Diantara aktivitas Imam Hadi As dalam mengemban amanah sebagai imam ummat adalah berhadapan dengan penyimpangan Syiah Ghulat. Tidak sedikit dari kaum Ghulat justru berasal dari sahabat-sahabat Imam sendiri. Ali bin Haskah guru dari Qasim Syahrani Yaqthani salah seorang pembesar Syiah Ghulat adalah sebelumnya murid dari Aimmah As. [1]
Hasan bin Muhammad bin Babai Qomi dan Muhammad bin Musa Syariqi adalah murid dari Ali bin Haskah. Sementara diantara tokoh Syiah Ghulat yang mendapat laknat dari Imam Hadi As adalah Muhammad bin Nashir Namiri dan Faris bin Hatim Qazwini. Diriwayatkan Imam Hadi As mengirim surat yang menunjukkan penolakannya terhadap Ibnu Babai Qomi dengan menulis, “Ia menganggap bahwa saya memiliki derajat kenabian dan dia sebagai pintu ilmu saya.”
Kepada Syiahnya Imam Hadi As berkata, “Jika kalian memiliki kemampuan, bunuh dia.” [2] Muhammad bin Nashir Namiri malah sampai mendakwahkan diri sebagai Nabi, dan pengikutnya dinamakan Naimiriyah atau Nashiriyah. Sementara Imam Hadi As mereka daulat memiliki sifat ketuhanan. Diantara penyimpangan mereka lainnya adalah membolehkan terjadinya pernikahan antar mahram maupun pernikahan sejenis. Ibn Nashir Namiri mengklaim diri bahwa dia adalah Nabi yang diutus oleh Imam Hadi As.
Diantara tokohnya yang terkenal adalah Muhammad bin Musa bin Hasan bin Furat. Nashiriyah adalah firqah yang paling masyhur dikalangan Syiah Ghulat, yang dalam perkembangan selanjutnya firqah inipun terbagi-bagi menjadi beberapa sekte. [3]
Diantara tokoh Syiah Ghulat lainnya yang terkenal adalah Abbas bin Shidqah, Abu al-Abbas Tharfani (Thabrani) dan Abu Abdullah al-Kindi yang dikenal dengan sebutan Syah Rais. [4]
Imam Hadi As tidak hanya mengingkari penyimpangan Faris bin Hatim namun juga memerintakan kepada siapapun Syiahnya yang mampu untuk membunuhnya, bahkan memberikan jaminan kebahagiaan ukhrawi dan surga bagi yang bisa melakukannnya. Seorang Syiah yang bernama Junaid diriwayatkan berhasil membunuh Ibn Hatim.
Ahmad bin Muhammad Sayyari, salah seoang mantan murid Imam lainnya yang kemudian berkhianat dan menyebarkan aqidah yang menyimpang. [5] Ia dikenal dikalangan ulama ahli rijal dan menyebunya sebagai ghulat yang ekstrim dan memiliki aqidah yang rusak. Dalam kitab al-Qiraāt, dia disebut sebagai sumber periwayatan hadis-hadis yang menyebutkan telah terjadi tahrif atau perubahan dalam Al-Qur’an.
Husain bin ‘Ubaid juga diantara sahabat Imam Hadi As yang kemudian menjadi tokoh dari Syiah Ghulat. Ahmad bin ‘Iyasi Qomi salah seorang ulama dari Qom yang cukup dikenal sangat intens dan gigih dalam menghadapi kesesatan Syiah Ghulat dan membendung penyebaran dakwah mereka.
Selain Syiah Ghulat, Kelompok menyimpang lain datang dari kelompok Sufi, orang-orang yang mengedepankan simbol-simbol kesalehan. Mereka ingin dipuji orang dengan jubah sufi. Bisa dikatakan jual beli agama.
Bahkan Imam Hadi as mengatakan sebagai orang-orang yang sering duduk bersama setan dan orang-orang yang menggunjangkan agama. Dan para pengikutnya, disebut oleh Imam Al Hadi sebagai orang-orang dungu.
Orang-orang Ahlu hadis sakit hati. Karena Imam Hadi membentengi umat dengan pendidikan. Imam Hadi mendidik orang-orang yang akan memimpin umat, salah satunya adalah Abdul Adzim Hasani. Seorang sahabat dan keturunan iMam hasan. Ahmad bin Muhammad Barqi, Muhammad Bin Ibrahim, dll. Inilah para kader dan murid utama Imam Hadi. Sebagian menjadi wakil Imam, ahli hadis dan pengumpul hadis.
Imam menjelaskan kedudukan yang tinggi dari seorang Imam AhlulBait. Karena pada masa Imam Hadi banyak orang mulai luntur kepercayaan terhadap Imam AhlulBait. Ini sebenarnya sudah dimulai sejak Imam Musa Kazim yang banyak di penjara.
Referensi:
1. Atharudi, Musnad al-Imam al-Hadi As, hlm. 518.
2. Atharudi, Musnad al-Imam al-Hadi As, hlm. 520-521.
3. Nurbakhti, Furuq al-Syiah, hlm. 136.
4. Rijāl Kasyi, hlm. 522.
5. Musnad al-Imam al-Hadi As, hlm. 323.
(Syiah-Menjawab/Tebyan/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email