Konferensi Moderasi dalam Islam diselenggarakan atas prakarsa cabang Lembaga Internasional para alumni Al-Azhar di Indonesia.
Menurut laporan IQNA dilansir dari al-Youm al-Sabi’ Mesir; cabang Lembaga Internasional para alumnus Al-Azhar di Indonesia bekerjasama dengan pemerintah setempat, propinsi Nusa Tenggara Barat, menyelenggarakan konferensi nasional keempatnya untuk para alumni Indonesia universitas Al-Azhar.
Konferensi ini akan diselenggarakan dengan tema "Moderasi dalam Islam; Dimensi dan Tendensi”, dari tanggal 17-20 Oktober dan Dr. Abbas Shuman, Wakil Syaikh Al-Azhar, Osama Yasssin, Wakil Ketua Majma’ Jahani Alumni Al-Azhar, Prof Dr.Abdul DayemNusair, Sekjen Lembaga Internasional Alumni Al-Azhar dan penasihat Syaikh Al-Azhar termasuk sejumlah tokoh yang hadir dalam konferensi ini.
Dalam konferensi 4 hari ini, ada 3 poros yang dibahas dan dijadikan tukar pendapat, dimana poros pertama mencakup Iman dan Kufur dalam masalah-masalah kekinian, yang mencakup beragam topik seperti "Batasan-batasan iman dan kufur dalam Alquran dan sunnah Nabawi”, "Bukti-bukti moderasi dalam makna iman dan kufur dalam perspektif Asy’ari”, "Masalah iman dan kufur dalam masalah ideologi sampai argumentasi-argumentasi politik dan sosial”, "Bahaya ekstremisme dan fanatisme religi dalam definisi makna iman dan kufur”, "Fenomena takfiri, pembid’ahan, penyesatan, dan dampak buruknya dalam keamanan sosial”.
"Fatwa dan masalah-masalah kontemporer manusia” adalah poros kedua pembahasan konferensi ini, yang mencakup sejumlah topik seperti "Permasalahan realitas dan prospek masa depan”, "Fatwa dan peraturannya dalam Syariah Islam”, "Pengeluaran fatwa, hukum, dan sarana-sarananya”, "Modernisme dalam pendekatan pengeluaran fatwa dan budaya mufti”, "Fatwa dan Hukum dalam sistem Pemerintahan Kontemporer”, "Bahaya-bahaya fatwa langka dan solusi pengkajiannya”, "Alasan dan motivasi perubahan fatwa dalam dunia kontemporer”, "Fatwa antara kelaziman-kelaziman dan problem pelaksanaan”, "Fatwa-fatwa cannel parabola, sosial, dan marginalnya.
"Problem dakwah dan para mubalig di era modern”, "Mengaktifkan propaganda Islam di era teknologi informasi”, "Syubhat klaim jihad untuk menjalankan syariat dan mendirikan negara khilafah”, "Media dan jaringan sosial serta peranannya dalam membimbing individu, kelompok dan masyarakat kontemporer”, "Penyebaran dakwah Islam kontemporer untuk perdamaian dan menerima satu sama lain”, "Dakwah dan oposisi terhadap Islam serta solusi resistensi di hadapannya”, "Dakwah Islam dan urgensi pembaharuan di sejumlah khotbah-khotbah agama”, "Peran sejumlah lembaga-lembaga Islam internasional dalam mendidik para mubalig dan publikasi makna-makna seperti kewarganegaraan, kebebasan dan diversifikasi”, termasuk topik-topik yang akan dibahas dan dikaji dalam poros ketiga konferensi ini dengan topik "Dakwah Islam termasuk salah satu pokok perdamaian dunia”.
(Al-Youm-Al-Sabi’/IQNA/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email