Pesan Rahbar

Home » » Ulama Sunni Kermanshah (Iran); “Kemerdekaan”, Pesan Paling Terkenang dari Tragedi Karbala/Imam Husain as Syahid di Jalan Hak

Ulama Sunni Kermanshah (Iran); “Kemerdekaan”, Pesan Paling Terkenang dari Tragedi Karbala/Imam Husain as Syahid di Jalan Hak

Written By Unknown on Wednesday 18 October 2017 | 10:05:00


Ulama Ahlusunnah provinsi Kermanshah, Iran, menyebutkan bahwa “Kemerdekaan” dan “Kemuliaan” adalah pesan paling terkenang dari kebangkitan Abu Abdillah, Imam Husain as.

Menurut laporan wartawan Mehr, Ulama Ahlusunnah provinsi Kermanshah, Iran, di sela-sela wawancaranya dengan media Mehr, dengan mengisyaratkan tentang kecintaan di kalangan Ahlusunnah terhadap Ahlulbait as, menganggap bahwa Imam Husain as adalah milik seluruh kaum Muslimin yang merdeka di muka bumi.

Anggota dewan syura alim-ulama kota Javanrud dalam wawancaranya dengan wartawan Mehr menyatakan bahwa kemuliaan dan kemerdekaan merupakan dua pelajaran penting dan abadi dari madrasah kebangkitan Imam Husain as. Beliau menuturkan, “kecintaan terhadap Ahlulbait Nabi saw punya kedudukan spesial di kalangan Ahlusunnah.


Imam Husain as Manifestasi “Kemerdekaan”

Mamusta Mulla Hadi Zakai menyatakan bahwa Imam Husain as adalah manifestasi dari ketakwaan dan kemerdekaan. Beliau menuturkan, “Kemuliaan jiwa, perlawanan terhadap kezaliman dan diktatoris, cinta kesyahidan, merupakan diantara pelajaran yang mesti kita petik dari kebangkitan Imam Husain as dan hendaknya kita teladaninya.”

Beliau menganggap keberanian dan ketakwaan Imam Husain as sebagai suri tauladan dan panutan bagi seluruh kaum Muslimin yang bebas merdeka di dunia. Ia menjelaskan, Imam Husain as dengan kecintaannya terhadap kesyahidan telah lebih memilih kemuliaan dan keabadian daripada hidup dengan kehinaan.

Mamusta Zakai menjelaskan, di padang sahara Karbala telah berlangsung kezaliman terhadap Imam Husain as, keluarga dan sahabat-sahabatnya dan para pelaku kejahatan ini akan senantiasa hina hingga hari Kiamat serta mereka sama sekali tidak pernah mencapai apa yang menjadi cita-cita dan keinginannya.

Beliau juga menganggap bahwa perbaikan atas segala urusan umat dan penegakan kebenaran dan keadilan merupakan diantara tujuan-tujuan kebangkitan Imam Husain as. Dia menuturkan, Imam Husain as menjadi syahid guna menghidupkan kewajiban Amar Ma’ruf Nahi Munkar.

Mamusta Zakai berkata, mazhab-mazhab Islam meski memiliki perbedaan pandangan dan persfektif tapi mereka sepakat dalam masalah terkait kebenaran kebangkitan dan diri Imam Husain as.


Jalan Al-Husain adalah Jalan Kebenaran

Anggota dewan syura alim-ulama kota Javanrud dengan penegasannya terhadap keniscayaan mengikuti sikap, amal dan sirah Ahlulbait as, menuturkan bahwa al-Qur’an dan Sunnah Nabi saw serta Ahlulbait as merupakan titik persamaan dan landasan-landasan persatuan kaum Muslimin.

Beliau disamping menekankan akan penting dan urgennya persatuan di tengah-tengah kaum Muslimin, juga untuk menghadapi musuh-musuh Islam menuturkan bahwa ilmu dan persfektif sahih kaum Muslimin terhadap simbol-simbol suci dan mengikuti sirah Nabi saw dan Ahlulbait as merupakan konsekuensi persatuan dan perlawanan terhadap berbagai propaganda musuh-musuh yang hendak memecah belah.

Imam jumat Galleh juga dalam wawancaranya dengan wartawan Mehr, dengan menyampaikan rasa duka cita atas hari-hari duka sembilan Muharram Imam Husain as, mengungkapkan bahwa Imam Husain as adalah teladan dan panutan kekokohan melawan kezaliman dan kita juga mesti meneladani keyakinan dan pemikiran cucu dari Rasulullah saw ini.

Mulla Muhammad Barati menganggap Imam Husain as sebagai tauladan kemerdekaan dan istiqamah dalam menghadapi kufur. Beliau berkata, Imam Husain as menjadi syahid guna menghidupkan kembali Islam dan jalan Husain as adalah jalan hakikat dan kebenaran.

Pimpinan Madrasah Ulum Dini, Maulawi Taijuzi Ravansyahr dalam bincang-bincangnya dengan wartawan Mehr, dengan menjelaskan bahwa Ahlusunnah punya kecintaan khusus terhadap Ahlulbait as, menuturkan kalau Imam Husain as adalah kekasih Nabi saw dan beliau adalah milik seluruh kaum Muslimin dunia yang mencintai kebebasan dan kemerdekaan.


Asyura, Bukti Bebas dari Keterhinaan

Mamusta Sayid Muhammad Muhammadi menganggap Berani, Merdeka dan Takwa, sebagai keistimewaan-keistimewaan yang sangat menonjol pada diri Imam Husain as. Beliau bertutur, berpegang pada al-Qur’an dan Itrah merupakan tausiah Nabi saw kepada kaum Muslimin supaya kita tidak tersesat.

Beliau dengan memaparkan bahwa Imam Husain as begitu sangat dicintai dan dimuliakan oleh Nabi saw, menambahkan bahwa Rasulullah saw bersabda, “Imam Hasan as dan Imam Husain as dua kuntum bunga yang harum dan pemimpin para pemuda Ahli Surga.”

Mamusta Muhammadi juga menganggap Asyura sebagai manifestasi jelas kemerdekaan dan keterbebasan dari keterhinaan.

Ulama Ahlusunnah kota Paveh dalam dialognya dengan wartawan Mehr, mengungkapkan bahwa para cucu Nabi saw senantiasa dekat dengan Nabi saw dan bahkan dalam beberapa shalat Nabi saw, cucu-cucu Nabi saw naik dan berada di atas punggung beliau saat sedang sujud.


Imam Husain as Menghidupkan Amar Ma’ruf Nahi Munkar dengan Kebangkitannya

Mamusta Amid Wali menjelaskan, cucu-cucu Nabi saw memiliki kedudukan dan posisi yang tinggi di tengah-tengah masyarakat Islam dan telah diriwayatkan dari Rasulullah saw bahwa beliau bersabda, “Imam Hasan as dan Imam Husain as adalah pemimpin para pemuda Surga.”

Dia menambahkan, pada kondisi dimana Yazid mengambil baiat dengan cara-cara paksa dan pedang dan menginjak-injak agama Allah Swt serta menjadikan masyarakat berada di jalur yang lebih mencintai dunia dan kerusakan, Imam Husain as dan sahabat-sahabatnya bangkit untuk menghidupkan agama Allah Swt dan sunnah Rasulullah saw dan mereka bangkit melawan para pembela Yazid.

Mamusta Wali menjelaskan, Imam Husain as telah menghidupkan kewajiban Amar Ma’ruf Nahi Munkar dengan Kebangkitannya dan para dedengkot pemerintahan Umayyah telah membantai dengan cara-cara sadis para kesatria Karbala.

Beliau dengan mengecam tindak kejahatan dan kezaliman para pengikut Yazid, menuturkan bahwa Ahlusunnah dan Syiah adalah para pecinta Ahlulbait Rasulullah saw.

Mamusta Wali dengan mengumumkan kebencian terhadap para pengikut Yazid berkata, Kita sangat menghormati dan memuliakan Imam Husain as, sahabat-sahabat setianya dan seluruh orang-orang yang berjalan di jalur kebenaran serta mengikuti mereka.


Imam Husain as adalah Milik Seluruh Kaum Muslimin Dunia

Imam Jamaah Ahlusunnah Qashr-e Syirin dalam wawancaranya dengan wartawan Mehr mengungkapkan, Imam Husain as adalah milik seluruh kaum Muslimin dunia yang mendambakan kebebasan dan kemerdekaan dan seluruh kaum Muslimin merasa sedih dan sangat berduka atas keteraniayaan dan kesyahidan Imam Husain as.

Mamusta Adil Gulami dengan menjelaskan bahwa Ahlusunnah melaknat Yazid dan para pengikutnya, berkata bahwa sungguh Ahlusunnah membenci Yazid dan Imam Husain as adalah kekasih Nabi saw dan tidak ada perbedaan di kalangan Ahlusunnah dalam mencintai beliau.

Dia dengan menjelaskan akan wajibnya kecintaan terhadap Ahlulbait as bagi semuanya, menambahkan bahwa nama-nama Hasan dan Husain sangatlah populer dan banyak di temukan di tengah-tengah Ahlusunnah.


Imam Husain as telah Mendirikan Shalat di Tengah Berlangsungnya Peperangan

Mamusta Gulami menyatakan bahwa Imam Ali as dan Imam Husain as merupakan mujahid dan pejuang terbesar sejarah. Dia mengatakan, Imam Husain as tahu kalau dirinya akan syahid tapi beliau tidak mau tunduk terhadap kezaliman dan dengan kesyahidannya beliau hendak memberikan pelajaran kemerdekaan dan kebebasan dan perlawanan terhadap kezaliman kepada dunia.

Dia menganggap bahwa pelajaran terbesar madrasah tragedi Karbala adalah menegakkan dan mengutamakan shalat. Dia berkata, Imam Husain as kendati dalam peperangan, tidak lupa untuk menunaikan shalat dan ditengah-tengah peperangan itu beliau menunaikan shalat jamaah.


Pesan Terpenting dari Asyura adalah Pasrah terhadap Perkara Allah Swt

Imam jumat Ahlusunnah Sarpal Zahab dalam dialognya dengan wartawan Mehr, dengan menyampaikan rasa dukanya di pekan penuh duka bulan Muharram ini menyatakan, dalam sebuah riwayat Imam Husain as bersabda, “Jika kalian tidak punya agama, minimalnya kalian merdeka dan punya kebebasan.” Dan ini adalah hal yang paling terkenang dari tragedi Asyura bagi umat manusia.

Mulla Rasyid Tsanai menganggap bulan Muharram sebagai bulan penuh duka dan lara bagi kaum Muslimin karena kesyahidan Imam Husain as, keluarga dan sahabat-sahabatnya. Dia bertutur, tauhid dan pasrah terhadap perkara Allah Swt adalah satu diantara pesan-pesan terpenting dari tragedi Asyura dan seluruh musibah Asyura dikarenakan Imam Husain as hendak memberantas Kejahiliyaan dan tunduk kepada perintah dan perkara Allah Swt.

(Shafei-News/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Share this post :

Post a Comment

mohon gunakan email

Terkait Berita: