Pesan Rahbar

Home » » Amerika Bermain dengan Kedok Syiah Palsu

Amerika Bermain dengan Kedok Syiah Palsu

Written By Unknown on Monday, 7 July 2014 | 09:21:00

Lama Palsu dari amerika berkedok Syiah.

Shabestan – Ketika menggelar pertemuan besar dengan para pegawai instansi haji dan ziarah Republik Islam Iran kemarin, Rahbar Revolusi Islam Ayatullah Khamenei menegaskan, para ulama Syiah termasuk Imam Khomeini ra senantiasa menekankan persatuan umat Islam di seluruh dunia. “Syiah yang menyulut perpecahan melalui media-media massa yang berpusat di London dan Amerika tidaklah melangkah di jalan Syiah yang sejati,” tukas Rahbar.

Media massa manakah yang dimaksud Rahbar?

Untuk menjawab pertanyaan ini, tentu sungguh sangat sulit. Tetapi, dalam beberapa tahun terakhir ini, bermunculan media-media massa dan informasi yang bertujuan untuk menyulut perpecahan di kalangan Muslimin. Dalam kesempatan ini, kita akan menelaah tiga contoh media massa tersebut.

1. Ahlulbait Channel.

Televisi ini dipimpin oleh seorang berkebangsaan Afghanistan bernama Allahyari dan dibentuk di kota suci Qom, Iran. Dengan memilih nama Ahlulbait dan melalui atmosfir kultural Qom, para aktor televisi ini ingin memperoleh sebuah posisi di kalangan masyarakat luas.

Selama beraktivitas, Ahlulbait Channel selalu memperbesar perpecahan di kalangan mazhab-mazhab Islam dan sejalan dengan cita-cita Anjoman-e Hojjatiyeh. Penekanan terhadap peringatan hari syahadah Sayidah Fatimah Zahra dengan nama Muhsiniah dan penggelaran pesta besar dengan nama Idul Zahra dalam rangka memperingati terbunuhnya Khalifah Umar bin Khatab adalah dua program besar televisi ini.

Mengaku Dukungan Para Marja’ Syiah.

Selama beberapa waktu, Allahyari mengaku bahwa Ahlulbait Channel didukung oleh seluruh marja’ Syiah. Tetapi, setelah ada penolakan dari pihak kantor seluruh marja’ Syiah, klaim ini pun luruh bak salju diterpa matahari.

Salah seorang marja’ Syiah yang memang pernah memberikan dukungan kepada saluran televisi satelit ini adalah Ayatullah Qurban Ali Muhaqqiq Kabuli, salah seorang ulama berkebangsaan Afghanistan yang bermukim di kota suci Qom. Dua tahun lalu, setelah program Ahlulbait Channel yang selalu menyulut perpecahan di kalangan umat Islam diketahui khalayak, Ayatullah Muhaqqiq Kabuli dalam sebuah pernyataan menekankan persatuan umat Islam dan menegaskan, “Para pengikut sejati Ahlulbait as diminta untuk tidak memberikan bantuan material dan spiritual kepada saluran televisi tersebut. Dalam pandangan kami, menyerahkan khumus, zakat, dan seluruh hak syar’i kepada stasiun televisi tersebut dan juga kepada seluruh stasiun televisi yang lain, yayasan, dan program yang beraktifitas untuk memecah belah umat Islam tidak bisa dipertanggungjawabkan, dan bahkan termasuk dalam kategori tolong menolong dalam dosa dan permusuhan.”

Kebijakan-kebijakan Allahyari:

1. Menciptakan perpecahan di antara Syiah dan Ahli Sunah.
2. Menekankan slogan “No Gaza, No Lebanon” dengan alasan “pertama kali kita harus membebaskan Baqi’ terlebih dahulu, dan biarlah Gaza berikutnya.”
3. Menciptakan jurang pemisah antara para pengikut Syiah dan para marja’ agung Syiah. Allahyari berpandangan bahwa tak satu pun marja’ Syiah yang ada adil. Ia selalu menghina para ulama agung Syiah sekalipun Imam Khomeini, Ayatullah Makarim Syirazi, dan Ayatullah Behjat.
4. Menggempur dan menurunkan Republik Islam Iran dari posisi pembela bangsa-bangsa tertindas menjadi musuh Ahlulbait Nabi saw.
5. Menyamakan pemerintahan Imam Khomeini ra dengan dinasti Bani Abbasiyah.
6. Membela Amerika dengan alasan negara ini membela kebebasan berpendapat. Allahyari sekarang bermukim di Amerika. Perlu kita ketahui bersama, Amerika memiliki undang-undang khusus untuk saluran-saluran televisi satelit. Dalam undang-undang ini ditegaskan, jika sebuah saluran televisi menghina hal-hal yang disucikan oleh sebuah aliran agama, pemikiran, dan sosial, maka saluran televisi ini akan ditutup dan surat izinnya akan dibatalkan. Pertanyaannya sekarang adalah mengapa Ahlulbait Channel yang memuat seluruh bentuk penghinaan ini tidak pernah ditutup?

Keyakinan Anjoman-e Hojjatiyeh.

Keyakinan-keyakinan Allahyari sama persis dengan keyakinan-keyakinan yang dimiliki Anjoman-e Hojjatiyeh. Ia meyakini kita tidak perlu melakukan tindakan apapun. Kita hanya harus menunggu sehingga Allah akan mengutus Imam Mahdi as kapan pun Dia kehendaki. 

Ahlulbait Channel sangat mempromosikan qamehzani (tindakan melukai diri dengan benda tajam) demi Imam Husain as. “Demi cinta kepada Imam Husain as, kita harus melakukan segala sesuatu apapun,” ujar Allahyari.

Saluran televisi ini ingin mendorong Syiah ke arah Anjoman-e Hojjatiyeh supaya Syiah bisa dengan mudah mencela Ahli Sunah dan bahkan mengeluarkan fatwa untuk membunuh saudara-saudara kita dari kalangan Ahli Sunah.

Dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan oleh Hujjatul Islam Nabawi kepala Divisi Humas Hauzah Ilmiah Qom beberapa waktu lalu, menilik banyak bukti yang ada, para petinggi Gedung Putih berada di balik saluran televisi Ahlulbait Channel dan tujuan utamanya adalah menunjukkan Syiah dalam gambar yang amat buruk.

Lantaran sensitifitas yang ditumbulkan oleh Ahlulbait Channel ini, Pengadilan Khusus Agama kota suci Qom, Iran mengeluarkan keputusan pidana untuk menutup kantor saluran televisi satelit ini.
Pada kelancangan selanjutnya kepada para ulama Islam dan Rahbar Revolusi Islam Iran, Ahlulbait Channel mengklaim bahwa Republik Islam Iran tengah berjalan untuk membela Ahli Sunah dan melemahkan Mazhab Syiah. Anjoman-e Hojjatiyeh, dengan dalih adanya kebebasan aktivitas Ahli Sunah di Iran, menyerukan supaya Ahlulbait Channel disokong secara meluas. 

2. Salam Channel.

Beberapa tahun sebelum ini, sangat sedikit orang yang menanggapi dengan serius bahaya sebuah gerakan Islami Amerika yang mempromosikan dirinya dengan pakaian tabligh Mazhab Syiah. Tapi sekarang malah sebaliknya. Setelah gerakan-gerakan seperti ini menyatakan hubungan dengan kebijakan-kebijakan imperialis dan anti keamanan negara, sangat sedikit orang yang tidak tahu bahwa Salam Channel pimpinan Muhammad Hidayati ini beraktivitas demi berkhidmat kepada imperialisme dunia dan anti-Islam. Terutama pada hari-hari ini, para pengklaim perpisahan agama dari politik telah memasuki medan politik dan menyatakan penentangan keras terhadap Republik Islam Iran.

Sumber Keuangan Tersembunyi.

Ketika berita-berita tersebar bahwa ruang tansfer-transfer rakyat Iran ke seluruh dunia dipersempit, Salam Channel malah mengumumkan kepada dunia telah memiliki banyak nomor rekening di bank-bank Jerman, Amerika, Australia, Dubai, dan negara-negara lain. Dengan ini, mereka ingin mengumumkan memiliki banyak sumber keuangan di mana-mana.

Salam Channel disiarkan melalui Satelit Hotbird. Setiap bulan, saluran televisi satelit ini menerima bantuan dalam bantuan yang cukup besar untuk menyewa satelit. Sekalipun demikian, menurut Marjan Husaini salah seorang ahli di bidang perhubungan, para manajer Salam Channel tidak pernah mengumumkan sumber budget mereka secara transparan. 

Biaya yang harus dikeluarkan hanya untuk menayangkan program selama sebulan melalui satelit seperti Hotbird berkisar sebesar 25 ribu dolar. Jika ditambah biaya untuk para pegawai, mengingat saluran-saluran televisi seperti ini tidak menayangkan promosi dan iklan, dari manakah biaya sebesar itu mereka peroleh?

“Ini adalah sebuah bukti kuat bahwa saluran-saluran televisi seperti ini memiliki hubungan kuat dengan dolar hitam Amerika. Pada saat rakyat kekurangan uang dan pendapatan, saluran televisi ini malah bertambah kualitas dan juga bertambah luas jangkuannya,” ujar Koran Hamshahri.

Salah satu bukti sangat mudah bahwa saluran televisi seperti Salam Channel ini memiliki hubungan kuat dengan Amerika, lanjut Koran Hamshahri, adalah sesuai dengan undang-undang satelit, jika sebuah saluran televisi mendorong perpecahan antar mazhab dan atau menghina mazhab resmi sebuah negara, maka saluran televisi ini harus ditutup dari satelit. Tetapi, saluran-saluran televisi seperti ini malah semakin hari makin memperluas siaran dan usaha perpecahan di kalangan umat Islam.

Beberapa waktu lalu, kelompok-kelompok berafiliasi dengan Anjoman-e Hojjatiyeh yang memiliki hubungan erat dengan saluran televisi satelit Salam menyarankan kepada para pemimpin saluran telivisi ini supaya menarik dukungan dari pada marja’ tradisional Syiah guna menambah daya tarik televisi. Hal ini lantaran tersebar di kalangan masyarakat luas bahwa saluran televisi ini tidak didukung oleh para marja’ Syiah. Untuk itu, mereka yang bertanggung dalam saluran televisi berupaya sekuat tenaga guna memperoleh dukungan ini guna menyingkirkan aral yang melintang. 

Pada tahun-tahun terakhir ini, para penanggung jawab Salam Channel berusaha keras untuk memasyarakatkan tradisi salah qamehzani dan memperkenalkannya sebagai satu sunah Islami. Usaha ini pun disambut baik oleh musuh. Dalam rangka ini, Muhammad Hidayati sebagai manajer Salam Channel dan salah satu ahli agama di Suara Amerika mengatakan, dengan menelaah ayat-ayat Al-Quran kita dapat menemukan bahwa budaya ini terdapat dalam Al-Quran.

Dengan mendistorsi ayat-ayat Al-Quran, ulama bayaran ini berusaha untuk menautkan masalah qamehzani dengan ayat-ayat Al-Quran.

Penjelasan Hidayati begitu rapuh sehingga Mahdi Khalaji yang juga diundang sebagai ahli agama dalam program itu pun berteriak lantang dan menyatakan bahwa usaha Hidayati ini adalah sebuah upaya distorsi Al-Quran.

Pada kelanjutan program, Hidayati menegaskan bahwa qamehzani merupayakan sebuah faktor yang dapat menyebarluaskan semangat keberanian, peka terhadap kondisi orang lain, dan pengorbanan. Untuk itu, qamehzani di Amerika bisa dijalankan dengan bebas di jalan-jalan negara ini.

Menciptakan perpecahan di kalangan mazhab-mazhab Islam dan penghinaan terhadap Ahli Sunah adalah dua program tetapi Salam Channel. Hal ini dan juga lantaran dukungannya terhadap para penyulut fitnah di Iran tahun 2008 lalu telah menyebabkan Hujjatul Islam Dr. Qazwini yang juga merupakan salah satu wajah yang mengingkari Ahli Sunah memisahkan diri dari saluran televisi ini. 

3. Fadak Channel.

Syekh Yasir Yahya Abdullah Al-Habib adalah manajer saluran televisi satelit ini. Ia lahir pada tahun 1977. Alumni ilmu politik dari Universitas Kuwait ini baru berusia 25 tahun. Hanya tiga tahun berjalan dari pembentukan Haiat Khuddam Al-Mahdi, pemerintah Kuwati terpaksa harus membubarkan perkumpulan ini dan menjebloskan Yasir Al-Habib ke dalam penjara.

Keberanian pemuda ini memikat minat Inggris. Akhirnya, lembaga-lembaga HAM Inggris dan Amerika pun turun tangan. Pihak aparat Kuwait pun heran mengapa lembaga-lembaga itu hanya memilih tawanan muda itu di antara sekian banyak tawanan yang ada dalam penjara Kuwait. Akhir kisah, Yasir Al-Habib hanya mendekam dalam penjara tidak lebih dari tiga bulan.

Setelah keluar dari penjara, Yasir Al-Habib menjadi sahabat karib Inggris. Akhir cerita, ia berhasil menerima kewarganegaraan Britania Raya dan bermukim di utara negara ini. Ia dapat menjadi warga negara Inggris hanya dalam waktu dua tahun dan juga mampu memperluas aktifitasnya. Ia pun membentuk Koran Shia Newspaper, membangun Hauzah Ilmiah Imamain Askariyain di London, dan membentuk saluran televisi satelit Fadak. Pada tahun 2010, perkumpulan Yasir Al-Habib disulap menjadi husianiah besar dengan nama Husainiah Sayyidus Syuhada’. Husainiah ini pun dijadikan sebagai tempat aktivitas, kantor stasiun televisi Fadak, Koran Shia Newspaper, dan pusat informasi. Semua itu tentu berkat bantuan dan dukungan Inggris. 

Sekarang, syekh Kuwait yang masih muda ini sudah berusia 36 tahun dan berusaha menyebarkan suara Syiah ke seluruh dunia melalui fasilitas-fasilitas yang disediakan oleh pemerintah Inggris. Apakah Anda tidak meragukan sesuatu di sini?

Supaya kita bisa melihat dukungan dan bantuan-bantuan Inggris ini dengan lebih jelas, marilah kita kembali ke periode tiga tahun lalu.

Pada tanggal 17 Ramadhan 1431, dalam rangka wafat Siti Aisyah istri Rasulullah saw, syekh muda piaraan Inggris ini menggelar sebuah majelis di husainiahnya di London dan melontarkan ungkapan-ungkapan tak senonoh berkenaan dengan istri Rasulullah.

Setelah membeberkan dalil-dalil atas klaimnya, ia menyimpulkan, “Menggelar pesta atas kemusnahan Aisyah adalah sebuah ajaran agama pasti, karena kebinasaan Aisyah ini adalah sebuah kemenangan besar bagi Islam.”

Situs informasi Yasir Al-Habib pun melaporkan, “Fadak Channel telah menyiarkan pesta besar yang penuh berkah ini. Lebih dari itu, di bagian atas layar televisi tertulis, ‘Allahu akbar … Aisyah fin nar.’ Slogan ini dimuat untuk pertama kali dalam sejarah televisi satelit. Dalam beberapa kesempatan, kasidah-kasidah pun dilantunkan dalam rangka memperingati kebinasaan kepala kekafiran Aisyah dan syukur nikmat atas pembebasan diri darinya.” 

Dalam sebuah aksi baru, Yasir Al-Habib juga menerbitkan sebuah buku yang membuktikan keburukan-keburukan Aisyah. Tindakan ini pun menuai protes keras dunia terhadap Mazhab Syiah.

Syekh Abdulaziz Al Syekh Mufti Agung Arab Saudi dalam sebuah reaksi menyatakan, “Setelah kekurangajaran Yasir Al-Habib terhadap Ummul Mukminin Aisyah, penyebaran Syiah di negara-negara Arab dan Islam terlarang.”

Dalam sebuah pertemuan dengan para imam salat Jumat dan salat jamaah, Syekh Al Syekh menegaskan, “Pernyataan-pernyataan Yasir Al-Habib ulama Syiah Kuwait ini telah menyebabkan banyak Ahli Sunah menjadi tidak condong kepada Syiah. 

Menurut informasi, banyak Ahli Sunah yang telah masuk Syiah, khususnya di utara Afrika, setelah mendengar penyataan Yasir Al-Habib, memahami bahwa Syiah adalah sebuah mazhab yang batil, dan mereka pun kembali ke mazhab Sunni. Pernyataan Al-Habib ini adalah sebuah inayah dari Allah sehingga batin sejati Syiah terbongkar.”

Kondisi yang telah diciptakan oleh pernyataan-pernyataan Yasir Al-Habib ini pun memperoleh reaksi keras dari para ulama di Arab Saudi dan negara-negara Arab yang lain. Dalam sebuah istifta yang ditujukan kepada Rahbar Revolusi Islam Ayatullah Khamenei sehubungan dengan masalah ini, Rahbar menyatakan, “Menghina simbol-simbol saudara-saudara kita Ahli Sunah termasuk menuduh istri Rasulullah saw adalah haram. Hal ini meliputi seluruh istri para nabi terutama Sayyidul Anbiya’ Nabi Muhammad saw.”

Fatwa ini pun tersebar luas melalui saluran-saluran televisi terkenal dunia seperti Aljazeera, Koran Al-Anba’ Kuwait, situs Muhith, koran Al-Safir dan Al-Hayat Lebanon cetakan London, dan situs radio dan televisi Mesir.

Syekh Ahmad Al-Thayyib juga menunjukkan reaksi positif terhadap fatwa yang keluar dari pena seorang pemimpin tertinggi Syiah dunia Ayatullah Khamenei Rahbar ini. Menurutnya, ini membuktikan bahwa Syiah bergerak untuk mewujudkan persatuan di kalangan umat Islam dengan sejati.

Yang sangat aneh adalah reaksi yang ditunjukkan oleh saluran-saluran televisi Wahabi seperti Al-Arabiyah: sensor dan bungkan seribu bahasa.

Sumber : Mahdi-news.com
Share this post :

Post a Comment

mohon gunakan email

Terkait Berita: