Pemerintah Suriah menuding pasukan koalisi internasional pimpinan Amerika Serikat (AS) berbuat kejahatan di kota Raqqa, Suriah, yang “masih diduduki”.
Kantor berita Suriah, SANA, mengutip pernyataan sumber Kemlu Suriah, Minggu (29/10/2017), bahwa pengakuan AS dan sekutunya telah membebaskan Raqqa dari pendudukan ISIS “hanyalah dusta belaka yang ditujukan untuk mengalihkan perhatian publik dunia dari kejahatan yang dilakukan oleh koalisi ini dan para kroninya di provinsi Raqqa.”
“Kota Raqqa masih terduduki dan tak dapat dianggap sebagai kota yang telah dibebaskan kecuali apabila dimasuki oleh Pasukan Arab Suriah (SAA) dan sekutunya yang berjuang memberantas ISIS dan kelompok-kelompok bersenjata lain yang bersekutu dengannya dan mengaku nasionalis padahal sama sekali tidak berprikemanusiaan dan berjiwa nasionalis,” ungkap sumber anonium itu.
Kemlu Suriah menyerukan kepada “masyarakat dunia dan semua pembela HAM agar mengutuk apa yang dilakukan oleh AS dan para anteknya, mendesaknya agar menghormati ketetapan Dewan Keamanan PBB yang meminta kepada semua pihak agar konsisten kepada kedaulatan dan integritas Republik Arab Suriah, dan membubarkan koalisi yang mencurigakan dan ilegal ini.”
Seperti diketahui, setelah empat bulan bertempur melawan ISIS Pasukan Demokrasi Suriah (SDF) yang didukung koalisi internasional pada pertengahan bulan ini menyatakan berhasil menguasai penuh kota Raqqa yang semula dijadikan ISIS sebagai ibu kota bagi “kekhalifahan”-nya.
(Sana/Liputan-Islam/Shabestan/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email