akan kacau balau," kata Sheikh Tamim dalam sebuah wawancara dengan jaringan televisi Amerika CBS yang akan disiarkan Minggu (29/10) malam.
Dia juga mencatat bahwa Presiden AS Donald Trump telah menawarkan untuk menjadi tuan rumah pertemuan di antara sisi-sisi yang berselisih dalam krisis Teluk Persia di Camp David, namun blok yang dipimpin Saudi tidak menanggapi usulan tersebut.
“Trump telah menyarankan agar kami datang dan saya langsung memberitahunya, 'Mr. Presiden, kami sangat siap, saya sudah lama meminta dialog. Seharusnya pertemuan ini segera berlangsung, tapi saya tidak mendapat tanggapan dari negara lain," kata emir Qatari.
Pada bulan Juni, Arab Saudi, Mesir, Bahrain, dan UEA memberlakukan embargo perdagangan dan diplomatik ke Qatar, menuduh Doha mendukung terorisme, sebuah tuduhan ditolak keras oleh Doha.
Kuartet yang dipimpin oleh Saudi menyodorkan daftar tuntutan pada Qatar dan memberinya sebuah ultimatum untuk mematuhi atau menghadapi konsekuensi. Tuntutan tersebut mencakup penutupan saluran Al Jazeera, menyingkirkan pasukan Turki dari tanah Qatar, meninggalkan kerjasama dengan Iran, dan mengakhiri hubungan dengan gerakan Ikhwanul Muslimin Mesir.
Doha, bagaimanapun, menolak untuk memenuhi tuntutan tersebut dan mencela mereka karena tidak beralasan.
Awal bulan ini, mantan wakil perdana menteri Qatar Abdullah bin Hamad al-Attiyah mengatakan kepada harian ABC Spanyol bahwa UEA telah merencanakan sebuah invasi militer ke Qatar dengan ribuan tentara bayaran yang dilatih di AS, namun gagal untuk mendapatkan dukungan Washington.
(CBS/Islam-Times/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email