Ke depannya, seluruh hasil penangkaran alpukat soga akan dibeli dan diberikan kepada masyarakat untuk ditanam di wilayah Kabupaten Kediri.
Kementerian Pertanian Republik Indonesia baru-baru ini menobatkan alpukat soga dari Desa Dukuh, Kecamatan Ngadiluwih Kabupaten Kediri menjadi varietas unggul nasional.
Bupati Kediri Hj Haryanti Sutrisno yang didampingi Kepala Dinas Pertanian Widodo Imam Santoso memberikan apresiasi kepada Soim, warga Desa Dukuh yang menggalakkan penanaman alpukat lokal tersebut.
"Ini membanggakan, semoga para penangkar dari Kabupaten Kediri menjadi raja di wilayahnya sendiri. Jadi tidak terjadi lagi pengadaan bibit dari luar misal majalengka, Malang dan lainnya. Karena penangkar kita punya stok bibit unggul nasional yang mampu mencukupi kebutuhan pengadaan bibit," kata Haryanti yang dilansir dari Kedirikab.go.id, Selasa 13 Desember 2016.
Ia menambahkan, ke depannya, seluruh hasil penangkaran alpukat aoga akan dibeli dan diberikan kepada masyarakat untuk ditanam di wilayah Kabupaten Kediri. Hal tersebut dimaksudkan supaya bibit unggul nasional ini benar-benar menjadi kebanggan warga Kabupaten Kediri.
"Hasil penangkaran lima tahun itu akan dibeli semua untuk warga Kabupaten Kediri. Harapannya akan menjadi identitas di Kediri dan tidak keduluan dari wilayah luar daerah pengembangannya. Setelah berbuah lima tahun baru boleh dijual ke luar daerah," ujarnya.
Kepala Dinas Pertanian Widodo Imam Santoro mengatakan, proses sertifikasi benih soga memang memakan waktu cukup lama, yakni 3 tahun karena ketatnya pemilihan yang melewati beberapa tahap.
Pertama harus melalui proses observasi selama dua kali masa panen, uji nutrisi, uji bunga, baru diusulkan untuk didaftarkan. Pengujiannya pun dilakukan berulang dengan tujuan memastikan musim ini dan musim selanjutnya mempunyai hasil yang sama.
Setelah dilakukan pelepasan, ribuan bibit langsung habis dipesan. "Semua itu karena kualitas sudah terbukti melalui proses yang ketat dari Balai Pengawasan Sertifikasi Tanaman Pangan dan Holtikultura Kementerian Pertanian," kata Widodo.
Sementara itu, Soim, pemegang hak sertifikasi alpukat soga menerangkan ciri-ciri dari buah tersebut. Yakni memiliki warna coklat keunguan, kulit dan daging yang bisa memisahkan diri serta tidak ada rasa langu atau getir. "Ciri paling terlihat adalah buahnya besar terbukti setiap 1,5 kg alpukat soga berisi dua buah. Dan terpenting alpukat ini mendapat pengakuan sebagai buah alpukat bernutrisi tertinggi. Sehingga semua ikut mendorong petani untuk menanam karena memberikan nilai ekonomis yang tinggi," kata Soim.
(Otonomi/Merdeka/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Alpukat Soga (Foto: Kedirikab.go.id).
Kementerian Pertanian Republik Indonesia baru-baru ini menobatkan alpukat soga dari Desa Dukuh, Kecamatan Ngadiluwih Kabupaten Kediri menjadi varietas unggul nasional.
Bupati Kediri Hj Haryanti Sutrisno yang didampingi Kepala Dinas Pertanian Widodo Imam Santoso memberikan apresiasi kepada Soim, warga Desa Dukuh yang menggalakkan penanaman alpukat lokal tersebut.
"Ini membanggakan, semoga para penangkar dari Kabupaten Kediri menjadi raja di wilayahnya sendiri. Jadi tidak terjadi lagi pengadaan bibit dari luar misal majalengka, Malang dan lainnya. Karena penangkar kita punya stok bibit unggul nasional yang mampu mencukupi kebutuhan pengadaan bibit," kata Haryanti yang dilansir dari Kedirikab.go.id, Selasa 13 Desember 2016.
Ia menambahkan, ke depannya, seluruh hasil penangkaran alpukat aoga akan dibeli dan diberikan kepada masyarakat untuk ditanam di wilayah Kabupaten Kediri. Hal tersebut dimaksudkan supaya bibit unggul nasional ini benar-benar menjadi kebanggan warga Kabupaten Kediri.
"Hasil penangkaran lima tahun itu akan dibeli semua untuk warga Kabupaten Kediri. Harapannya akan menjadi identitas di Kediri dan tidak keduluan dari wilayah luar daerah pengembangannya. Setelah berbuah lima tahun baru boleh dijual ke luar daerah," ujarnya.
Kepala Dinas Pertanian Widodo Imam Santoro mengatakan, proses sertifikasi benih soga memang memakan waktu cukup lama, yakni 3 tahun karena ketatnya pemilihan yang melewati beberapa tahap.
Pertama harus melalui proses observasi selama dua kali masa panen, uji nutrisi, uji bunga, baru diusulkan untuk didaftarkan. Pengujiannya pun dilakukan berulang dengan tujuan memastikan musim ini dan musim selanjutnya mempunyai hasil yang sama.
Setelah dilakukan pelepasan, ribuan bibit langsung habis dipesan. "Semua itu karena kualitas sudah terbukti melalui proses yang ketat dari Balai Pengawasan Sertifikasi Tanaman Pangan dan Holtikultura Kementerian Pertanian," kata Widodo.
Sementara itu, Soim, pemegang hak sertifikasi alpukat soga menerangkan ciri-ciri dari buah tersebut. Yakni memiliki warna coklat keunguan, kulit dan daging yang bisa memisahkan diri serta tidak ada rasa langu atau getir. "Ciri paling terlihat adalah buahnya besar terbukti setiap 1,5 kg alpukat soga berisi dua buah. Dan terpenting alpukat ini mendapat pengakuan sebagai buah alpukat bernutrisi tertinggi. Sehingga semua ikut mendorong petani untuk menanam karena memberikan nilai ekonomis yang tinggi," kata Soim.
(Otonomi/Merdeka/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)