Pesan Rahbar

Home » » Mohamad Guntur Romli: Kontroversi Anies-Sandi Selama 10 Hari Menjabat

Mohamad Guntur Romli: Kontroversi Anies-Sandi Selama 10 Hari Menjabat

Written By Unknown on Saturday 28 October 2017 | 20:38:00


Oleh: Mohamad Guntur Romli

Kemaren malam, saya diundang Kompas TV, di Program Suara Netizen yang membahas 10 Hari Anies Sandi, “10 Hari Membenahi Jakarta”. Ada beberapa isu yang menyita publik yang mendera hari-hari pertama Anies Sandi menjabat, khususnya isu-isu negatif.

Menurut perhitungan Mas Irwan dari lembaga Provetic ada 200 ribu lebih percakapan Anies-Sandi dalam 10 hari, artinya 30 ribu perhari. Ada tiga isu utama yang banyak dikaitkan dengan Anies-Sandi
(1) Penggunaan kata “pribumi”
(2) Isu Reklamasi dan
(3) Pembebasan lahan MRT di Fatmawati.

Menurut saya saat itu, menghakimi Anies-Sandi dalam 10 hari tentu tidak fair, masih perlu diberi kesempatan untuk bekerja. Namun hari-hari pertama biasanya menunjukkan sebuah perjalanan. Banyak yang bilang “Permulaan yang baik menentukan sebuah perjalanan”. Peribahasa Inggris juga mengatakan “a good start is half the battle”, ini menentukan separoh pertempuran!

Saya juga pun mengutip dari Kitab Al-Hikam, soal permulaan ini, Syaikh Ibnu Athaillah Assakandari, Shahibul Hikam berkata:

 “من أشرقت بدايته أشرقت نهايته 

“orang yang cerah permulaannya cerah juga akhirnya.”

Namun yang kita lihat di Anies-Sandi justeru awal-awal sudah membuat blunder dan kontroversi. Ibarat main catur sudah memulai langkah yang salah. Maka sudah muncul kosa kata baru dalam politik di Jakarta, istilah “Gabener dan Wagabener” (Untuk Gubernur dan Wagubernur). Gabener (Gak Benar plesetan dari Gavernor, Gubernur) dan Wageberner (Wah Gak Benar)

Maka bukan kekaguman yang ditorehkan oleh Anies-Sandi tapi mereka menjadi bulan-bulanan netizen di media sosial akibat dari omongan dan sikap mereka sendiri.

Seperti yang disampaikan oleh Provetic ada tiga isu utama terkait Anies Sandi:

(1) Penggunaan kata pribumi oleh Anies setelah dilantik–yang menurut Setara Institute “Pidato yang rasis”– hingga Anies dilaporkan ke polisi–Saya kira ini rekor Anies sebagai Gubernur di Indonesia atau mungkin di dunia, yang hari pertama sudah dilaporkan ke polisi!).

(baca tulisan saya tentang pidato Anies: Pidato Anies, Istilah Pribumi dan Ancaman Disintegrasi Bangsa http://www.gunromli.com/2017/10/pidato-anies-istilah-pribumi-dan-ancaman-disintegrasi-bangsa/

Kemudian Anies ngeles yang ternyata bikin blunder baru dan menjadi tertawaan saat bilang “hanya orang Jakarta yang melihat Belanda”.

Sehingga muncul meme-meme lucu yang berisi gugatan Pahlawan-pahlawan dari Cut Nyak Dien, Diponegoro, Pattimura dan lain-lain yang di luar Jakarta yang mereka semua melawan Belanda berhadap-hadapan tapi Anies dengan culunnya bilang “di luar Jakarta tidak melihat Belanda.”

(Baca tulisan saya “Saat Para Pahlawan Gugat Anies Baswedan: http://www.gunromli.com/2017/10/kala-para-pahlawan-protes-anies-baswedan/

(2) Kemudian soal pembebasan lahan MRT di Fatmawati yang ternyata hanya drama (karena pemilik lahan ternyata sudah kalah di tingkat kasasi MA, dan kasasi MA bertanggal 10 Oktober, Anies main “drama” tanggal 20 Oktober: bagaimana diceritakan dalam “drama” itu Anies tidak sampai sejam meyakinkan pemilik lahan, Mahesh dan mengutip Bung Hatta. Padahal pemilik lahan itu menggugat ganto rugi 60juta-140 juta permeter, tapi Pemprov DKI era Ahok Djarot menolak harga itu hanya siap harga 30 juta/meter.

Pemilik lahan menggugat ke Pengadilan, di awal mereka menang, tapi di tingkat kasasi mereka kalah. Akhirnya tidak jalan bagi mereka untuk menerima karena sudah ada putusan MA, bukan karena bujuk rayu dan drama Anies Baswedan.

Silakan baca beritanya di sini http://megapolitan.kompas.com/read/2017/10/23/17424121/mahkamah-agung-menangkan-pemprov-dki-soal-ganti-rugi-lahan-mrt

Sedangkan drama Anies bisa dibaca di sini: https://metro.tempo.co/read/1026609/strategi-jitu-anies-sandi-rayu-pemilik-lahan-proyek-mrt-fatmawati

Awalnya publik tertipu, media-media juga dikira Anies punya cara jitu, eh ternyata karena pemilik lahan sudah kalah di kasasi MA dengan kerja keras Tim Hukum Pemprov DKI Era Ahok-Djarot, ini yang disebut etek e atellor ajem se ngerreme (Ahok yang kerja keras, Anies yang menikmati dan main drama).

(3) Soal reklamasi ternyata Anies sudah pernah ketemu dengan bos-bos pengembang reklamasi. Anehnya meski ditulis panjang lebar di Majalah TEMPO, Anies sempat membantah di Kompas TV, kemudian mengaku. Duh malunya. Bisa baca di sini: https://www.kompas.tv/content/article/14781/video/berita-kompas-tv/anies-bantah-bertemu-pengembang-reklamasi akhirnya mengaku: http://megapolitan.kompas.com/read/2017/10/24/18405951/anies-akui-bertemu-pengembang-pulau-reklamasi-di-rumah-prabowo

Soal pengaduan warga di balai kota yang Anies ingin “melempar” ke lurah-lurah, sehingga terkesan Anies menolak pengaduan warga, padahal dia mendeklarasikan di akun medsosnya, baik di twitter dan instagram kalau meneruskan program Ahok dan Djarot ini.

Anies yang sedang memantau suasana Jakarta dari layar Smart City dan ia posting di media sosialnya, yang kemudiaan ditanggapi oleh netizen kalau Anies sedang menikmati hasil kerja keras Gubernur sebelumnya, ini persis pepatah Madura, etek seatelor ajem se ngerreme (Ahok-Djarot yg kerja keras, Anies yg menikmati).

Dan juga ada Netizen yang menyindir Anies kalau Ahok pun tidak pernah berfoto di ruang itu untuk pencitraan kalau sedang mengawasi Jakarta tapi Ahok di ruang itu untuk koordinasi dan kirim instruksi melalui WA nya ke pihak-pihak terkait.

Kemudian nerobos “one way” di Puncak dan isu-isu negatif lainnya yang mencerminkan ketidakseriusan dan ketidaksiapan Anies-Sandi memimpin Jakarta, padahal ada waktu panjang antara Anies-Sandi ditetapkan sebagai Guberbur dan Wakil Gubernur terpilih dengan masa pelantikan yakni: 5 bulan.

Tentu saja Anies Sandi masih memiliki waktu 4 tahun 355 hari, waktu yang masih sangat panjang untuk membuktikan dan memperbaiki, namun jangan lupa ada yang berkomentar, 10 hari saja sudah bikin tidak tahan, bagaimana kalau 50 tahun.

Terobosan Anies Sandi ditunggu (bukan menerobos one way dan busway seperti sebelumnya). Janji-janji Anies Sandi dari DP Rumah 0 Rupiah, KJP & KJS Plus, Penghentian Reklamasi, Penutupan Alexia, Ok Oce, OK Trip (goceng/5 ribu untuk transportasi) dan lain-lainnya sangat amat ditunggu paling tidak bagaimana permulaannya, bukan hanya kehebohan bermain kata-kata, soal seragam PNS Sandi yang tidak sesuai aturan, kakak yang diangkat Ketua OK Oce, lomba desain sepatu fantofel, “pasukan langit” atau lari-lari ke kantor.

Saya berdoa untuk Anies Sandi semoga sukses memperbaiki Jakarta dan melayani warga Jakarta sehingga sesuai slogan mereka “maju kotanya, bahagia warganya”.

Sumber: http://www.gunromli.com/2017/10/10-hari-kontroversi-anies-sandi-di-kompas-tv/

(Gunromli/suaraislam/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Share this post :

Post a Comment

mohon gunakan email

Terkait Berita: