Salah satu agenda rutin Gerakan Pemuda (GP) Ansor Kecamatan Gisting, Tanggamus. Lampung adalah pengajian rutin di rumah pengurus. Kegiatan kali ini semakin semarak karena bertepatan dengan perayaan tahun baru Islam.
Selain agenda pengajian rutin, kegiatan yang berlangsung di kediaman pengurus di Desa Sidokaton tersebut dimulai dengan menyiapkan kotak koin NU.
“Kegiatan juga diawali dengan shalat Maghrib berjamaah yang dilanjut tahlil dan kirim doa,” kata Rudi selaku tuan rumah, Senin (10/9). Acara dilanjutkan diskusi terkait isu kekinian yang dihadapi Ansor serta Banser, lanjutnya.
“Bahwa kita harus merapatkan barisan untuk menyikapi kelompok Hizbut Tahrir Indonesia atau HTI yang berlindung di balik kalimat tauhid untuk suksesi agenda khilafah,” kata Fiki memulai pembicaraan.
Senada dengan keresahan akhir-akhir ini, Rouf juga menambahkan gagasan. “Ansor dan Banser tidak akan merasa tinggi saat dipuji dan tidak hina diri meski dimaki,” ungkapnya.
Karenanya dia mengajak hadirin untuk menghindari perdebatan di media sosial dan berbagi kegiatan positif yang dilakukan Ansor serta Banser. “Kita tunjukkan bahwa Ansor dan Banser tidak seburuk yang dicitrakan oleh pembenci NU di media sosial. Hal tersebut penting untuk menjaga marwah NU,” ungkapnya.
Diskusi ditutup dengan laporan Yaqin yang menyampaikan hasil penjualan air minum kemasan WayNU, Peci NU dan seragam Ansor.
Ansor dan Banser Kecamatan Gisting berkomitmen membesarkan organisasi melalui badan usaha dengan tidak mengantungkan diri pada proposal. “Sehingga jalanya roda organisasi juga membawa kemanfaatan dan keberkahan,” tandasnya.
(Nu-Online/Islam-Nusantara/Suara-Islam/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email