CIA menyadari "salah langkah" dan "kekurangan" yang memperbolehkan seorang yang akan menjadi informan untuk memasuki sebuah pangkalan AS di Afghanistan dan meledakkan dirinya sendiri pada 30 Desember, membunuh tujuh petugas CIA. Kesalahan tersebut termasuk gagal bertindak dalam memperingatkan tentang penyerang tersebut, seorang agen ganda dari intelijen Yordania, atau mengambil tindakan pencegahan yang kemungkinan telah mencegah serangan yang paling mematikan kedua dalam sejarah agen tersebut, menurut sebuah penyelidikan internal.
Pengebom bunuh diri tersebut, Humam Khalil Abu-Mulal Al-Balawi mengecoh CIA sampai mempercayai bahwa ia dapat menjadi sebuah alat yang berguna dalam pertempuran melawan al-Qaeda, dan diundang ke dalam sebuah kamp AS yang dibentengi dengan baik di provinsi Khost di bagian selatan Afghanistan, di dekat perbatasan dengan Pakistan.
"Ia telah mengkonfirmasi akses di dalam lingkaran ekstrimis, membuat sebuah hubungan yang tersembunyi dengannya – jika ia bertindak dalam keyakinan yang baik – berpotensi sangat produktif," Direktur CIA Leon Panetta mengatakan dalam catatan untuk para pegawai agen. "Namun ia harus menolak akar terorisnya. Ia, pada faktanya adalah seorang pembunuh yang brutal."
Panetta menyebutkan kesalahan-kesalahan oleh agen yang diungkapkan dalam penyelidikan, terutama kegagalan CIA untuk memeriksa Balawi sebagaimana mestinya, yang membuat sebuah video yang dirilis setelah kematiannya yang meminta para militan untuk meluncurkan lebih banyak serangan.
Namun mereka juga memasukkan penyimpangan-penyimpangan keamanan yang kritis dan kegagalan komunikasi.
Salah satu dari kesalahan yang terbesar kemungkinan telah ada kegagalan seorang petugas CIA di Yordania, meneruskan kekhawatiran yang dimunculkan oleh intelijen Yordania tentang ikatan Balawi dengan Al-Qaeda.
"Pihak Yordania memunculkan kekhawatiran tentang Balawi," kata seorang pejabat intelijen AS.
"Kekhawatiran tersebut diberatkan terhadap informasi yang ia telah sediakan, dan potensinya untuk memimpin kami menuju tokoh-tokoh yang paling senior di Al-Qaeda."
Dengan segera setelah pengeboman tersebut, Panetta membela agen tersebut menentang tuduhan sebuah kesalahan keamanan.
Dalam sebuah kolom yang ditulis untuk kantor berita harian The Washington Post pada Januari, ia mengatakan bahwa pengebom tersebut meledakkan bahan peledaknya tepat sebelum penjaga keamanan akan menggeledah mereka. Ia mengatakan bahwa tidak ada orang yang mengabaikan bahaya tersebut, dan "ini bukan sebuah masalah mempercayai seorang asset intelijen yang berpotensi."
Pada Selasa waktu setempat, Panetta menyebutkan kekurangan-kekurangan di dalam agen terlalu luas untuk mengisolasi kesalahan.
"Kesalahan langkah tersebut terjadi karena kekurangan-kekurangan di beberapa komponen agen di bidang termasuk komunikasi, dokumentasi dan pengawasan manajemen," Panetta mengatakan.
"Tanggung jawab tidak dapat ditunjuk untuk individu atau kelompok tertentu."
Panetta mengatakan bahwa ia telah menyetujui dalam beberapa bulan, 23 tindakan, termasuk memperketat prosedur keamanan dan menciptakan sebuah sel pemeriksaan kontra-intelijen yang akan fokus pada informan "resiko tinggi atau keuntungan tinggi", seperti Balawi.
Ia mencatatkan bahwa kerja kontra-terorisme masih membutuhkan kerjasama dengan "orang-orang yang berbahaya di dalam situasi yang melibatkan sebuah ambiguitas dan resiko tingkat tinggi."
(Shabestan/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email