Universitas al-Azhar Mesir menyatakan prihatin dengan bendera-bendera Israel yang berkibar di balik dukungan terhadap referendum Kurdistan.
“Referendum Kurdistan ini adalah sebuah rencana imperialisme dunia untuk melakukan disintegrasi Timur Tengah,” ujar pernyataan resmi yang telah dikeluarkan oleh Universitas al-Azhar Mesir, seperti dirilis oleh al-Manar hari ini.
Universitas al-Azhar Mesir menolak keras pemisahan Kurdistan dari pemerintah pusat Iraq.
“Kami tidak menerima tuntutan semacam ini, dan menegaskan kesatuan negara Iraq. Tuntutan untuk memisahkan diri dan merdeka seperti ini pasti akan berhadapan dengan penetangan dunia, terutama negara-negara Arab,” lanjut pernyataan Universitas al-Azhar.
“Tuntutan seperti ini bisa meningkatkan pertikaian di kalangan umat Arab dan Islam serta dapat mewujudkan program imperialisme dunia untuk memecah belah negara berdasarkan etnis dan kabilah. Kami sangat prihatin atas bendera-bendera Israel yang terkibar pada saat pesta pemisahan Kurdistan digelar. Ini membuktikan bahwa ada pemain di belakang program kemerdekaan dan pemisahan diri ini,” lanjutnya.
“Untuk itu,” tambah pernyataan resmi al-Azhar itu, “kami menghimbau kepada seluruh rakyat Iraq dari etnis apapun supaya tetap berdiri bersama demi mempertahankan kedaultan dan persatuan. Sebelum kedatangan para penjajah untuk menyulut pertikaian etnis dan sektarian, negara yang berperadaban ini pernah menjadi simbol kehidupan penuh rukun di antara seluruh aliran dan etnis.”
(Shabestan/Brbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email