Mantan Anggota Panitia Khusus (Pansus) Hak Angket Century, Misbakhun membenarkan data-data dalam artikel yang dimuat di media Asia Sentinelberjudul Indonesia’s SBY Government: Vast Criminal Conspiracy.
“Sebagian selaras dengan data BPK dan temuan Pansus. Sebagian data baru karena Pansus sudah selesai bekerjanya,” kata Misbakhun kepada Tirto, Kamis (13/9/2018).
Artikel tersebut berisi dugaan keterlibatan Ketua Umum Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dalam skandal pencurian uang pembayar pajak sebesar 12 miliar dolar Amerika dan mencucinya ke bank-bank internasional.
Keterlibatan SBY tersebut, dalam artikel yang ditulis John Berthelsen itu, terindikasi dari skandal Bank Century. Disebutkan, “Pendirian dan bangkrutnya PT Bank Century TBK diduga menjadi pusaran sebagian besar kasus yang dimuat dalam laporan tersebut. Pailit pada 2008, Bank Century akrab dikenal sebagai “bank-nya SBY” karena diyakini menyimpan dana gelap yang terkait dengan Partai Demokrat.”
“Memang sejak awal dugaan demikian dan ada hasil audit BPK nya,” kata Misbakhun membenarkan dugaan Berthelsen.
Namun, saat disinggung soal nihilnya nama Sri Mulyani dalam artikel Berhelsen, padahal Pansus sempat menduga keterlibatannya dalam kasus ini, Misbakhun enggan berkomentar.
“Kamu tanya saja ke penulisnya,” kata Misbakhun.
Ditemui terpisah, mantan Anggota Pansus Angket Century lainnya, Maruarar Sirait juga membenarkan data-data dalam artikel Berthelsen. “Itulah makanya saya dulu bilang kasus ini harus dituntaskan. Tidak boleh berhenti. Agar tidak sekadar keluar menjelang tahun politik,” kata Maruarar, di Kompleks DPR, Senayan, Jakarta Pusat, Kamis (13/9/2018).
Maruarar juga mendorong agar pengusutan skandal Century dilanjutkan meskipun harus menyeret sejumlah nama besar, terlebih dengan temuan-temuan bukti baru yang disampaikan Berthelsen dalam artikelnya.
“Hukum tidak boleh tumpul ke atas kan. Jadi ya harus diusut sampai tuntas,” kata Maruarar.
Hanya saja, seperti halnya Misbakhun, Maruarar juga tidak berkomentar mengenai nihilnya nama Sri Mulyani dalam artikel Berthelsen. “Nanti saya pelajari lagi,” kata dia.
Selain SBY, artikel Berthelsen juga menyebut keterlibatan mantan Wakil Presiden cum mantan Gubernur Bank Indonesia, Boediono dalam kasus ini.
Sebelumnya, saat dikonfirmasi perihal ini, Wakil Ketua Umum Demokrat, Syarif Hasan sudah membantah keterlibatan SBY dan dugaan aliran dana ke Demokrat.
“Itu berita sampah saja di tahun politik,” kata Syarifudin kepada Tirto, Kamis (13/9/2018).
Menurut Syarifudin, investigasi Asia Sentinel tersebut hanyalah rekayasa semata yang dimaksudkan untuk menyudutkan SBY dan partai Demokrat menjelang Pilpres 2019.
“Bagaimana ceritanya Pak SBY ngemplang uang. Pak SBY justru buka ruang Pansus Century kok,” kata Syarifudin.
(Tirto/Suara-Islam/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email