Pesan Rahbar

Home » » Penghargaan Lansia Qurani 99 Tahun di Bangladesh

Penghargaan Lansia Qurani 99 Tahun di Bangladesh

Written By Unknown on Saturday, 4 November 2017 | 19:46:00


Acara penghargaan dan penghormatan Jamila Khatun, lansia 99 tahun dan cendekiawan Bangladesh diselenggarakan di perpustakaan atase kebudayaan Iran di Bangladesh.


Menurut laporan IQNA dilansir dari situs kebudayaan dan komunikasi Islam, acara ini terselenggara atas partisipasi atase kebudayaan Iran di Bangladesh dan dewan nasional puisi spiritual negara ini dan dengan dihadiri sejumlah tokoh kebudayaan dan kesusastraan Bangladesh.

Di awal acara tersebut, Sayyid Musa Hussaini, Atase Kebudayaan Iran di Bangladesh mengatakan, Jamila Khatun kendati mendekati umur 100 tahun dan dengan kondisi ringkihnya, dengan kecerdasannya membacakan pelbagai puisi bahasa Persia dan ayat-ayat suci Alquran, yang membuat takjub kesemuanya. Hal ini menunjukkan adanya pertalian erat kebudayaan masyarakat dua negara Bangladesh dan Iran serta menunjukkan pengaruh tak terpungkiri bahasa Persia dalam bahasa Bengali.

Ia menambahkan, hubungan antara dua bahasa dan dua negara ini lebih bersifat hubungan hati dan empati. Para penyair kenamaan Iran seperti Hafiz, Sa’di, Maulana, Atthar, dan Firdausi sudah dikenal oleh para penyair Bangladesh dan lantunan syair-syair para penyair Iran dari lisan wanita cendekiawan ini menjadi bukti akan klaiman ini.

Atase kebudayaan Iran, demikian juga mengharap semoga empati dan hubungan kebudayaan dan spiritual antara dua negara bersahabat semakin kuat dan luas.

Selanjutnya, Saifus Salam Khan, pengajar bagian bahasa dan kesusastraan bahasa Persia universitas Dhaka berbicara tentang pengaruh tradisi dan kebudayaan Iran serta ma’arif Islam dalam kebudayaan Bangladesh dan bukti dari contoh tersebut adalah Jamila Khatun.

Ia lebih lanjut mengatakan, satu waktu di kawasan ini, bahasa Persia adalah bahasa resmi. Bahasa ini adalah bahasa orang tua, sejumlah syaikh, ulama dan sufi. Setelah kawasan ini dijajah oleh Inggris, bahkan sampai 50 tahun, seluruh surat menyurat perkantoran dilakukan dengan bahasa Persia. Sampai sekarang juga di beberapa sekolah agama di kawasan ini diajarkan syair dan kesusastraan Persia.

Saifus Salam lebih lanjut menganggap bahasa Persia sebagai bahasa manifestasi spiritual. Ia melanjutkan, kendati pendidikan bahasa Persia di kawasan ini setiap hari mengalami penurunan; namun setelah kemenangan Revolusi Islam Iran dengan dipimpin oleh Imam Khomeini (ra), pembelajaran bahasa Persia di pelbagai negara mengalami perkembangan pesat. Sekarang ini juga di pelbagai universitas Bangladesh, divisi bahasa dan kesusastraan Persia lebih aktif dan ratusan mahasiswa belajar dalam jurusan ini dan ini selain dari para pelajar berbahasa Persia pelbagai lembaga.

Lebih lanjut Kamaluddin Ahmed, aktivis kebudayaan Bangladesh, Ahsan al-Hadi, dosen universitas Dhaka dan Mahbub al-Haq, editor majalah Folklore berbicara dan dipenghujung, sejumlah penyair yang hadir dalam acara membacakan puisi-puisinya guna menghormati Jamila Khatun.

Menurut maklumat berita ini, dalam acara tersebut yang diselenggarakan di Atase Kebudayaan Iran karena minat tinggi Jamila Khatun akan bahasa Persia, selain tokoh budayawan, juga hadir Sayyid Musa Hussaini, Atase Kebudayaan Iran, Kamaluddin Ahmed, Mantan Wakil Perdana Menteri di beberapa kementerian pemerintahan di Bangladesh, Saifus Salam Khan dan Ahsan al-Hadi, dosen bagian bahasa Persia universitas Dhaka, Mahbub al-Haq, penulis dan editor majalah Folklore, Maulana Burhanuddin, Wakil Direktur Jendral Petroleum Corporation (Petrobangla), Said Ahmad Anis, direktur majalah Calnetar, anggota keluarga Jamila Khatun dan sejumlah pujangga Bangladesh.


Simak Galerinya:




(IQNA/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Share this post :

Post a Comment

mohon gunakan email

Terkait Berita: