Pesan Rahbar

Home » , » Kisah Pertobatan Adam dan Hawa

Kisah Pertobatan Adam dan Hawa

Written By Unknown on Tuesday, 15 July 2014 | 23:37:00

 
Sumber :  
Buku : taubat dalam naungan kasih sayang
Karya : Ayatullah Husein Ansariyan
Allah Swt menciptakan Adam sebagai khalifah di muka bumi, setelah Allah Swt menyempurnakan tubuh adam, Ia meniupkan ruhNya ke dalam diri Adam, lantas Adam telah menjadi layak untuk meraih ilmu tentang nama-nama Allah Swt. Kemudian, dikarenakan kemuliaan dan keagungan Adam, para malaikat menundukkan diri (bersujud) dihadapan Adam dengan perintah Allah Swt. selanjutnya dengan perintah Allah Swt, Adam dan istrinya menjadi penghuni surga. Allah Swt mengizikan Adam dan istrinya untuk menggunakan segala kenikmatan yang ada di surga, kecuali satu pohon tertentu, dan apabila mereka mendekati pohon tersebut, maka mereka akan menjadi orang yang zalim.   
وَ قُلْنَا يَا آدَمُ اسْكُنْ أَنتَ وَ زَوْجُكَ الْجَنَّةَ وَ كُلاَ مِنْهَا رَغَداً حَيْثُ شِئْتُمَا وَلاَ تَقْرَبَا هَذِهِ الشَّجَرَةَ فَتَكُوْنَا مِنَ الْظَّالِمِيْنَ
Dan Kami berfirman, “Hai Adam, tinggallah kamu dan istrimu di dalam surga ini, makanlah segala makanan yang ada di dalamnya sesuka hati kamu, dan janganlah kamu dekati pohon ini yang menyebabkan kamu termasuk golongan orang-orang yang zalim.”  (QS. al-Baqarah [2] : 35)
Iblis yang telah dikeluarkan dari surga karena menolak menundukkan diri dihadapan Adam, dan juga yang mempunyai rasa iri hati dan dengki terhadap Adam, berusaha menggoda dan menipu Adam beserta istrinya agar keluar dari  surga. Iblis membisikka kepada Adam dan Hawa agar pergi mendekati pohon terlarang tersebut dan memakan buah yang ada padanya.
Iblis mengatakan kepada mereka “Hai Adam dan Hawa, Allah mencegah kalian dari pohon ini, karena apabila kalian makan buah-buahnya, maka kalian akan menjadi malaikat dan lantas kalian akan tinggal di surga selamanya.”Guna keberhasilannya dalam mengelabui Adam dan Hawa, Iblis bersumpah dihadapan mereka bahwa apa yang dilakukan iblis ini hanya untuk kebaikan mereka.
وَ قاسَمَهُما إِنِّي لَكُما لَمِنَ النَّاصِحينَ
Dan setan bersumpah kepada keduanya, “Sesungguhnya saya adalah termasuk orang yang memberi nasihat kepada kamu berdua.” (QS. al-A’raf [7] :21).
Dan akhirnya Adam dan Hawa terbujuk oleh ibis, lalu mereka mendekati pohon terlarang itu dan memakan buahnya. Mereka seakan lupa akan larangan Allah Swt.  ketika mereka memakan buah pohon terlarang itu, pakaian yang melekat pada tubuh mereka dan martabat dan cahaya yang terdapat pada diri mereka, menjadi hilang seketika. kemudian mereka mulai menutupi tubuhnya dengan daun-daun pohon itu. Kemudian Allah Swt berkata kepada mereka,
وَ ناداهُما رَبُّهُما أَلَمْ أَنْهَكُما عَنْ تِلْكُمَا الشَّجَرَةِ وَ أَقُلْ لَكُما إِنَّ الشَّيْطانَ لَكُما عَدُوٌّ مُبينٌ
Kemudian Tuhan mereka menyeru mereka, “Bukankah Aku telah melarang kamu berdua dari pohon itu dan Aku katakan kepadamu, ‘Sesungguhnya setan itu adalah musuh yang nyata bagimu?’ (QS. al-Araf [7] : 22)
Lantas, Adam dan hawa terusir dari surga. Martabat, ilmu, dan ketundukan malaikat dihadapan Adam, tidaklah berfungsi baginya guna menghindar dari terusirnya mereka dari surga.  Mereka telah turun dari kedudukan agung yang Allah berikan padanya. Dan mereka melanjutkan kehidupan di muka bumi ini. 
 Jauhnya dari kedekatan dengan Rabb, jauh dari para malaikat, jauh dari surga, dan ketidakpatuhan terhadap perintah Allah, semua itu menyebabkan mereka merasakan kepedihan dan penyesalam yang amat dalam. Oleh karena itu, guna keluar dari kepedihan yang mereka rasakan akibat pembangkangan mereka dihadapan Allah Swt, maka tak ada jalan lain melainkan mereka harus kembali kepada Allah, mereka harus bertobat dan memasuki ruang rahmat dan keberkahan Ilahi. Oleh Karena itu, dari lubuk hati terdalam, mereka seraya menangis keras berkata kepada Alah, “Ya Tuhan kami, kami telah menzalimi diri kami sendiri.” Adam dan hawa mengakui segala kesalahannya di hadapan Allah Swt. mereka sadar bahwa mereka telah jatuh ke dalam penjara kecerobohan, ego, dan hawa nafsu.”

Kesadaran dan pengakuan yang digambarkan oleh Adam dan hawa merupakan hal sangat berharga. Kesadaran dan pengakuan tersebut merupakan tahap pertama menuju pangkuan rahmat Allah dan membebaskan diri dari godaan dan tipu daya setan. Hal ini juga akan mengantarkan manusia kepada sifat rendah diri dan tunduk dihadapan sang Ilahi. Apabila iblis juga bersifat seperti adam dan hawa, yaitu menyadari dan mengakui atas kesalahannya, maka ia tidak akan masuk ke lembah kemurkaan dan kutukan Tuhan selamanya.

Dalam tangisannya, Adam dan Hawa berkata :

قالا رَبَّنا ظَلَمْنا أَنْفُسَنا وَ إِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنا وَ تَرْحَمْنا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخاسِرينَ

Keduanya berkata, “Ya Tuhan kami, kami telah menganiaya diri kami sendiri, dan jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya pastilah kami termasuk orang-orang yang merugi.” (QS. al-Araf [7] : 23)

Setelah melakukan tobat, ketundukan, penyesalan, tangisan, dan ketundukan dihadapan Allah Swt, maka keberkahan dan rahmat Allah pun datang bagi mereka. Sesuai firman Allah Swt dalam al-quran,

فَتَلَقَّى آدَمُ مِن رَّبِّهِ كَلِمَاتٍ فَتَابَ عَلَيْهِ إِنَّهُ هُوَ التَّوَّابُ الرَّحِيْمُ

“Kemudian Adam menerima beberapa kalimat dari Tuhan-nya, maka Allah menerima tobatnya. Sesungguhnya Allah Maha Penerima tobat lagi Maha Penyayang.” (QS. al-Baqarah [2] : 37)
Dinukil dari buku taubat dalam naungan kasih sayang, karya Ayatullah Husein Ansariyan.

Share this post :

Post a Comment

mohon gunakan email

Terkait Berita: