Tawasul kita bukan kepada tulang dan juga jasad para auliya Ilahi akan tetapi tawasul kita tujukan kepada kedudukan mereka di sisi Allah swt.
Hal ini disampaikan Hujjatul Islam Muhsin Qiraati dalam kajiannya saat menjelaskan tentang aliran Wahabi yang menganggap tawasul adalah perbuatan syirik.
Dijelaskannya, kaum nabi Musa as berkata kepadanya “wahai Musa! Seberapapun engkau menunjukan mukjizat kepada kami, niscaya kami tidak akan mengimanimu maka jangan engkau menyusahkan dirimu.”
Umat Bani Isra’il adalah orang-orang yang paling keras kepala di muka bumi ini, meski mereka berhadapan dengan anbiya ulul azhmi namun mereka tidak pernah mengimaninya dan malah memerangi para anbiya Ilahi tersebut, oleh sebab itu Allah swt menurunkan bala kepada Bani Isra’il, terang Muhsin Qiraati.
Dan ketika mereka ditimpa azab ( yang telah diterangkan itu ) mereka pun berkata:" Hai Musa, mohonkanlah untuk kami kepada Tuhanmu dengan ( perantaraan ) kenabian yang diketahui Allah ada pada sisimu. Sesungguhnya jika kamu dapat menghilangkan azab itu daripada kami, pasti kami akan beriman kepadamu dan akan kami biarkan Bani Israel pergi bersamamu.”
“Maka setelah kami hilangkan azab itu dari mereka hingga batas waktu yang mereka sampai kepadanya, tiba- tiba mereka mengingkarinya.”
Kisah di atas bisa disebut tawasul Bani Isra’il kepada nabi Musa as, dan jika kita menjadikan ayat di atas sebagai dalil tawasul kepada Wahabi maka mereka akan mengelak bahwa nabi Musa as saat itu masih hidup, lalu bukankah berdasarkan ayat Al-Qur’an para syuhada juga hidup dan diberi rizki oleh Allah, dengan demikian auliya Ilahi juga seperti nabi Musa as yang hidup.
Aliran Wahabi yang menganggap tawasul yang kita lakukan adalah perbuatan syirik baik itu dilakukan kepada orang yang masih hidup atau yang sudah mati, maka kita akan menjawab bahwa tawasul kita bukan kepada tulang dan juga jasad para auliya Ilahi akan tetapi tawasul kita tujukan kepada kedudukan mereka di sisi Allah swt.
(Shabestan/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email