Revolusi Islam, Kemajuan dan Pembangunan Iran.
Sanksi ekonomi adalah sebuah instrumen yang dipakai oleh kekuatan-kekuatan Barat untuk menekan Iran sejak hari-hari pertama berdirinya pemerintahan Republik Islam. Amerika Serikat dan Uni Eropa mengadopsi sejumlah langkah untuk menghambat pertumbuhan ekonomi Iran. Sekarang, usia Revolusi Islam sudah menginjak 35 tahun dan bangsa Iran mengukir sejumlah prestasi di segala bidang di tengah keterbatasan dan tekanan.
Bangsa Iran menanggung beban berat dalam menghadapi tekanan
ekonomi, tapi mereka sama sekali tidak pesimis dan justru termotivasi
untuk bangkit demi mencegah terhentinya perputaran roda produksi di
berbagai sektor, seperti industri minyak.
AS menggunakan semua kemampuannya – mulai dari sanksi
minyak hingga merusak pasar dan iklim investasi di Iran – untuk mengubah
struktur ekonomi yang ada dan membangkitkan ketidakpuasan di tengah
masyarakat. Saat ini, para pejabat Gedung Putih juga masih berbicara
tentang terbukanya semua opsi di atas meja, mulai dari sanksi hingga
invasi militer. AS dan sekutunya melakukan banyak investasi untuk
mencegah Iran mencapai kemajuan dan mengesankan kegagalan Republik
Islam.
Pada dasarnya, tekanan ekonomi Barat terhadap Iran
mengincar dua tujuan strategis. Tujuan pertama, Barat pada awalnya fokus
untuk mengesankan ketidakmampuan Iran dalam memenuhi
kebutuhan-kebutuhan dasarnya di sektor-sektor utama produksi, tapi cara
ini tidak berjalan efektif. Iran menunjukkan perlawanan dan berusaha
untuk mencapai swasembada di bidang infrastuktur. Oleh karena itu,
strategi tersebut secara praktis gagal dan Barat beralih ke manuver yang
lebih agresif yaitu mencegah kemajuan Republik Islam. Strategi itu jauh
lebih berbahaya dari cara pertama.
Barat ingin mencegah pengembangan teknologi nasional Iran
serta menurunkan kualitas dan kuantitas tingkat produksi di dalam negeri
sebagai cara untuk merusak ekonomi Republik Islam. Sanksi dan tekanan
juga mulai diarahkan untuk mengejar tujuan strategis kedua. Sejalan
dengan itu, Barat fokus untuk melumpuhkan industri minyak Iran sebagai
sumber pendapatan utama negara yang akan menjamin kelancaran pembangunan
ekonomi. Mereka mencoba menghentikan kemampuan ekonomi Iran di berbagai
sektor produksi dan kemajuan.
Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran atau Rahbar, Ayatullah
Sayid Ali Khamenei dalam sebuah pidatonya pada Hari Nasional Melawan
Arogansi Dunia, mengatakan, “Salah satu pelajaran besar konfrontasi
bangsa Iran dengan AS adalah mempertahankan resistensi dan kearifan,
bertawakkal kepada Allah Swt, kerja keras, dan persatuan di antara para
pejabat negara.” Rahbar menilai perang bangsa Iran dengan AS akan terus
berlanjut dan menegaskan, “Salah satu hal yang dibutuhkan dalam perang
besar itu adalah resistensi dan kerja keras untuk kemajuan negara di
bidang sains dan pembangunan sebagai mukaddimah untuk meraih
kemenangan.”
Pasca kemenangan Revolusi Islam pada 1979, bangsa Iran
melewati tahun-tahun yang penuh dengan aksi heroik dan perlawanan untuk
menghadapi tekanan seperti, perang yang dipaksakan, konspirasi, dan
sanksi. Namun, mereka meraih kemenangan setelah perjuangan panjang di
semua bidang, termasuk di bidang ekonomi. Kemajuan di bidang teknologi
nano, teknologi nuklir damai, sel punca, produksi ilmu pengetahuan, dan
dunia antariksa, termasuk di antara prestasi utama Iran pasca revolusi.
Saat ini, Iran menduduki posisi pertama produksi ilmu pengetahuan di
Timur Tengah dan termasuk di antara sepuluh negara dunia dari segi
pertumbuhan indeks ilmiah.
Saat ini, tercatat hanya segelintir negara yang sedang
menyusun program nasional nano dan Iran juga termasuk salah satu dari
mereka. Di bidang produksi teknologi itu, Tehran menempati posisi
pertama di Timur Tengah dan di antara negara-negara Islam, serta
menduduki posisi ke-14 dunia. Di Iran saat ini, ada banyak ilmuan muda
termasuk dari kalangan perempuan yang menggeluti bidang nano teknologi.
Bangsa Iran membuktikan kepada dunia bahwa tekanan dan
sanksi dapat dipatahkan dengan kebijakan ekonomi muqawama, tanpa
menghambat laju kemajuan negara. Tentu saja, sektor ekonomi merupakan
medan perang yang sangat rumit dan sarat dengan pasang surut. Kemenangan
di perang ini hanya bisa diraih oleh negara-negara yang sukses
menggabungkan perlawanan dengan kemajuan di bidang teknologi strategis.
Di bidang teknologi nuklir damai, Barat telah mempolitisasi
kasus nuklir Iran dan bahkan tidak bersedia menjual bahan bakar untuk
kebutuhan reakor riset medis Iran. Standar ganda itu mendorong Tehran
memperkaya uranium ke tingkat 20 persen guna memenuhi kebutuhan bahan
bakar reaktor riset dan industri. Selama ini, reaktor riset tersebut
digunakan untuk memproduksi obat-obatan seperti radio isotop bagi
pengobatan kanker dan penyakit kronis lainnya. Keberhasilan Iran di
bidang nuklir merupakan sebuah penekanan terhadap tekad bangsa untuk
melangkah maju serta komitmennya dalam memperjuangkan kepentingan negara
di tingkat regional maupun internasional.
Kekuatan-kekuatan hegemonik membentuk poros yang kuat untuk
memonopoli sains dan teknologi. Tidak hanya itu, Barat juga menghalangi
negara-negara lain yang melakukan riset di bidang teknologi mutakhir.
Selain membentuk blok militer semacam Pakta Pertahanan Atlantik Utara
(NATO), negara-negara arogan juga melancarkan tindakan serupa di bidang
sains dan teknologi. Dalam kondisi demikian, negara dunia terbagi
menjadi negara kaya dan miskin. Namun, bangsa Iran dengan tekadnya telah
menerobos monopoli tersebut. Dengan capaian besar ini, reaktor riset
Tehran yang bertumpu pada kemampuan para ilmuannya tidak lagi bergantung
kepada negara lain dalam pengayaan uranium.
Prestasi-prestasi bangsa Iran diperoleh setelah lebih dari
tiga dekade kerja keras dan perlawanan terhadap dikte Barat. Kemajuan
itu menunjukkan bahwa tidak ada faktor yang bisa menghalangi bangsa Iran
untuk mencapai puncak kemajuan sains dan teknologi. Koran Christian Science Monitor
belum lama ini, mengulas tentang sanksi dan dampak-dampkanya terhadap
ekonomi Iran, dan menulis, “Pembatasan telah mendorong Republik
mengambil langkah-langkah menuju kemajuan.” Menurutnya, Barat gagal
mencapai hasil yang diharapkan lewat sanksi, sebab penerapan sanksi
ketat telah membakar semangat Tehran untuk maju di semua bidang.
Presiden Konfederasi Kamar Dagang dan Industri Asia-Pasifik
(CACCI), Benedicto Yujuico dalam kunjungannya ke Tehran, mengatakan
Iran berada di posisi luar biasa di bidang pengembangan ekonomi. Dia
menambahkan, “Iran harus bekerjasama dengan negara-negara anggota CACCI
dalam proyek-proyek bersama di sektor minyak dan gas, suku cadang mobil
dan pesawat, dan bidang-bidang lain.
Di sektor energi, Iran berupaya menjalankan program terpadu
untuk menjaga keamanan pasokan energi dunia. Republik Islam saat ini
tercatat sebagai salah satu negara pemilik cadangan minyak dan gas
terbesar di dunia. Betapa tidak, negara ini menguasai 10 persen cadangan
minyak dunia, dan 17 persen cadangan gas dunia. Pada Juli 2013, raksasa
energi Inggris, British Petroleum (BP) memasukkan Iran sebagai
negara dengan cadangan gas teratas dunia sekitar 32.9 triliun meter
kubik. Perusahaan itu menurunkan cadangan gas Rusia menjadi 32,9 triliun
meter kubik dari 44,6 triliun meter kubik dalam sebuah laporan tahunan.
Iran telah berusaha untuk meningkatkan produksi gasnya
dengan menarik investasi domestik dan asing, khususnya di ladang gas
Pars Selatan. Pars Selatan merupakan bagian dari ladang gas yang lebih
luas dan terbagi dengan Qatar. Bidang yang lebih besar meliputi area
seluas 9.700 kilometer persegi, di mana 3.700 kilometer persegi berada
di wilayah perairan Iran di Teluk Persia. Sisanya, 6.000 kilometer
persegi atau disebut sebagai Dome Utara, berada di perairan teritorial
Qatar. Menurut catatan Badan Energi Internasional (IEA), ladang itu
diperkirakan memiliki 50,97 triliun meter kubik gas dan 50 miliar barel
cadangan minyak mentah.
Sistem Pendidikan Republik Islam Iran MENGGUNCANG DUNiA !!!!!
pemimpin Besar Revolusi Islam Iran Ayatullah Uzma Sayid Ali
Khamenei menegaskan bahwa Republik Islam Iran terbukti bisa meraih
kehormatan dan kemajuan tanpa dukungan Amerika Serikat (AS) dan
negara-negara Barat lainnya. Dia juga menilai realitas ini sebagai
faktor yang telah membangkitkan kegusaran AS.
Hal ini dia ungkapkan dalam
kata sambutannya pada acara wisuda calon perwira Garda Revolusi Islam
Iran di Universitas Imam Husain, Teheran, Rabu (21/5).
“Dewasa ini kubu arogan dunia
sangat gusar menyaksikan kemajuan yang diraih Iran dan pemerintahan
Islam tanpa bergantung pada AS dan kekuatan-kekuatan Barat lainnya,
melainkan dengan mengandalkan kapasitas dan kemampuan dalam negeri
sendiri. Untuk menanggapi (kegusaran) mereka itu kita mengulang lagi
ungkapan terkenal Syahid Baheshti, ‘Matilah akibat kemarahan kalian!’,”
tegasnya.
Menurut Khamenei, isu-isu yang
dikembangkan oleh kekuatan-kekuatan raksasa dunia untuk menyudutkan
Iran, termasuk isu nuklir dan hak asasi manusia (HAM) adalah nonsen dan
tendensi belaka. “Dengan dalih dan tekanan inilah mereka berusaha
mengalihkan bangsa Iran dari resistensinya di depan pemaksaan kehendak
dan gertakan mereka, namun hal ini tidak akan pernah terjadi,” ujar
Khamenei.
Dia menambahkan, “Bangsa Iran
telah membuktikan keberdayaannya di berbagai bidang dan menunjukkan
kemampuannya meraih kemajuan sains dan sosial serta pengaruh
internasional dan kehormatan politik tanpa bersandar pada AS.”
Dia juga menilai Iran didukung
oleh mayoritas khalayak dunia. Dia mengatakan, “Meski ada sepak terjang
(Barat) sedemikian rupa, dewasa ini mayoritas masyarakat dunia
mempercayai dan memuji bangsa Iran.”
Rahbar juga menyinggung upaya
imperium media negara-negara adidaya dunia untuk mencegah masyarakat
internasional sadar akan kemajuan dan keberhasilan bangsa Iran. Ia
menjelaskan, dengan memperhatikan upaya-upaya ini, sekarang banyak dari
masyarakat dunia yang percaya kepada rakyat Iran dan sebagian besar
dunia bersama bangsa Iran.
Di bagian lain pidatonya,
Rahbar memprotes penggunaan istilah palsu “masyarakat internasional”
sebagai lawan Republik Islam Iran. “Realitasnya adalah mereka bukan
masyarakat internasional dan hanya segelintir negara arogan yang
dipengaruhi korporasi-korporasi milik Zionis,” tegasnya.
Masyarakat internasional,
katanya, adalah negara-negara dan bangsa-bangsa yang tertindas dan tidak
kuasa menentang arogansi kekuatan-kekuatan besar dunia karena ditekan.
Akan tetapi jika ada peluang, pasti mereka akan menunjukkan
penentangannya.
“Masyarakat dunia,” lanjutnya,
“adalah bangsa-bangsa dan pemerintah-pemerintah tertindas yang akibat
tekanan kekuatan-kekuatan besar tidak berani menunjukkan perlawanan
terhadap mereka, dan seandainya mendapatkan kesempatan maka pasti akan
menunjukkan perlawanan… Masyarakat dunia adalah para para ilmuwan,
pemikir, penuntut kebaikan dan pendamba kebebasan dunia.”
Menurut Rahbar, Islam adalah
satu-satunya jalan keselamatan manusia dari peristiwa-peristiwa
mengerikan sepanjang masa dan merupakan jalan untuk merealisasikan
kemuliaan manusia.
“Pemuda-pemuda beriman dan loyal adalah para pembangun masa depan
Iran dan merupakan cikal bakal utama terbentuknya kebudayaan baru
Islam,” tandasnya.kemajuan ilmu pengetahuan akan mendasari kekuatan ekonomi dan politik Republik Islam Iran. Selain menekankan gerakan maju ilmiah dengan menyinggung kebangkitan satu dekade terakhir di sektor produksi ilmu, kelanjutan gerakan tersebut sangat penting dan esensial, yang bahkan diakui oleh lembaga pusat ilmiah dunia meski adanya berbagai pandangan negatif terhadap Republik Islam.
Dalam menjelaskan sejumlah data statistik lembaga-lembaga informasi sains dunia, Rahbar mengatakan, “Berdasarkan data-data tersebut, perkembangan sains di Iran dalam 12 tahun terakhir jika dibanding dengan sebelumnya mengalami kenaikan 16 kali lipat dan perkembangan ilmiah di Iran 13 kali lipat lebih tinggi di atas rata-rata dunia.” Beliau menambahkan pula, lembaga-lembaga informasi sains dunia juga menyatakan bahwa jika perkembangan sains di Iran ini terus berlanjut, maka dalam lima tahun mendatang, Republik Islam akan merah posisi keempat dunia di bidang ini.
Yang pasti ini semua menunjukkan indeks positif dalam gerakan maju sektor ilmiah dan sains di Iran, akan tetapi pada saat yang sama juga harus diperhatikan bahwa sektor ilmiah dan sains dunia juga tidak akan stagnan dan terus berlanjut. Dengan adanya gerakan berkesinambungan ini, masalah yang muncul adalah perbedaan jarak ilmiah dan sains antara negara-negara dunia ketiga dan negara-negara maju. Oleh karena itu, untuk mengejar ketertinggalan itu harus dikerahkan upaya ganda.
Pengalaman membuktikan bahwa dalam dua dekade terakhir, kekuatan dunia tidak akan menyia-nyiakan segala upaya untuk menjegal kemajuan ilmiah di Iran. Dan sekarang, tahap baru gerakan maju telah dimulai bersamaan dengan dimulainya masa tugas pemerintahan kesebelas Iran, yang diharapkan dapat melanjutkan dan bahkan semakin meningkatkan laju kemajuan sains, ekonomi dan diplomasi bangsa ini.
Di antara kemajuan sains yang dicapai Iran terkait bidang teknologi nano, lingkungan dan eurospace. “Tahun 1390 HS, para ilmuan muda kita berhasil mengayakan uranium sampai 20 persen dan ini yang membuat musuh tercengang,”
Pihaknya menilai sanksi yang diberlakukan Barat tehadap Iran tidak akan berdampak apapun terhadap prinsip-prinsip dan sikap Teheran.
Sejak masa-masa awal kemenangan Revolusi Islam, masalah kemandirian di bidang ekonomi senantiasa menjadi perhatian utama. Pasalnya, pada era pra-revolusi, akibat kesalahan fatal politik Rezim Pahlevi, menyebabkan Iran amat bergantung dengan Barat, khususnya AS. Sebaliknya, pasca kemenangan Revolusi Islam, negara-negara Barat berupaya menekan dan mengancam Republik Islam Iran dengan berbagai cara, termasuk dengan menerapkan embargo ekonomi.
Karena itu, Iran pun berusaha mencapai kemandirian di bidang pertanian dan industri. Upaya ini bahkan terus dilanjutkan, meski di saat Iran menjalani masa-masa sulit perang yang dipaksakan oleh Rezim Ba’ats, Irak selama delapan tahun. Upaya tiada kenal lelah inipun, akhirnya membuahkan hasil yang membanggakan. Iran berhasil mencapai swasembada gandum, sebuah komoditas strategis pertanian. Sejak tahun lalu, Iran bahkan sanggup mengekspor hasil produksi gandumnya ke sejumlah negara. Begitu pula di berbagai komoditas pertanian lainnya. Iran juga berhasil meraih kemajuan dengan menerapkan program mekanisasi pertanian.
Salah satu dampak buruk yang diwariskan sistem perekonomian Rezim Pahlevi dan masih berpengaruh hingga kini adalah ketergantungan Iran terhadap pendapatan minyak bumi. Masalah ini membuat struktur ekonomi menjadi rapuh, namun dengan usaha keras pemerintah Republik Islam Iran, ketergantungan terhadap pendapatan minyak pun perlahan-lahan mulai dibatasi. Sebagai misal, pada tahun 2007-2008 ini, komposisi pendapatan minyak dalam anggaran negara Iran kurang dari 50 persen. Sebaliknya, dalam beberapa tahun terakhir pendapatan dari sektor non-minyak makin naik secara signifikan. Berdasarkan sejumlah data, pendapatan Iran di sektor non-minyak pada tahun 2006 mengalami peningkatan 47 persen atau sekitar 16 miliar USD. Peningkatan ini membuat situasi ekonomi Iran relatif bisa bertahan meski harga minyak dunia mengalami fluktuatif.
Di sisi lain, untuk memanfaatkan secara optimal cadangan minyak, Iran berupaya meningkatkan produksi komoditas petrokimia dan olahan minyak lainnya agar lebih bermanfaat dan bernilai. Sehingga pada periode 2007-2008, produksi petrokimia Iran meningkat lebih dari 30 juta ton. Rencananya tiga tahun lagi, produksi di sektor ini akan ditingkatkan menjadi 58 juta ton.
Salah satu produksi industri Iran yang berhasil diekspor sejak beberapa tahun terakhir adalah produk otomotif. Iran mengekspor kendaraan penumpang dan barangnya ke berbagai negara seperti Syria, Turkmenistan, Afghanistan, Azerbaijan, dan Venezuela. Iran juga menjalin kerjasama pembangunan pabrik mobil dengan sejumlah negara. Pada tahun 2006, Iran mengeskpor lebih dari 30 ribu kendaraan senilai 350 juta USD. Pembangunan di bidang infrastruktur, seperti pembangunan jalan, rel kereta api, jembatan, jalan tol dalam kota, dan kereta api bawah tanah (subway) merupakan langkah pembangunan paling kentara pasca revolusi.
Kemajuan lain ekonomi Iran pasca Revolusi Islam adalah meningkatnya investasi asing, padahal Iran saat ini masih berada di bawah tekanan sanksi ekonomi AS. Tahun lalu, investasi asing di sektor perminyakan, yang merupakan salah satu bidang yang paling dikhawatirkan oleh AS, mengalami peningkatan sekitar 9 persen. Begitu juga di bidang gas, tingkat eksplorasi, produksi, dan ekspor di bidang ini mengalami peningkatan signifikan. Pada bulan Februari ini, menteri perminyakan Iran melaporkan adanya penemuan ladang gas baru dengan cadangan gas sebesar 11 triliun kaki kubik. Iran adalah negara pemilik cadangan gas terbesar kedua di dunia, setelah Rusia. Selain itu, Teheran juga telah menjalin beragam kontrak kerjasama di bidang gas dengan negara-negara lain. Sebagai contoh, baru-baru ini Iran dan Austria menandatangani kontrak ekspor gas senilai 50 miliar USD dan kerjasama produksi gas dengan Malaysia senilai 16 miliar USD.
Salah satu slogan utama Revolusi Islam Iran adalah meningkatkan taraf hidup rakyat, khususnya kalangan menengah ke bawah dan mewujudkan keadilan sosial. Karena itu, pemerintah Republik Islam Iran berusaha keras meningkatkan taraf hidup masyarakat berpendapatan rendah. Terlebih khusus di era kepemimpinan Presiden Ahmadinejad, yang lebih fokus untuk merealisasikan visi keadilan yang yang disuarakan oleh Revolusi Islam. Program kunjungan ke daerah Presiden Ahmadinejad beserta kabinetnya merupakan upaya serius pemerintah untuk menyentuh secara langsung persoalan rakyat di berbagai daerah sehingga bisa diupayakan tindakan yang lebih cepat untuk mengatasi persoalan daerah. Selama dua tahun pertama masa kepemimpinannya, Presiden Ahmadinejad berhasil mengunjungi 30 propinsi. Kini, di paruh kedua masa kepemiminannya, dia pun melaksanakan kembali rangkaian safari ke berbagai daerah untuk menganalisa dan menindaklanjuti kebijakan sebelumnya.
Masih di bidang pembangunan keadilan sosial, Pemerintahan Ahmadinejad juga mengeluarkan program pembagian ‘saham keadilan’. Lewat program ini, saham perusahaan-perusahaan negara dibagikan kepada kalangan masyarakat berpendapatan rendah, sementara hasil keuntungannya akan dikembalikan lagi kepada mereka.
Kendati Iran pasca revolusi, menghadapi beragam tekanan dan embargo, namun para ilmuan dan teknisi militer Iran tidak pernah menyerah untuk memajukan kekuatan pertahanan negaranya. Tak heran bila kini Iran berhasil meraih keberhasilan yang tidak pernah diduga sebelumnya di bidang persenjataan modern. Angkatan bersenjata RII, saat ini berhasil membuat dan mengembangkan berbagai bentuk roket, seperti roket darat ke darat, darat ke laut, dan darat ke udara. Begitu pula di bidang pembuatan helikopter dan pesawat tempur, para ilmuan Iran berhasil mencapai kemajuan yang menarik di bidang ini. Sejumlah pesawat tempur berteknologi tinggi baik berjenis tanpa awak maupun standar, berhasil dibuat oleh Iran.
Angkatan darat militer Iran juga berhasil membuat peralatan perang modern lainnya seperti, tank, panser, meriam, dan beragam bentuk senjata personal. Begitu pula di matra laut, kekuatan pertahanan laut Iran juga berhasil menorehkan prestasi gemilang. Seperti pembuatan beragam jenis kapal perang dan perahu cepat militer serta beragam persenjataan penting lainnya. Di bidang perangkat militer elektronik, Iran juga berhasil membuat gebrakan baru di bidang ini. Tak heran jika kini Iran menyatakan siap mengadapi ancaman perang elektronik.
Kemajuan mengagumkan Iran di bidang industri militer membuat sejumlah negara kian tertarik menjalin kerjasama dengan Iran. Saat ini, Iran telah mengekspor hasil-hasil industri militernya ke 57 negara.
Revolusi Islam Iran telah memberikan karunia, berkah dan keberhasilan yang begitu berharga bagi rakyat Iran. Revolusi ini telah menghadiahkan nilai-nilai luhur seperti tuntutan kemerdekaan, kebangkitan ilmu pengetahuan dan teknologi, dan kemandirian. Nilai-nilai inilah yang mendorong rakyat Iran untuk terus berjuang memutus ketergantungan di bidang ekonomi, politik, dan budaya asing serta mewujudkan keadilan ekonomi dan kemajuan iptek.
Islam senantiasa menekankan perlunya menuntut ilmu. Ada banyak ayat Al-Quran dan hadis Nabi yang mengajak kaum muslimin untuk menuntut ilmu di manapun dan kapanpun. Ajakan ini disikapi secara serius oleh pemerintah dan rakyat Iran. Pada tahap awal, pemerintah Republik Islam Iran berusaha membukan peluang sebesar-besarnya bagi seluruh rakyat untuk bisa mengenyam pendidikan formal, dari tingkat dasar sampai perguruan tinggi. Pasal 30 UUD Republik Islam Iran menyatakan, “Pemerintah berkewajiban menyediakan pendidikan dan pengajaran gratis bagi seluruh rakyat hingga akhir tingkat pendidikan menengah dan mengembangkan pendidikan tinggi secara gratis pula hingga semampunya”.
Sejak awal Revolusi Islam, pemerintah Iran telah mencanangkan program perang melawan buta huruf. Terkait hal ini, Bapak Pendiri Revolusi Islam, Imam Khomeini menugaskan dibentuknya Lembaga Kebangkitan Melek Huruf. Upaya kontinyu dan tak kenal lelah lembaga ini berhasil menurunkan secara drastis angka buta huruf. Sebelum Revolusi Islam, angka buta huruf di Iran mencapai 50 persen, namun pasca Revolusi angka ini berhasil ditekan menjadi 10 persen. Prestasi cemerlang Lembaga Kebangkitan Melek Huruf ini bahkan berkali-kali mendapat pujian dan penghargaan dari lembaga-lembaga internasional, termasuk Unesco.
Di sisi lain, dalam beberapa tahun terakhir, dunia pendidikan di Iran terus mengalami kemajuan dan pertumbuhan yang pesat baik secara kualitas maupun kuantitas. Setiap tahun, terdapat banyak sekolah yang dibangun di berbagai kawasan di Iran. Pemerintah dan para prakstisi pendidikan juga terus berusaha menyesuaikan kurikulum dan metode pendidikannya dengan pelbagai hasil temuan baru di bidang ilmu pengetahuan.
Dunia perguruan tinggi Iran juga mengalami perkembangan dan kemajuan yang pesat pasca Revolusi Islam. Meski angka para peminat pendidikan tinggi di Iran terus meningkat tajam, namun begitu, kini kapasitas kursi pendidikan di perguruan tinggi telah mencapai lebih dari satu juta 200 ribu kursi. Fenomena lain yang menarik di dunia kampus Iran adalah lebih dari 60 persen mahasiswa Iran adalah kaum hawa. Kenyataan ini merupakan salah satu efek dari upaya pemerintah memajukan peran kaum perempuan.
Dalam beberapa tahun terakhir, jumlah makalah ilmiah para ilmuan Iran yang berhasil diterbitkan oleh berbagai majalah dan media ilmiah ternama dunia kian meningkat. Keberhasilan di bidang ini merupakan salah satu indikator kemajuan sains di setiap negara. Ironisnya, meski media-media ilmiah Barat mengklaim dirinya bersikap secara obyektif namun sebagian masih menolak untuk merilis makalah ilmiah para ilmuan Iran.
Pasca Revolusi Islam, para pakar sains dan teknologi di Iran berhasil mencapai kemajuan yang pesat, bahkan tergolong sebagai lompatan ilmiah. Teknologi nano sebagai salah satu dari empat teknologi paling bergengsi dan rumit di dunia, telah bertahun-tahun menjadi fokus perhatian dan penelitian para ilmuan Iran. Teknologi ini bahkan bisa memperbaiki molekul dan sel-sel badan yang rusak. Teknologi nano biasa dimanfaatkan untuk keperluan kedokteran, pertanian, industri, dsb. Hingga kini, Iran tergolong sebagai negara maju di bidang teknologi nano dan berhasil memproduksi sejumlah komoditas dengan bantuan teknologi nano.
Salah satu keberhasilan lainnya Iran di bidang iptek adalah prestasi cemerlang di bidang stem cell atau sel punca. Selama bertahun-tahun, para ilmuan Iran telah mengembangkan teknologi sel punca untuk pengobatan dan keperluan kedokteran lainnya. Sel punca ini mampu memproduksi beragam jenis sel tubuh manusia, karena itu, sel ini memiliki peran yang amat vital. Para ilmuan Iran juga berhasil memanfaatkan teknologi sel punca untuk menyembuhkan beragam penyakit akut yang selama ini sulit diobati. Seperti penyembuhan penyakit buta dan beragam kasus lainnya. Namun prestasi paling berkesan di bidang ini adalah keberhasilan para ilmuan Iran mengkloning seekor kambing dengan memanfaatkan sel punca. Prestasi ini merupakan bukti kemajuan Iran di bidang kedokteran, khususnya dalam reproduksi sel punca.
Pusat Riset Ruyan merupakan lembaga penelitian yang berhasil mengembangkan teknologi stem cell atau sel punca di Iran. Televisi CNN dalam laporannya mengenai kemajuan Iran di bidang teknologi ini menuturkan, “Pusat Riset Ruyan adalah salah satu sentra penelitian sel punca janin di Iran. Di lembaga ini, sains berkembang pesat”. CNN dalam laporannya ini juga menambahkan, salah satu penyebab kemajuan Iran di bidang iptek adalah karena para pemimpin negara ini menghendaki ilmu pengetahuan.
Salah satu keberhasilan Iran lainnya di bidang kedokteran adalah pembuatan obat IMOD. Obat ini berfungsi untuk meningkatkan fungsi ketahanan tubuh di hadapan virus AIDS. Keampuhan obat ini bahkan telah diakui oleh otoritas kedokteran dunia. Pada tanggal 3 Februari yang lalu, para pakar farmasi Iran juga berhasil mengeluarkan obat baru Angi Pars, obat ini berfungsi untuk menyembuhkan luka penyakit diabetes atau kencing manis, sehingga bisa mencegah terjadinya amputasi. Begitu juga di bidang kedokteran lainnya, para ilmuan kedokteran Iran berhasil membuat terobosan baru dalam metode operasi, seperti operasi otak dan saraf, jantung, dan mata. Saat ini, di kawasan Timur Tengah, Republik Islam Iran terbilang sebagai negara paling maju di bidang kedokteran.
Ternyata Iran menyimpan prestasi yang mengagumkan di bidang nuklir. Namun, dibalik polemik yang sengaja dihembuskan Barat untuk menentang kemajuan Iran di bidang ini, Meski Iran berada di bawah tekanan dan embargo, namun negara ini tetap berhasil mencapai prestasi cemerlang dalam teknologi nuklir. Selama ini, negara-negara Barat, khususnya AS memanfaatkan nuklir untuk membuat bom pemusnah massal, karena itu mereka juga berpikir bahwa Iran memanfaatkan teknologi nuklir untuk kepentingan militer. Padahal, teknologi ini bisa dimanfaatkan untuk keperluan yang positif, seperti sebagai sumber energi listrik. Atas dasar inilah, Iran mengembangkan teknologi nuklir. Langkah ini dilakukan untuk menjadikan nuklir sebagai sumber energi alternatif. Selain dimanfaatkan untuk pembangkit tenaga listrik, teknologi nuklir juga bisa digunakan untuk keperluan kedokteran, dan rekayasa genetika di bidang pertanian dan peternakan.
Untuk menghilangkan adanya kecurigaan Barat terhadap program nuklir sipil Iran, para pejabat tinggi Tehran telah berkali-kali menggelar dialog dengan negara-negara Barat dan menjalin kerjasama yang transparan dengan Badan Energi Atom Internasional (IAEA). Tahun lalu, Presiden Ahmadinejad mengumumkan, bahwa Republik Islam Iran secara resmi telah memasuki fase industrialisasi produksi bahan bakar nuklir. Upaya ini merupakan salah satu bentuk tekad nyata Iran untuk mencapai kemandirian di bidang nuklir.
Baru-baru ini, tanggal 4 Februari lalu, Iran juga berhasil menorehkan prestasi baru di bidang teknologi antariksa. Pembangunan stasiun peluncuran antariksa dan peluncuran roket pembawa satelit Safir merupakan kesuksesan terbaru Iran di bidang ini. Seluruh keberhasilan tersebut merupakan berkah kemenangan Revolusi Islam dan buah prestasi iman, ikhtiar, persatuan rakyat Iran serta kepemimpinan bijaksana Pemimpin Revolusi Islam Iran. Mari belajar dari Iran.
Revolusi Islam Iran telah memberikan karunia, berkah dan keberhasilan yang begitu berharga bagi rakyat Iran. Revolusi ini telah menghadiahkan nilai-nilai luhur seperti tuntutan kemerdekaan, kebangkitan ilmu pengetahuan dan teknologi, dan kemandirian. Nilai-nilai inilah yang mendorong rakyat Iran untuk terus berjuang memutus ketergantungan di bidang ekonomi, politik, dan budaya asing serta mewujudkan keadilan ekonomi dan kemajuan iptek.
Islam senantiasa menekankan perlunya menuntut ilmu. Ada banyak ayat Al-Quran dan hadis Nabi yang mengajak kaum muslimin untuk menuntut ilmu di manapun dan kapanpun. Ajakan ini disikapi secara serius oleh pemerintah dan rakyat Iran. Pada tahap awal, pemerintah Republik Islam Iran berusaha membukan peluang sebesar-besarnya bagi seluruh rakyat untuk bisa mengenyam pendidikan formal, dari tingkat dasar sampai perguruan tinggi. Pasal 30 UUD Republik Islam Iran menyatakan, “Pemerintah berkewajiban menyediakan pendidikan dan pengajaran gratis bagi seluruh rakyat hingga akhir tingkat pendidikan menengah dan mengembangkan pendidikan tinggi secara gratis pula hingga semampunya”.
Sejak awal Revolusi Islam, pemerintah Iran telah mencanangkan program perang melawan buta huruf. Terkait hal ini, Bapak Pendiri Revolusi Islam, Imam Khomeini menugaskan dibentuknya Lembaga Kebangkitan Melek Huruf. Upaya kontinyu dan tak kenal lelah lembaga ini berhasil menurunkan secara drastis angka buta huruf. Sebelum Revolusi Islam, angka buta huruf di Iran mencapai 50 persen, namun pasca Revolusi angka ini berhasil ditekan menjadi 10 persen. Prestasi cemerlang Lembaga Kebangkitan Melek Huruf ini bahkan berkali-kali mendapat pujian dan penghargaan dari lembaga-lembaga internasional, termasuk Unesco.
Di sisi lain, dalam beberapa tahun terakhir, dunia pendidikan di Iran terus mengalami kemajuan dan pertumbuhan yang pesat baik secara kualitas maupun kuantitas. Setiap tahun, terdapat banyak sekolah yang dibangun di berbagai kawasan di Iran. Pemerintah dan para prakstisi pendidikan juga terus berusaha menyesuaikan kurikulum dan metode pendidikannya dengan pelbagai hasil temuan baru di bidang ilmu pengetahuan.
Dunia perguruan tinggi Iran juga mengalami perkembangan dan kemajuan yang pesat pasca Revolusi Islam. Meski angka para peminat pendidikan tinggi di Iran terus meningkat tajam, namun begitu, kini kapasitas kursi pendidikan di perguruan tinggi telah mencapai lebih dari satu juta 200 ribu kursi. Fenomena lain yang menarik di dunia kampus Iran adalah lebih dari 60 persen mahasiswa Iran adalah kaum hawa. Kenyataan ini merupakan salah satu efek dari upaya pemerintah memajukan peran kaum perempuan.
Dalam beberapa tahun terakhir, jumlah makalah ilmiah para ilmuan Iran yang berhasil diterbitkan oleh berbagai majalah dan media ilmiah ternama dunia kian meningkat. Keberhasilan di bidang ini merupakan salah satu indikator kemajuan sains di setiap negara. Ironisnya, meski media-media ilmiah Barat mengklaim dirinya bersikap secara obyektif namun sebagian masih menolak untuk merilis makalah ilmiah para ilmuan Iran.
Pasca Revolusi Islam, para pakar sains dan teknologi di Iran berhasil mencapai kemajuan yang pesat, bahkan tergolong sebagai lompatan ilmiah. Teknologi nano sebagai salah satu dari empat teknologi paling bergengsi dan rumit di dunia, telah bertahun-tahun menjadi fokus perhatian dan penelitian para ilmuan Iran. Teknologi ini bahkan bisa memperbaiki molekul dan sel-sel badan yang rusak. Teknologi nano biasa dimanfaatkan untuk keperluan kedokteran, pertanian, industri, dsb. Hingga kini, Iran tergolong sebagai negara maju di bidang teknologi nano dan berhasil memproduksi sejumlah komoditas dengan bantuan teknologi nano.
Salah satu keberhasilan lainnya Iran di bidang iptek adalah prestasi cemerlang di bidang stem cell atau sel punca. Selama bertahun-tahun, para ilmuan Iran telah mengembangkan teknologi sel punca untuk pengobatan dan keperluan kedokteran lainnya. Sel punca ini mampu memproduksi beragam jenis sel tubuh manusia, karena itu, sel ini memiliki peran yang amat vital. Para ilmuan Iran juga berhasil memanfaatkan teknologi sel punca untuk menyembuhkan beragam penyakit akut yang selama ini sulit diobati. Seperti penyembuhan penyakit buta dan beragam kasus lainnya. Namun prestasi paling berkesan di bidang ini adalah keberhasilan para ilmuan Iran mengkloning seekor kambing dengan memanfaatkan sel punca. Prestasi ini merupakan bukti kemajuan Iran di bidang kedokteran, khususnya dalam reproduksi sel punca.
Pusat Riset Ruyan merupakan lembaga penelitian yang berhasil mengembangkan teknologi stem cell atau sel punca di Iran. Televisi CNN dalam laporannya mengenai kemajuan Iran di bidang teknologi ini menuturkan, “Pusat Riset Ruyan adalah salah satu sentra penelitian sel punca janin di Iran. Di lembaga ini, sains berkembang pesat”. CNN dalam laporannya ini juga menambahkan, salah satu penyebab kemajuan Iran di bidang iptek adalah karena para pemimpin negara ini menghendaki ilmu pengetahuan.
Salah satu keberhasilan Iran lainnya di bidang kedokteran adalah pembuatan obat IMOD. Obat ini berfungsi untuk meningkatkan fungsi ketahanan tubuh di hadapan virus AIDS. Keampuhan obat ini bahkan telah diakui oleh otoritas kedokteran dunia. Pada tanggal 3 Februari yang lalu, para pakar farmasi Iran juga berhasil mengeluarkan obat baru Angi Pars, obat ini berfungsi untuk menyembuhkan luka penyakit diabetes atau kencing manis, sehingga bisa mencegah terjadinya amputasi. Begitu juga di bidang kedokteran lainnya, para ilmuan kedokteran Iran berhasil membuat terobosan baru dalam metode operasi, seperti operasi otak dan saraf, jantung, dan mata. Saat ini, di kawasan Timur Tengah, Republik Islam Iran terbilang sebagai negara paling maju di bidang kedokteran.
Isu nuklir Iran adalah topik yang begitu akrab. Namun, dibalik polemik yang sengaja dihembuskan Barat untuk menentang kemajuan Iran di bidang ini, ternyata Iran menyimpan prestasi yang mengagumkan di bidang nuklir. Meski Iran berada di bawah tekanan dan embargo, namun negara ini tetap berhasil mencapai prestasi cemerlang dalam teknologi nuklir. Selama ini, negara-negara Barat, khususnya AS memanfaatkan nuklir untuk membuat bom pemusnah massal, karena itu mereka juga berpikir bahwa Iran memanfaatkan teknologi nuklir untuk kepentingan militer. Padahal, teknologi ini bisa dimanfaatkan untuk keperluan yang positif, seperti sebagai sumber energi listrik. Atas dasar inilah, Iran mengembangkan teknologi nuklir. Langkah ini dilakukan untuk menjadikan nuklir sebagai sumber energi alternatif. Selain dimanfaatkan untuk pembangkit tenaga listrik, teknologi nuklir juga bisa digunakan untuk keperluan kedokteran, dan rekayasa genetika di bidang pertanian dan peternakan.
Untuk menghilangkan adanya kecurigaan Barat terhadap program nuklir sipil Iran, para pejabat tinggi Tehran telah berkali-kali menggelar dialog dengan negara-negara Barat dan menjalin kerjasama yang transparan dengan Badan Energi Atom Internasional (IAEA). Tahun lalu, Presiden Ahmadinejad mengumumkan, bahwa Republik Islam Iran secara resmi telah memasuki fase industrialisasi produksi bahan bakar nuklir. Upaya ini merupakan salah satu bentuk tekad nyata Iran untuk mencapai kemandirian di bidang nuklir.
Baru-baru ini, tanggal 4 Februari lalu, Iran juga berhasil menorehkan prestasi baru di bidang teknologi antariksa. Pembangunan stasiun peluncuran antariksa dan peluncuran roket pembawa satelit Safir merupakan kesuksesan terbaru Iran di bidang ini. Seluruh keberhasilan tersebut merupakan berkah kemenangan Revolusi Islam dan buah prestasi iman, ikhtiar, persatuan rakyat Iran serta kepemimpinan bijaksana Pemimpin Revolusi Islam Iran.
Wilayah Negara Iran masuk dalam kategori Negara-negara timur tengah yang memiliki luas wilayah 1.648.195 kilometer persegi dengan jumlah penduduk pada tahun 2006 sebesar 7.270.198 jiwa. Tingkat ekonomi pada tahun 2006 di Negara ini tergolong menengah kebawah pada tahun 2004 sebesar US$ 2439. Negara ini menmpati peringkat HDI ke 96 dari 177 negara. Dan EDI ke 86 dari 125 negara.
Menurut dokumen yang disetujui oleh supreme council of education pada 1998, perkembangan nasional adalah tujuan utama bagi pendidikan yaitu untuk meningkatkan produktivitas, mencapai integrasi social dan nasional, mengelaola nilai-nilai social, moral dan spiritual denagan penekanan pada penguatan dan dorongan keyakinan terhadap Islam. Tujuan-tujuan yang disetujui council juga menekankan peran pendidikan pada pengembangan sumberdaya manusia untuk level ekonomi yang berbeda-beda dan oleh karena itu pendidikan dipandang sebagai investasi untuk masa depan.
Anggaran Pendidikan.
Anggaran kementrian pendidikan pada tahun 1996 adalah 6.130 miliyar riyal (RI), merupakan 3,8% dari anggaran belanja Negara. Anggaran yang disetujui adalah RI 5.455,6 miliyar riyal, tetapi untuk menyediakan dana talangan bagi kementrian pendidikan, bebrapa tambahan tambahan dana telah di alokasikan dan anggaran pendidikan bertambah menjadi RI 6.130 miliyar riyal. Selain itu, untuk meningkatkan anggaran, beberapa kesepakatan telah disetujui selama dua tahun terakhir untuk memberikan sumber dana baru bagi kementrian pendidikan.
Pada tahun 2003, total pembiayaan pendidikan (termasuk pendidikan dasar hingga prauniversitas) sejumlah RI 39, 880 miliyar riyal atau 12% dari total anggaran belanja Negara pada tahun 2001.
Peran Pemerintah.
Sistem sekolah berada di bawah yurisdiksi Kementerian Pendidikan dan Pelatihan.Selain sekolah, Kementerian ini juga memiliki tanggung jawab untuk beberapa pelatihan guru dan beberapa lembaga teknis. Departemen Pendidikan mempekerjakan jumlah tertinggi pegawai negeri sipil 42% dari total dan menerima 21% dari anggaran nasional. Sebanyak 15.018.903 siswa telah bersekolah di sekolah dengan 87.024 kelas 485.186 di seluruh negeri pada tahun akademik 1990-1991. Dengan rincian sebagai berikut: 509 sekolah untuk anak-anak cacat, 3.586 TK, 59.280 Sekolah Dasar, 15.580 Sekolah Menengah Pertama, 4.515 Sekolah Menengah Atas, 380 Sekolah Teknik, 405 Studi Bisnis dan sekolah-sekolah kejuruan, 64 Sekolah Pertanian, 238 kota dan 182 guru sekolah dasar pedesaan ‘akademi pelatihan, tujuh kejuruan dan profesional latihan guru dan 19 lembaga perguruan tinggi teknologi. Ada juga 2.259 sekolah-sekolah pendidikan orang dewasa.
Pendidikan Pra- Sekolah.
Pendidikan sebelum sekolah dasar ditempuh 1 tahun dan melayani anak usia 5 tahun. Pendidikan sebelum sekolah dasar tidak wajib. Tidak ada ujian pada akhir sekolah ini dan anak-anak secara otomatis melanjutkan ke pendidikan berikutnya.
Pendidikan dasar.
Sekolah dasar adalah pendidikan formal tahap pertama dan hukumnya adalah wajib. Dan ditempuh selama 5 tahun dan usia masuk sekolah dasar adalah 6 tahun. Para siswa mengikuti ujian akhir pada tingkat ke lima, dan apabila lulus mereka mendapatkan ijazah tamat sekolah dasar.
Pendidikan Menengah.
Pendidikan menengah terdiri dari dua tahapan, sekolah menengah rendah dan sekolah menengah tinggi. Sekolah menengah rendah ditempuh selama 3 tahun (kelompok usia 11- 13 tahun). Pendidikan delapan tahun yang terdiri dari sekolah dasar dan sekolah menengah rendah di kategorikan sebagai pendidikan dasar.
Program 3 tahun sekolah menengah tinggi adalah untuk para siswa yang telah lulus dari sekolah menengah rendah. Mata pelajaran yang ditawarkan pada sekolah menengah tinggi dapat di klasifikasikan menjadi tiga bidang : akademik, teknik, dan kejuruan, sertaKar-Danesh (ilmu pengetehuan ketrampilan, sebuah cabangdari kejuruan yang fleksibel).
Program satu tahun prauniversitas tersedia bagi mereka yang berhasil lulus dari sekolah menengah atas jurusan akademik. Bagi yang mengambil jurusan teknik dan kejuruan, para siswa yang telah lulus sekolah menengah atas dapat mendaftar pada program dua tahun yang dapat mengantarkan di dalamnya termasuk universitas,collage dan pusat-pusat pendidikan tinggi. Yang dapat masuk perguruan tinggi adalah mereka yang telah lulus sekolah menengah atas dan berhasil lulus pada ujian masuk perguruan tinggi. Universitas di bagi menjadi universitas umum dan khusus, universitas teknologi komperhensif, universitas terbuka, universitas Islam azad, dan universitas kedokteran.
————————————
Kurikulum Pendidikan.
Pendidikan pra sekolah.
Pada jenjang pra sekolah murid diajarkan mengenai belajar bahsa, pengantar matematika, dan konsep sains, lebih-lebih pada nilai-nilai agama dan kepercayaan. Selain itu juga meliputi tentang kegiatan ketrampilan seperti kerajinan tangan, menggunting, mancetak, menggambar, bercerita, bermain, dan berolahraga.
Pendidikan dasar.
Fokus kurikulum pendidikan dasar adalah pada pengembangan ketrampilan dasar baca dan berhitung, studi lingkungan dalam tema fisik dan fenomena social, dan pembelajaran agama. Semua mata pelajaran dan buku pelajaran untuk sekolah dasar diputuskan dan disiapkan pada level pusat.
Pendidikan menengah.
Pendidikan menengah rendah.
Kelompok agama minoritas melakukan pembelajaran khusus mereka dan terdapat daftar bacaan khusus untuk kelompok sunni. Diwajibkan untuk lulus semua mata pelajaran pada jurusan yang berbeda. Pembelajaran digunakan dengan bahasa Persia pada semua level. Untuk daerah bilingual, maka diadakan kursus satu bulan untuk mengajarkan kunci-kunci konsep bahasa sebelum tahun ajaran baru di mulai. Ujian dilakukan pada akhir kelas III yang diadakan oleh level kabupaten dan propinsi.
Pendidikan menengah atas.
Sekolah menengah atas diperuntukkan bagi siswa yang telah lulus sekolah menengah dasar. Mata pelajaran yang ditawarkan dikelompokkan dalam jurusan sebagai berikut:
Jurusan akademik: tujuan jurusan ini adalah mempromosikan pengetahuan umum dan budaya. Tedapat ujian akhir yang dikelola oleh tingkat nasional dan bagi siwa yang lulus mendapat ijazah diploma.
Jurusan teknik dan pendidikan kejuruan: Jurusan ini terdiri dari tiga bidang: teknik pertanian dan kejuruan. Sekarang terdapat 30 bidang pada pendidikan teknik dan kejuruan (TVE). Siwa yang memenuhi kualifikasi pendidikan TVE dapat juga masuk pada lembaga yang menawarkan program teknik atau preuniversity dan mendapat sertifikat terampil pertama.
Jurusan kar-danesh (knowledge skill): Tiap kar-danesh mempunyai silabi yang dikembangkan di bawah secretariat pendidikan menengah proses pendidikan ini mencakup 400 ketrampilan, berbeda dengan jurusan yang lain. Pendidikan ini bersifat berbasis kompetensi. Siswa yang beehasil dianugrahi ijazah terampil tingkat II, dan diploma.
Pendidikan di Iran mempunyai jenjang pendidikan pra sekolah 1 tahun, pendidikan dasar 5 tahun, pendidikan menengah dasar 3 tahun, pendidikan menengah atas 3 tahun. Pendidikan menengah atas terbagi atas: jurusan akademik, Jurusan teknik dan pendidikan kejuruan, Jurusan kar-danesh.pendidikan Pendidikan di Iran di pegang oleh Kementerian Pendidikan dan Pelatihan.
Ulama sunni seakan-akan lupa bahwa perintah Al-Quran untuk memikirkan ayat-ayatnya tidak hanya tertuju kepada para sahabat, tetapi juga kepada generasi-generasi sesudahnya yang tentunya harus berpikir sesuai dengan perkembangan pemikiran pada masanya masing-masing.
Pintu ijtihad syi’ah jauh lebih cair dan berkelanjutan. Filsafat syi’ah terus berjalan dan tetap hidup. Metode burhani (demonstrative) yang dipakai dalam filsafat lebih unggul daripada metode dialektika (jadal) yang dipakai dalam teologi dan yurisprudensi.
Metode akidah syi’ah dibagi tiga yang terintegrasi : 1. Metode teologi/kalam.. 2. Metode filsafat/falsafi.. 3. Metode irfan/akhlak/etika.. Jelas syi’ah lebih unggul karena keyakinan syi’ah memiliki keterikatan dengan filsafat
Ma’rifatullah syi’ah melalui penelitian mendalam pada alam semesta untuk membuktikan kebenaran empiris dari ayat ayat kauniyah melalui pengujian dan penyelidikan…
Ulama yang dimaksud oleh AL QURAN dan mazhab syi’ah adalah ilmuan peneliti pengkaji alam dan bukan Cuma ahli fikih saja… Dalam mazhab sunni pengkajian terhadap tanda tanda kebesaran Allah (ayat ayat kauniyah) SECARA THE FACTO dianggap bukanlah masalah agama.
Sering kita jumpai pertanyaan dari beberapa orang yang ingin mengetahui apa perbedaan dan persamaan makna dari istilah Ilmuwan dengan Ulama. Apakah Ilmuwan hanya sebutan khusus untuk para ahli ilmu alam (eksakta) sedangkan Ulama sebutan untuk para ahli Ilmu Agama (baca:Dinul Islam)? Apakah telah terjadi berbagai pergeseran atau penyempitan makna, sehingga terjadi dikotomi keduanya? Adapula yang menganggap bahwa al ulama hanyalah orang-orang yang hanya mengurusi rutinitas ibadah pokok (makhdo) dalam rukun Islam dengan menafikan masalah lainya. Sehingga mereka menganggap para ulama tidak punya ilmu dan kemampuan dalam mengentaskan masalah pembangunan peradaban dan perkembangan iptek.Bukankah dimensi ibadah itu tidak hanya terbatas masalah rukun Islam yang lima perkara saja.
Untuk mencari kejelasannya, berikut ini kami ulas permasalahannya. Mudah-mudahan dapat membantu kita menyibak makna yang sebenarnya. Kita mencoba dengan menggali akar katanya, lalu menelusuri darimana munculnya.
Definisi ulama ialah orang yang bekerja dan mendalami dengan tekun dan sungguh-sungguh dalam bidang ilmu pengetahuan. Ulama merupakan hamba Allah yang takut melanggar perintah Allah dan takut melalaikan perintahNya dikarenakan dengan ilmunya ia sangat mengenal keagungan Allah. Ia bertahuid (mengesakan) Allah ketika bekerja dalam bidang ilmu pengetahuan yang berbeda. Di sini diberikan beberapa contoh: Mereka yang belajar fisika ialah ulama fisikawan. Yang belajar kimia ialah ulama kimiawan. Yang belajar biologi ialah ulama biolog.
Dari definsi di atas jelas bahwa arahnya hanya kepada para ahli ilmu alam (eksakta) yang merupakan ayat kauniyah Allah.
(sesungguhnya yang paling takut kepada Allah diantara hambaNya adalah ulama- Qs.Fathir 28).
Nash yang jelas tentang lafadz al Ulama dalam al Quran di atas adalah berbentuk ism makrifat (khusus-dapat dikenali secara jelas) bukan berbentuk umum (ism nakirah), yaitu ulama. Artinya al Ulama adalah hamba Allah yang takut melanggar perintah Allah dan takut melalaikan perintahNya dikarenakan dengan ilmunya ia sangat mengenal keagungan Allah. Ia bertahuid (mengesakan) Allah.
Ulama pemegang amanah para rosul, selama ia tidak menggauli penguasa / ambisi kekuasaan, dan tidak cinta berat terhadap dunia / materialis, jika ia menjilat penguasa / ambisi kekuasaan, dan cinta berat terhadap dunia / materialis maka sungguh ia telah menghianati para rosul, maka berhati-hatilah kepadanya
Ciri lain seorang al ulama adalah memiliki kepekaan terhadap penderitaan ummat lalu mengupayakan jalan keluarnya (Qs.9:128). Ia umumnya dibangkitkan Allah di tengah-tengah qoum yang ummi (buta huruf, masyarakat biasa/kecil : Qs.62:2).
Al Ulama adalah kedudukan mulia dari Allah kepada hamba pilihan yang memahami ayat-ayat Allah berupa Ilmu kauniyah yang dibentangkan Allah di alam semesta dan Ilmu Syariah yang tertulis dalam kitabNya. Maka untuk mendapatkan definisi yang benar harus dikembalikan yang membuat istilah al Ulama (dalam hal ini Allah).
Jelas bahwa kata al Ulama bukan sekedar istilah dan kedudukan sosial buatan manusia. Bukan pula orang yang didudukan di lembaga bentukan pemerintahan sekular dengan subsidi dana. Namun kosa kata al Ulama berasal dari Kalamullah dan memiliki arti dan kedudukan sangat terhormat disisi Rabb.
Untuk lebih jelasnya coba perhatikan kembali dalilnya sebagai berikut:
- Dalam Qs. 35:27-28 dan al Hadits yang menjelaskannya, diperoleh ciri dari al Ulama, yaitu yang memahami Ilmu Alam Semesta. Selain itu rasa takutnya kepada Allah sebagai faktor utama keulamaan. Ia dapat mencapai derajat demikian dikarenakan pengenalannya kepada Allah melalui ilmu sehingga muncul sifat dan perilaku taqwa.
- Dalam Qs. 42:13 dan al Hadits yang menjelaskannya, diperoleh makna bahwa Ulama adalah yang memahami Ilmu Syariat Dinullah.
- Dalam Qs.9: 128, al Ulama memiliki kepekaan, kepedulian terhadap penderitaan ummat serta mampu memberikan solusi yang tepat atas dasar sunnah.
- Dalam Qs. 24 : 37, al ulama adalah lelaki yang mengutakan zikrullah (mendakwahkan Islam) diatas urusan bisnis dan pekerjaan pribadi demi mendapatkan keridhoanNya.
- Dalam Qs. 2 : 207-208, al ulama bercirikan pribadi-pribadi tangguh yang telah melakukan transaksi kepada Allah atas dirinya secara lahir-bathin serta hartanya. Kemudian berupaya untuk mengamalkan Dinul Islam secara kaffah dengan mengajak para ulama sedunia membangun kesepakatan dan kerjasama menuju hal itu. Ia bukanlah orang yang menjual Islam untuk kepentingan pribadi berupa materi, pujian, dan kedudukan.
Maka, titik temu antara Ilmuwan dengan al Ulama berpangkal pada masalah aqidah yang benar sebagai syarat pokok keulamaan. Ulama dan Ilmuwan satu kesatuan, dan ulama jelas bukan orang bodoh yang tidak faham urusan duniawiyah. Ilmu yang mereka miliki hanyalah sebagai jalan untuk mengenal Allah dan mendapat ridhoNya, bukan ilmu pengetahuan sebagai tujuan akhir hidupnya. Kemudian dengan ilmunya ia mengajak manusia bertauhid kepada Allah subhanahuwata’ala bukan dengan ilmunya menyesatkan dirinya dan ummat, naudzubillah min dzalik.
Dzikir Alam Semesta dan Sains Islam.
Al-Qur’an bukanlah kitab sains, akan tetapi ia satu-satunya kitab suci yang kaya dengan konsep-konsep seminal saintifik. Kekayaan inilah yang mengilhami ilmuan-ilmuan muslim dahulu mengembangkan karya-karya sainsnya. Bahkan rata-rata, ulama’ dahulu tidak hanya mengkaji ilmu-ilmu keislaman akan tetapi juga mempelajari sains, atau setidaknya mengenalnya – sesuatu yang jarang kita temui di era kontemporer sekarang. Orang pun belum banyak mengenal, bahwa al-Ghazali memiliki teori kedokteran atau al-Razi yang menulis berjilid-jilid buku kimia dan matematika.Semua hal itu dibimbing oleh ayat-ayat saintifik dalam al-Qur’an. Al-Qur’an hanya menyediakan konsep-konsep seminal, manusialah yang harus mengeksplorasi – agar bermanfaat bagi kehidupan. Karena pada dasarnya alam dan lingkungan diciptakan untuk membantu manusia menjalankan tugasnya sebagai Khalifah di bumi.
Al-Qur’an telah menurukan petunjuk, bahwa alam dan lingkungannya hendaknya dapat dipikirkan secara mendalam. “Katakanlah, Perhatikanlah apa yang ada di langit dan bumi. Tidaklah bermanfaat tanda kekuasaan Allah dan rasul-rasul-Nya yang memberi peringatan bagi orang-orang yang tidak beriman” (QS. Yunus: 101).
Salah satu fenomena alam yang diungkap oleh al-Qur’an adalah bahwa alam semesta ini selalu bertasbih kepada Allah Zat Pencipta. Satu hal yang cukup membuat kita takjub dan perlu bertafakkur serta juga bertasbih adalah, ternyata seluruh alam semesta beserta isinya ini bertasbih secara kontinyu kepada-Nya.
Allah SWT berfirman:
“Apa yang ada di langit dan bumi membaca tasbih. Dan Dialah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana” (QS. Al-Hasyr: 24).
“Senantiasa bertasbih kepada Allah apa yang ada di langit dan bumi” (QS. Al-Jumu’ah:1).
Dan masih banyak lagi ayat-ayat yang menunjukkan bahwa alam semesta tidak berhenti berdzikir, hingga hari kiamat, seperti QS. Al-Anbiya’: 79 al-Nur: 41, al-Hajj: 18 dan QS.al-Ra’d:13.
Sebagai manusia awam, kita tidak mengetahi secara jelas bagaiman alam semesta itu membaca tasbih.Bertasbih adalah membaca dzikir tertentu yang mensucikan Allah SWT dari hal-hal yang tidak pantas bagi-Nya. Bacaan tasbih berfungsi mendekatkan diri kepada Allah SWT. Kalimat tasbih juga mengandung pengertian hanya Allah saja yang patut dipuji dan disucikan Dzat-Nya. Dalam konteks ini, tasbih adalah media untuk mentauhidkan-Nya.
Jadi, membaca tasbih berfungsi ganda yang saling berkait : fungsi Tauhidiy dan fungsi Taqarrub. Hal ini mengandung pengertian, pendekatan diri kepada Allah mesti akan mencapai pada level keimanan. Dengan kata lain, jika kita mendekatkan diri kepada-Nya akan tetapi level keimanan kita justru jatuh, maka ada problem dengan cara kita mendekat kepada-Nya.
Tugas Saintis Muslim.
Tasbih dalam kaitannya dengan alam, baik langit, bumi dan seisinya sudah tentu menuntut untuk dipahami menurut cara pandang khusus. Manusia tidak mudah membuka rahasia itu, akan tetapi substansi dan kontinuitas tasbih alam setidaknya dapat ditangkap secara riil dan konkrit. Bagimanakah makrokosmos itu bertasbih? Para ilmuan memiliki beragam tafsir yang saling melengkapi. Pergerakan gunung, gelombang laut atau metamorphosis binatang ada yang menafsirkan mereka bertasbih dan bersujud kepada-Nya. Ada pula penelitian, asal muasal sinar kosmis oleh NASA.
Penemuan spektakuler adalah terdapat sinar radiasi dari Ka’bah –sebagai pusat. Radiasi dari Ka’bah itu bahkan terusannya dapat ditemukan di planet Mars, panjang sinar itu tak berujung entah kemana. Ada yang menduga, sinar itu hingga ke langit bumi tepatnya di Baitul Izzah. Wallahu a’lam. Yang menarik sinar radiasi dari Ka’bah tersebut member efek kepada penduduk sekitarnya. Menurut penelitian, penduduk Makkah lebih sehat dan rata-rata umurnya lebih panjang dari manusia umumnya. Apakah keajaiban sinar tersebut menjadi penyebab kelak Dajjal tidak bisa melihat kota Makkah sehingga tak mampu dimasuki? Hanya Allah yang tahu.
Pelajaran yang bisa kita serap adalah, pergerakan alam tersebut sesungguhnya untuk kebaikan manusia. Dzikir mereka kepada Allah tidak semata-mata untuk beribadah, karena mereka tidak memiliki kewajiban beribadah. Akan tetapi dzikir itu sebenarnya agar manusia bisa menangkap keagungan Sang Pencipta. Oleh sebab itu, perusakan alam, berarti sama saja menghentikan mereka untuk berdzikir – yang artinya, manusia tidak mau ‘mendengarkan’ tasbih dan sujud mereka untuk mengingat-Nya.
Selain itu, makna yang semestinya bisa ditangkap manusia adalah, ada perintah untuk meneliti rahasia alam. Maka tugas ilmuan muslim adalah mengembangkan konsep-konsep seminal dalam al-Qur’an untuk diterapkan menjadi sebuah sains terapan yang bermanfaat bagi kehidupan manusia dan keimanan kaum muslimin.
Tujuan sains Islam bukanlah pragmatism sebagaimana sains sekular.
Sains Islam diemplementaiskan dengan 3 fungsi utama :
Pertama, menambah keimanan kepada-Nya, taqarrub kepada-Nya dan memudahkan manusia menjalankan kehidupan. Jika ada sains yang justru menjauhkan pada Allah, maka itu sesungguhnya bukanlah sains, tapi ‘rekayasa’ manusia sekuler. Tinga fungsi utama inilah yang diterapkan para ulama terdahulu untuk menciptakan peradaban Islam.
Sangat banyak tata cara alam semesta bertasbih dan berdzikir. Untuk itu, saintis muslim wajib mengesplorasi agar ada penemuan-penemuan sepektakuler yang menambah keimanan kita kepada Allah. Anak didik perlu diajar adab terhadap alam sehingga lahirlah kelak al-Ghazali dan al-Razi baru di era kontemporer yang siap menyambut peradaban Islam yang bermartabat.
- Langit yang tujuh, bumi dan semua yang ada di dalamnya bertasbih kepada Allah. Dan tak ada suatupun melainkan bertasbih dengan memuji-Nya, tetapi kamu sekalian tidak mengerti tasbih mereka. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penyantun lagi Maha Pengampun. ( QS. Al Israa’ 17:44 ).
- Senantiasa bertasbih kepada Allah apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Raja, Yang Maha Suci, Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. ( QS. Al Jumuah 62:1 )
- Bertasbih kepada Allah apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi; hanya Allah lah yang mempunyai semua kerajaan dan semua pujian, dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu. ( QS. At Taghaabun 64:1 ).
- Sesungguhnya malaikat-malaikat yang ada di sisi Tuhanmu tidaklah merasa enggan menyembah Allah dan mereka mentasbihkan-Nya dan hanya kepada-Nya-lah mereka bersujud.( QS. Al A’raf 7:206 ).
- Dan guruh itu bertasbih dengan memuji Allah, (demikian pula) para malaikat karena takut kepada-Nya, dan Allah melepaskan halilintar, lalu menimpakannya kepada siapa yang Dia kehendaki, dan mereka berbantah-bantahan tentang Allah, dan Dia-lah Tuhan Yang Maha keras siksa-Nya. ( QS. Ar Ra’d 13:13 ).
- Dan kamu (Muhammad) akan melihat malaikat-mmlaikat berlingkar di sekeliling ‘Arsy bertasbih sambil memuji Tuhannya; dan diberi putusan di antara hamba-hamba Allah dengan adil dan diucapkan: “Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam”. ( QS. Az-Zumar 39:75 ).
- (Malaikat-malaikat) yang memikul ‘Arsy dan malaikat yang berada di sekelilingnya bertasbih memuji Tuhannya dan mereka beriman kepada-Nya serta memintakan ampun bagi orang-orang yang beriman (seraya mengucapkan): “Ya Tuhan kami, rahmat dan ilmu Engkau meliputi segala sesuatu, maka berilah ampunan kepada orang-orang yang bertaubat dan mengikuti jalan Engkau dan peliharalah mereka dari siksaan neraka yang menyala-nyala, ( QS. Al Mu’min 40:7 ).
- Tidaklah kamu tahu bahwasanya Allah: kepada-Nya bertasbih apa yang di langit dan di bumi dan (juga) burung dengan mengembangkan sayapnya. Masing-masing telah mengetahui (cara) sembahyang dan tasbihnya [1044], dan Allah Maha Mengetahui apa yang mereka kerjakan. ( QS. An Nuur 24:41 ) [1044] Masing-masing makhluk mengetahui cara shalat dan tasbih kepada Allah dengan ilham dari Allah.
- maka Kami telah memberikan pengertian kepada Sulaiman tentang hukum (yang lebih tepat); dan kepada masing-masing mereka telah Kami berikan hikmah dan ilmu dan telah Kami tundukkan gunung-gunung dan burung-burung, semua bertasbih bersama Daud. Dan kamilah yang melakukannya. (QS. Al Anbiyaa’ 21:79 ).
- Dan sesungguhnya telah Kami berikan kepada Daud kurnia dari Kami. (Kami berfirman): “Hai gunung-gunung dan burung-burung, bertasbihlah berulang-ulang bersama Daud”, dan Kami telah melunakkan besi untuk- nya,( QS. Saba’ 34:10 ).
- Sesungguhnya Kami menundukkan gunung-gunung untuk bertasbih bersama dia (Daud) di waktu petang dan pagi, ( QS. Shaad 38:18 ).
- Dan bersabarlah dalam menunggu ketetapan Tuhanmu, maka sesungguhnya kamu berada dalam penglihatan Kami, dan bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu ketika kamu bangun berdiri. ( QS. Ath-Thuur 52:48 ).
- Maka bertasbihlah dengan (menyebut) nama Rabbmu Yang Maha Besar. ( QS. Al Waaqi’ah 56:74 ).
- Maka bertasbihlah dengan (menyebut) nama Rabbmu yang Maha Besar.( QS. Al Waaqi’ah 56:96 ).
- Maka bertasbihlah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang Maha Besar. ( QS. Al Haaqqah 69:52 ).
- Dialah Allah Yang Menciptakan, Yang Mengadakan, Yang Membentuk Rupa, Yang Mempunyai Asmaaul Husna. Bertasbih kepadaNya apa yang di langit dan bumi. Dan Dialah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. ( QS. Al Hasyr 59:24 ).
- Berkatalah seorang yang paling baik pikirannya di antara mereka: “Bukankah aku telah mengatakan kepadamu, hendaklah kamu bertasbih (kepada Tuhanmu)?” ( QS. Al Qalam 68:28 ).
- maka bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu dan jadilah kamu di antara orang-orang yang bersujud (shalat),( QS. Al Hijr 15:98 ).
Sesungguhnya orang yang benar benar percaya kepada ayat ayat
Kami adalah mereka yang apabila diperingatkan dengan ayat ayat itu
mereka segera bersujud seraya bertasbih dan memuji Rabbnya, dan lagi
pula mereka tidaklah sombong. ( QS. As Sajdah 32:15 ).
Al-Quran dan Alam Raya.
Seperti dikemukakan di atas bahwa Al-Quran berbicara tentang alam dan fenomenanya. Paling sedikit ada tiga hal yang dapat dikemukakan menyangkut hal tersebut:(1) Al-Quran memerintahkan atau menganjurkan kepada manusia untuk memperhatikan dan mempelajari alam raya dalam rangka memperoleh manfaat dan kemudahan-kemudahan bagi kehidupannya, serta untuk –mengantarkannya kepada kesadaran akan Keesaan dan Kemahakuasaan Allah SWT.Dari perintah ini tersirat pengertian bahwa manusia memiliki potensi untuk mengetahui dan memanfaatkan hukum-hukum yang mengatur fenomena alam tersebut. Namun, pengetahuan dan pemanfaatan ini bukan merupakan tujuan puncak (ultimate goal).Dalam kaitan dengan butir ketiga di atas, perlu digarisbawahi beberapa prinsip dasar yang dapat, atau bahkan seharusnya, diperhatikan dalam usaha memahami atau menafsirkan ayat-ayat Al-Quran yang mengambil corak ilmiah. Prinsip-prinsip dasar tersebut adalah:
(2) Alam dan segala isinya beserta hukum-hukum yang mengaturnya, diciptakan, dimiliki, dan di bawah kekuasaan Allah SWT serta diatur dengan sangat teliti.
Alam raya tidak dapat melepaskan diri dari ketetapan-ketetapan tersebut –kecuali jika dikehendaki oleh Tuhan. Dari sini tersirat bahwa:
(a) Alam raya atau elemen-elemennya tidak boleh disembah, dipertuhankan atau dikultuskan.(b) Manusia dapat menarik kesimpulan-kesimpulan tentang adanya ketetapan-ketetapan yang bersifat umum dan mengikat bagi alam raya dan fenomenanya (hukum-hukum alam).(3) Redaksi ayat-ayat kawniyyah bersifat ringkas, teliti lagi padat, sehingga pemahaman atau penafsiran terhadap ayat-ayat tersebut dapat menjadi sangat bervariasi, sesuai dengan tingkat kecerdasan dan pengetahuan masing-masing penafsir.
(1) Setiap Muslim, bahkan setiap orang, berkewajiban untuk mempelajari dan memahami Kitab Suci yang dipercayainya, walaupun hal ini bukan berarti bahwa setiap orang bebas untuk menafsirkan atau menyebarluaskan pendapat-pendapatnya tanpa memenuhi seperangkat syarat-syarat tertentu.(2) Al-Quran diturunkan bukan hanya khusus ditujukan untuk orang-orang Arab ummiyyin yang hidup pada masa Rasul saw. dan tidak pula hanya untuk masyarakat abad ke-20, tetapi untuk seluruh manusia hingga akhir zaman. Mereka semua diajak berdialog oleh Al-Quran serta dituntut menggunakan akalnya dalam rangka memahami petunjuk-petunjuk-Nya. Dan kalau disadari bahwa akal manusia dan hasil penalarannya dapat berbeda-beda akibat latar belakang pendidikan, kebudayaan, pengalaman, kondisi sosial, dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek), maka adalah wajar apabila pemahaman atau penafsiran seseorang dengan yang lainnya, baik dalam satu generasi atau tidak, berbeda-beda pula.Dalam kaitannya dengan prinsip-prinsip pokok di atas, ulama-ulama tafsir memperingatkan perlunya para mufasir –khususnya dalam menafsirkan ayat-ayat Al-Quran dengan penafsiran ilmiah– untuk menyadari sepenuhnya sifat penemuan-penemuan ilmiah, serta memperhatikan secara khusus bahasa dan konteks ayat-ayat Al-Quran.
(3) Berpikir secara kontemporer sesuai dengan perkembangan zaman dan iptek dalam kaitannya dengan pemahaman Al-Quran tidak berarti menafsirkan Al-Quran secara spekulatif atau terlepas dari kaidah-kaidah penafsiran yang telah disepakati oleh para ahli yang memiliki otoritas dalam bidang ini.
(4) Salah satu sebab pokok kekeliruan dalam memahami dan menafsirkan Al-Quran adalah keterbatasan pengetahuan seseorang menyangkut subjek bahasan ayat-ayat Al-Quran. Seorang mufasir mungkin sekali terjerumus kedalam kesalahan apabila ia menafsirkan ayat-ayat kawniyyah tanpa memiliki pengetahuan yang memadai tentang astronomi, demikian pula dengan pokok-pokok bahasan ayat yang lain.
Pesan Al-Quran bagi Ulama.
Dalam Al-Quran terdapat lebih dari 750 hingga 1108 ayat membahas berbagai fenomena alam Sehingga termasuk kepentingan yang mendasar untuk menyingkap ayat-ayat keilmuan tersebut, dan bagaimana kita bisa memanfaatkannya. Mengenai hal di atas terdapat pandangan berbeda di kalangan ulama.
…. dan telah Kami wahukan Kitab (Al-Quran) kepadamu untuk menerangkan segala-sesuatu dengan jelas …. (16:89).
Hadis Rasul :
Rasulullah berkata, ” Akan terjadi kejahatan-kejahatan “. Beliau ditanya, ” Apa yang menyelamatkan kita darinya ?” Beliau menjawab, ” Kitab Allah, di dalamnya terdapat berita-berita tentang apa yang terjadi sebelum kalian dan yang terjadi setelah kalian “
Ayat-ayat sains melibatkan sebuah pesan penting bagi para ilmuwan Muslim.
1. Dianjurkan untuk mengkaji seluruh aspek alam dan menemukan misteri-misteri penciptaan.
” Dan pada penciptaan kalian dan pada binatang0binatang melata itu terdapat ayat-ayat bagi kaum yang meyakininya (45 :5).
Tetapi mengkaji ayat-ayat keilmuan dalam Al-Quran harus mendorong kaum Muslim untuk mengejar sains dan tidak hanya terpaku pada petunjuk-petunjuk yang ada.
2. Ayat-ayat itu menegaskan bahwa segala sesuatu di dunia itu teratur dan bertujuan. Dan tidak ada cacat.
“… Dan Dia ciptakan segala sesuatu, kemudian Dia mengaturnya dengan sangat tepat.”(25:2).
3. Al-Quran menyuruh kita mengenali hukum-hukum alam ( pola-pola Allah di alam semesta) dan mengeksploitasinya untuk kesejahteraan manusia denga tidak melampaui batas-batas syariah.
” …. Allah telah meninggikan langit dan menyeimbangkannya. janganlah kalian menyalahi keseimbangan (55:5-8).
Eksploitas material harus menggiring kita pada kemajuan spiritual dan bukan menghancurkannya.
4. Sains adalah perwujudan berbeda dari satu dunia yang diciptakan dan yang dikelola oleh satu Tuhan. Karena itu kombinasi ilmu-ilmu tersebut harus menggiring kita kepada gambaran tunggal dunia.
5. Al-Quran dan hubungannya dengan sains, adalah keunikan pandangan dunia dan epistemologinya. Kebanyakan kesalahan yang terjadi pada perkembangan sains memiliki akar pada pandangan materialistik yang menyertai sains modern. Al-Quran memperingatkan kita pada perangkap-perangkap ini dan memberitahukan rintangan-rintangan terhadap pengetahuan alam yang benar kepada kita.
Ringkasnya, Pelajaran penting dari ayat-ayat keilmuan Al-Quran :
1. Priorotas harus diberikan pada manusia pada penemuan alam dengan menggunakan indera dan akal
2. Al-Quran memberi kita pandangan-dunia (world-view) yang benar.
Sisi-Sisi al-Quran yang Terlupakan
Ayat-Ayat Semesta
|
AL QUR’AN DAN ASTRONOMI Banyak fakta, seperti penciptaan alam semesta dari ketiadaan, mengembangnya alam semesta, serta garis-garis edar planet di jagat raya, yang hanya mampu diketahui melalui astronomi modern, telah diberitakan dalam Al Qur’an sekitar 1400 tahun lalu. |
AL QUR’AN DAN FISIKA Tahukah Anda bahwa unsur besi pada awalnya terbentuk di bintang-bintang di luar angkasa, bahwa materi diciptakan berpasang-pasangan, dan bahwa waktu adalah suatu konsep yang relatif? Al Qur’an telah mengisyaratkan tentang semua fakta ilmiah ini. |
||
AL QUR’AN DAN PLANET BUMI Banyak fakta ilmiah, dari lapisan-lapisan atmosfir hingga fungsi geologis gunung, dari proses pembentukan hujan hingga struktur dunia bawah laut, dijelaskan dalam ayat-ayat Al Qur’an. |
AL QUR’AN DAN BIOLOGI Al Qur’an memaparkan perkembangan embrio manusia dalam rahim ibu melalui penjelasan yang benar-benar sesuai dengan penemuan embriologi modern. |
||
INFORMASI MENGENAI PERISTIWA MASA DEPAN DALAM AL QUR’AN Allah mengisahkan dalam Al Qur’an tentang sejumlah peristiwa penting yang akan terjadi di masa depan, dan berbagai peristiwa ini terjadi persis sebagaimana kisah tersebut. |
PENGETAHUAN AL QUR’AN Untuk meningkatkan pengetahuan Anda tentang Al Qur’an, Anda dapat mengunjungi, “Pengetahuan Al Qur’an” dan “Indeks Al Qur’an”. Pada bagian ini, ayat-ayat Al Qur’an dikelompokkan menurut pokok bahasannya. |
Umat Islam, mulai dari kalangan skripturalis-fundamentalis sampai kontekstualis-liberal hingga kini masih satu pandangan dan keyakinan bahwa al-Quran merupakan kitab utama yang berkedudukan tertinggi. Diturunkannya al-Quran ke muka bumi diimani sebagai panduan umat manusia (huda al-linnas) dalam menjalani kehidupan di dunia. Karena itu pula al-Quran dipercaya sebagai sumber nilai obyektif, universal dan abadi.
Ajaran al-Quran mencakup seluruh aspek kehidupan (as-Syumul). Juga mencakup seluruh ruang lingkup kehidupan, ulai dari kehidupan pribadi, keluarga, masyarakat, Negara dan bahkan global (internasional).
Namun demikian, pengetahuan umat Islam tentang al-Quran tidak jarang dipahami sangat dangkal dan sempit. Universalitas al-Quran kemudian direduksi hanya menyangkut persoalan fikih, tasawuf dan politik (siyasah) saja. Umat Islam justru banyak mengabaikan pesan-pesan al-Quran yang berkaitan dengan persoalan-persoalan metafisik (kealaman). Ada kesan bahwa persoalan-persoalan kealaman bukan bagian dari persoalan ukhrawi.
Bahkan khusus untuk membincangkan “kebangkitan Islam”, tidak dapat dipungkiri bahwa fokusnya selalu dibelokkan ke ranah politik praktis-ideologis. Seakan-akan hanya dengan pendirian “negara khilafah”, kejayaan Islam dapat dibangkitkan kembali. Sedangkan aspek lain, utamanya aspek pengembangan ilmu pengetahuan, hanya menjadi suplemen (tambahan) bila impian tentang negara khilafah telah dapat diwujudkan, seolh pengembangan ilmu pengetahuan masih bukan persoalan yang mendesak bagi dunia Islam.
Memperhatikan pereduksian al-Quran dan Islam sedemikian sempit, syi’ahberupaya keras untuk menjebol kesempitan tersebut. Dengan kepakaran dalam fisika teori, dia berusaha melihat keunggulan Islam dari sisi yang lain. Kesadarannya sebagai seorang saintifik muslim, yakin bahwa kebangkitan Islam saat ini hanya dapat diwujudkan dengan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Membeber bukti tentang luluh lantaknya Afghanistan dan Irak yang justru oleh produk sains Negara-negara Barat, khususnya AS dan Inggris. Di sisi lain, negara-negara Islam atau berpenduduk mayoritas Muslim seperti Indonesia umumnya memiliki kekayaan sumber daya alam melimpah. Tapi kelimpahruahan tersebut tidak kemudian berarti kemakmuran dan kesejahteraan bagi masyarakatnya. Sebabnya satu: umat Islam tidak menguasai ilmu pengetahuan baik teoritis maupun praktis
Dengan melandaskan pada tafsir al-Jawahir karya Guru Besar Universitas Kairo, Syaikh Jauhari Thanthawi, Agus Purwanto bermaksud menggedor kesadaran umat Islam – utamanya kalangan akademisi – bahwa sesungguhnya ada 750 ayat kauniyyah dalam al-Quran yang terselip di antara 6236 ayat.
Sedangkan ayat-ayat fikih tidak lebih dari 150 ayat saja. Tapi anehnya, mengapa para ulama lebih banyak menghabiskan energinya untuk membahas persoalan fikih – yang justru sering memicu perseteruan dan konflik antar umat Islam – daripada membahas fenomena terbitnya matahari, beredarnya bulan dan kelap-kelipnya bintang, gerak awan di langit, kilat dan petir yang menyambar, malam yang gelap gulita dan fenomena keajaiban alam lainnya.
mengingatkan bahwa fungsi al-Quran juga berlaku bagi konstruksi ilmu pengetahuan dengan memberi petunjuk tentang prinsip-prinsip sains yang selalu dikaitkan dengan pengetahuan metafisik dan spiritual. Dengan kata lain, wahyu (dan sunnah) dapat dijadikan sebagai sumber inspirasi bagi bangunan ilmu pengetahuan.
patut menjadi bacaan bagi siapa saja yang ingin mengetahui pertemuan antara alam logika bebas dan alam wahyu ilahiah, dilihat dari sisi fisika. Ajakan terhadap kaum Muslim untuk menaruh perhatian pada sains sebagai panggilan Ilahi.
Ayat-ayat Semesta yang merana.
Jika fenomena pergantian siang dan malam, terbit tenggelamnya matahari dan bintang-bintang, dan sabit purnamanya bulan di serangkaian malam adalah sesuatu yang biasa bagi kita, maka tidak demikian halnya bagi para ilmuwan sejati. Seperti lelaki ini.
menggebrak dan mendobrak dunia ilmu (sains) yang terkungkung Barat kini. Ia telah melihat ketimpangan itu: bahwa sains telah dijauhkan sedemikian rupa dari Tuhan, Sang Kreator Tunggal. Dan ia segera berpaling kepada kitab suci (Al-Quran) seraya menemukan keterkejutan, bahwa kitab yang dipandang sebagian (besar) orang adalah kitab agama (fikih) itu memuat lebih dari seperlimanya ayat-ayat yang berbicara tentang sains. Ayat-ayat tentang Semesta. Dan ayat tentang hukum (agama) hanyalah 150 ayat saja!
Namun sayang seribu sayang, ayat-ayat semesta dalam Al-Qur’an dalam arti ayat-ayat kauniyah, adalah ayat-ayat yang merana, karena diabaikan umat Islam dan praktis tidak pernah dibahas di dalam pengajian-pengajian atau seminar-seminar Islam. Di samping itu, fakta bahwa ilmuwan yang terkemuka di bidang sains saat ini sebagian besar datang dari Barat membuatnya sebagai seorang muslim tertantang. Jadilah ia seorang yang gandrung pada alam semesta, disamping sastra, sejarah, dan filsafat.
tak kurang dari 800 ayat Al-Qur’an mengandung petunjuk ke arah sains. Ini lebih banyak dibandingkan hitungan Syekh Jauhari Tanthawi, guru besar Universitas Kairo, Mesir, dalam bukunya: Al-Jawahir, yang menyebut adanya 750 ayat semesta di dalam Al-Qur’an – fakta yang dirujuk dan disitirnya selama 15 tahun, yang tentu membuatnya malu, lantas berusaha menghitung sendiri.
Bukan seperti buku teks teori nan rumit, tetapi sudah diubahnya menjadi cerita yang mengalir, bisa diikuti dan dimengerti (tetapi bukan mudah lho!) sehingga bahkan membuat kita seperti enggan meletakkannya kecuali sudah sampai halaman terakhir.
Ia bicarakan banyak hal. Fenomena siang malam, garis edar, berpasang-pasangan, Tuhan yang supersibuk, ketidakkekalan materi, menghunjam ke bumi, menembus langit, Isra’ Mi’raj, teleportasi, hingga bahasa makhluk (lain) sebagaimana dimengerti Nabi Sulaiman as. Semuanya berangkat dari ayat di dalam Al-Qur’an. Semuanya bermuara pada satu hal: bahwa sungguh Allah telah meletakkan dasar-dasar sains di dalam kitab-Nya yang telah diturunkan-Nya 14 abad silam! Berharap sederhana: masyarakat muslim berbondong-bondong mempelajari, mengembangkan, menguasai sains eksakta sebagai bagian dari tugas kekhalifahan manusia di atas bumi. Yang kini banyak diambil orang Barat.
Bagi mereka yang ingin lebih serius mempelajari dan membangun sains islam, saya menganjurkan memahami dulu tiga hal:
(1) sejarah (tradisi) Islam awal (Rasul saw. dan para sahabat)
(2). bahasa Arab (nahwu-sharaf) dan
(3). sejarah pemikiran/filsafat.
Renungan Alam Semesta.
Ayat-Ayat Semesta; Sisi – Sisi Al Quran Yang Terlupakan.
Al Quran merupakan pedoman umat Islam dalam menjalankan kehidupan sehari-hari. Tapi kita sering kali melupakan sisi – sisi Al Quran yang menarik untuk dibahas. Padahal, ada banyak hal yan dapat dikaji lebih mendalam dari kalam Allah SWT terutama dalam menunjang sains. Ironisnya, tidak banyak masyarakat muslim yang dapat memahaminya, bahkan ada pula yang belum mengetahuinya.
Hal ini dikarenakan adanya tradisi masyarakat Indonesia sendiri yang cenderung kesufi-sufian. Akibatnya, Sains Islam tak kunjung berkembang, karena masyarakat (umat Islam) sebagai mayoritas bangsa ini juga di negeri –negeri Muslim umumnya masih terbelakang, bodoh dan miskin.
Padahal Dunia Islam, pernah mencapai masa keemasannya, di bidang sains, teknoligi, filsafat sekitar abad ke-8 samapai ke-15. tapi kini, dunia Islam terutama sains islam mulai meredup.
mencoba mengangkat kembali dunia Islam terutama sains Islam, dengan mengkaji ayat-ayat kauniyah yang berada dalam Al Quran. Ayat-ayat Kauniyah sendiri merupakan ayat – ayat Al Quran yang membahas tentang alam semesta.
Dari sekitar 1.108 ayat – ayat kauniyah. Dan setelah di kaji ulang hanya ada 800 ayat – ayat Kauniyah yang mengandung informasi dinamis. Selain itu juga, penulis mengajak pembaca untuk dapat membangun dunia Islam terutama sains Islam dengan cara memotivasi ilmuwam muslim khususnya untuk mendukung riset dengan ayat – ayat kauniyah.
Tak hanya mengulas tentang ayat-ayat kauniyah saja, juga mengulas fenomena-fenomena alam yang disedernakan ke dalam konsep fisika, misalnya fisika kuantum, terori relativitas dan hal yang sederhana mungkin.
Fenomena yang di ungkap misalnya peristiwa Isra’ mi’raj yang pernah dialami Rasulullah SAW. Peristiwa Isra’ Mi’raj tidak bisa dijelaskan dengan metode fisika klasik ataupun teori relativitas. Peristiwa Isra’ Mi’raj sebenarnya merupakan peristiwa teleportasi kuantum, sehingga untuk sampai ke sidratul muntaha tidak dapat ditempuh dengan kecepatan cahaya sekalipun.
Selain itu pula, peristiwa pergantian siang dan malam pun turut dijelaskan oleh penulis. Walaupun sudah banyak diketahui orang bahwa pergantian siang dan malam terjadi karena bumi berputar pada porosnya. Dan peristiwa terjadinya malam terjadi lantaran bumi bagian yang bersangkutan membelakangi matahari sehingga tidak mendapatkan sinar matahari. Sementara itu, bagian bumi yang lainnya menghadap dan mendapat sinar matahari, sehhingga di belahan bumi tersebut mengalami peristiwa terang ataupun siang.
juga menambahkan peristiwa pergantian siang dan malam juga dikarenakan jarak bumi yang ideal terhadap matahari, sehingga intensitas matahari ke bumi pun ideal. Sehingga kehidupan di bumi pun dapat berlangsung, berbeda dengan kehidupan di planet yang lainnya, yang memiliki jarak yang berbeda.
Walaupun ada beberapa ayat-ayat kauniyah yang belum dibahas secara mendetail. Akan tetapi penuturan yang disampaikanseakan mengajak pembacanya untuk turut berdialog serta merenungkan segala fenomena yang terjadi di alam semesta ini. Selain itu, yang dirancang sebagai salah satu media untuk memotivasi ilmuwan muslim khususnya, buku ini juga bisa dijadikan sebagai salah satu alternatif pilihan untuk masyarakat umum guna menunjang pengetahuan tentang Dunia Islam dan sains.
juga disajikan dengan kalimat yang lugas dan mudah dipahami. Yang dilengkapi juga dengan penjelasan secara ilmiah terutama fisika serta juga judul yang menggelitik untuk dibaca. Salah satu kelebihan juga piawai mengarahkan para pembaca untuk dapat memahami teori-teori fisaka dengan mudah. Sehingga dapat menepis anggapan bahwa fisika sulit dimenegerti. Selain itujuga menyarankan bagi para pembaca yang berkeinginan untuk menjadi seorang ilmuwan dengan menempuh jalan sunyi, yakni jauh dari gemerlap duniawi.
mengajak kaum Muslim untuk menaruh perhatian pada sains sebagai panggilan ilahi. Dia menunjukkan dengan sangat fasih bukan saja perhatian Al-Qur’an pada sains, tetapi juga perintah Allah Swt kepada umat Islam untuk mengembangkan sains dan teknologi. Yang terlibat dalam fisika sebagai misi sucinya, melakukan riset ilmiah adalah ibadah yang lebih utama daripada shalat tahajud.”.
berimajinasi akan adanya sains matematika, astronomi, fisika kimia dan biologi yang sejak awal dibangun dari Kitab Suci Al-Qur’an Al-Karim. Karena itu, buku ini wajib dibaca oleh mereka yang memimpikan bangkitnya kembali peradaban Islam. Peradaban masa depan bertumpu pada sains, tanpa sains tidak ada masa depan.”
patut dibaca oleh siapa saja yang ingin mengetahui pertemuan antara alam logika bebas dan alam wahyu ilahiah, dilihat dari sisi fisika.”
menjelaskan mata rantai antara Al-Qur’an sebagai wahyu Allah, dan ilmu pengetahuan sebagai olah pikir rasio manusia.”
“Sebuah karya penting yang mencoba menafsirkan ayat-ayat kauniyah Al-Qur’an dari perspektif sains modern. Patut dibaca semua kalangan.”
“Membaca Ayat-Ayat Semesta benar-benar mencerahkan. Kita bukan hanya dihadapkan dengan kesejajaran antara konsep-konsep teori dan fakta sains modern dengan ayat-ayat Al-Qur’an, seperti yang dirintis oleh Maurice Bucaille yang melakukan interpretasi ilmiah Kitab Suci Al-Qur’an, tetapi menjadikan Kitab itu sebagai sumber hipotesis-hipotesis ilmiah yang bisa diuji secara eksperimen, langsung atau tak langsung seperti yang dilakukan oleh Ibnu Sina dan para ilmuwan Muslim pada zaman kejayaan peradaban Islam kurun pertama. Itulah sebabnya buku ini wajib dibaca dan dimiliki oleh para ilmuwan Muslim terutama pada kompilasi lebih dari 800 ayat yang berkaitan dengan alam semesta beserta indeksnya yang komprehensif sehingga memudahkan untuk mengambil inspirasi ilmiah yang cukup banyak.”
“Al-Qur’an berbicara banyak tentang alam semesta. Buku ini membantu para pembaca untuk mengetahui dengan mudah bagaimana pandangan Islam tentang alam semesta.”
semakin membuktikan bahwa Al-Qur’an, sebagai mukjizat, memberi porsi yang besar terhadap alam semesta dalam berbagai aspeknya, dan ‘penafsiran’ yang diberikan oleh penulis buku ini (yang memang ahli di bidangnya) semakin mempertegas kehebatan Al-Qur’an.”
melakukan rekonstruksi sains Islam dengan ontologi, aksiologi, dan epistemologi yang khas Islam melalui contoh-contoh lugas dan gamblang.”
Al Qur’an adalah firman Allah yang di dalamnya terkandung banyak sekali sisi keajaiban yang membuktikan fakta ini. Salah satunya adalah fakta bahwa sejumlah kebenaran ilmiah yang hanya mampu kita ungkap dengan teknologi abad ke-20 ternyata telah dinyatakan Al Qur’an sekitar 1400 tahun lalu. Tetapi, Al Qur’an tentu saja bukanlah kitab ilmu pengetahuan. Namun, dalam sejumlah ayatnya terdapat banyak fakta ilmiah yang dinyatakan secara sangat akurat dan benar yang baru dapat ditemukan dengan teknologi abad ke-20. Fakta-fakta ini belum dapat diketahui di masa Al Qur’an diwahyukan, dan ini semakin membuktikan bahwa Al Qur’an adalah firman Allah. |
Sumber: http://syiahali.wordpress.com/2014/07/05/republik-islam-iran-amalkan-ayat-ayat-semesta-tentang-sains-islam/ |
Post a Comment
mohon gunakan email