SYI’AH, sebagai kelompok yang mendukung penuh keputusan Ali tanpa tanya kenapa !!!.
Dicap Syi’ah jika membela 12 khalifah Quraisy Ahlul Bait !!! Dicap Sunnah jika membela kelompok pemberontak (bughat) pimpinan Muawiyah bin Abi Sufyan.
Dicap Syi’ah jika anda mengingkari Nabi
tidak menunjuk atau menentukan seseorang yang harus menggantikannya.
Padahal Abubakar dan Umar menunjuk penggantinya, artinya tuduhan berat
dilontarkan pada Nabi SAW.
Dicap Syi’ah jika mempersoalkan Ketidakhadiran
Ali bin Abi Thalib karena sibuk mengurus pemakaman Nabi, memunculkan
pendapat yaitu bahwa khalifah harus dari keluarga Nabi (dalam hal ini
Ali bin Abi Thalib).
Wahabiyah Ujian Allah Ke atas Umat Islam
Judul : Mengenal dan Mewaspadai Penyimpangan Syi’ah di IndonesiaPenulis : Tim Penulis Majlis Ulama Indonesia
Penerbit : Nashirus Sunnah – Jakarta
Tebal : 152 Halaman ; 11,5 x 17,5 cm
Cetakan : I, November 2013
ISBN : 978-602-7734-44-9
Pertempuran abadi antara kebaikan dan keburukan akan terus berlangsung hingga kiamat menjelang. Pertempuran-pertempuran ini terjadi dalam banyak bidang, dengan berbagai medan. Mulai aqidah, ideologi, politik, ekonomi, budaya, dan seterusnya. Sehingga, kaum muslimin di segala lapis kehidupan, harus terus bersiap siaga sesuai dengan kapasitasnya masing-masing. Tentu, dalam hal ini, semua perjuangan kaum muslimin di segala lini, harus didukung. Hingga kelak, Islam kembali berjaya dan memimpin dunia.
Satu diantara jenis pertempuran ini adalah terkait perang aqidah. Di negeri ini, hal tersebut semakin menggejala dengan bermunculannya aliran-aliran sesat yang mengaku sebagai bagian dari Islam. Mulai nabi Mushadeq yang ditangkap polisi di bilangan Depok Jawa Barat, ‘Malaikat’ Lia Eden yang meringkuk di jeruji besi, hingga bermacam aliran sesat yang mengaku dirinya sebagai Tuhan.
Yang tak kalah bahayanya adalah aliran Wahabi. Di mana mereka mengaku sebagai Islam dan merupakan pemegang otoritas akan keotetikan Islam yang sebenarnya. Jika dibiarkan, faham ini bisa merusak tatanan Islam itu sendiri kemudian mengganti Islam dengan faham wahabi. Jika ini terjadi, tidak menutup kemungkinan, negeri ini akan bernasib serupa dengan Sampang dan Irak. Di mana di kedua negara itu, darah kaum muslimin dengan mudah ditumpahkan dengan dalih pemberontak, teroris dan sebutan keji lainnya.
Di Indonesia, Syi’ah memiliki 5 poros penyebaran. Pertama, poros Jakarta di Islamic Cultural Center (ICC) yang berkantor di Jalan Buncit Raya Kav.35 Pejaten Barat Jaksel. ICC ini membawai 18 lembaga Syi’ah yang tersebar di seluruh Jabodetabek. Kedua, poros Pekalongan-Semarang. Pusat komando poros kedua ini ada di Yayasan Nurul Tsaqalain di Jalan Boom Lama No.2 Semarang Utara. Sedangkan di Pekalongan, pusat komando ada di Ponpes al-Hadi yang didirikan tahun 1988 di Jalan Agus Salim Gang 5 Nomor 4 RT. 1 RW.3 Kelurahan Klego, Kota Pekalongan Jawa Tengah.
Ketiga, poros Yogyakarta yang dikomandoi di Yayasan Rausyan Fikr. Komunitas ini juga aktif menyebarkan Syi’ah melalui perkumpulan Al-Amin. Keempat, poros Bangil dan Pasuruan. Pusatnya ada di Ponpes YAPI Bangil dan Yayasan al-Itrah di Pasuruan. Di Jawa Timur sendiri, ada 17 lembaga Syi’ah yang tersebar di Probolinggo, Surabaya, Jember, Bangil, Pasuruan, Malang dan Bondowoso.
Kelima, poros Bandung. Di Kota Kembang ini, motor penggeraknya adalah Jalaludin Rakhmat yang merupakan calon anggota DPR RI Dapil Jawa Barat dari PDIP pada pemilu 2014 mendatang. Dia bergerak melalui IJABI (Ikatan Jama’ah Ahlul Bait Indonesia). Di bawah IJABI ini, ada sekitar 12 lembaga Syi’ah yang tersebar di Purwakarta, Tasikmalaya, Kota/Kabupaten Bandung, Cirebon dan Majalengka.
Selain itu, penyebarab Syi’ah juga dilakukan melalui organisasi Syi’ah berkelas nasional, lembaga Syi’ah di luar Jawa, situs-situs komunitas Syi’ah, Radio/TV Syi’ah, Lembaga Penerbitan Syi’ah dan 10 sayap Yayasan Syi’ah lengkap dengan sepak terjang mereka.
Kesemua Ulama’ robbani itu, bersepakat dalam satu kata bahwa wahabi sesat. Mereka bukan bagian dari Islam Sunni. Sehingga, yang harus kita lakukan sekarang adalah, membuang wahabi pada tempatnya.
komentar pembaca pada web http://www.bersamadakwah.com/2013/12/mengenal-dan-mewaspadai-penyimpangan.html?showComment=1387188145481#c8683566458859517442 :
___________________
Mengenal dan Mewaspadai Penyimpangan Syi’ah di Indonesia
Judul : Mengenal dan Mewaspadai Penyimpangan Syi’ah di Indonesia
Penulis : Tim Penulis Majlis Ulama Indonesia
Penerbit : Nashirus Sunnah - Jakarta
Tebal : 152 Halaman ; 11,5 x 17,5 cm
Cetakan : I, November 2013
ISBN : 978-602-7734-44-9
Pertempuran abadi antara kebaikan dan keburukan akan terus berlangsung hingga kiamat menjelang. Pertempuran-pertempuran ini terjadi dalam banyak bidang, dengan berbagai medan. Mulai aqidah, ideologi, politik, ekonomi, budaya, dan seterusnya. Sehingga, kaum muslimin di segala lapis kehidupan, harus terus bersiap siaga sesuai dengan kapasitasnya masing-masing. Tentu, dalam hal ini, semua perjuangan kaum muslimin di segala lini, harus didukung. Hingga kelak, Islam kembali berjaya dan memimpin dunia.
Satu diantara jenis pertempuran ini adalah terkait perang aqidah. Di negeri ini, hal tersebut semakin menggejala dengan bermunculannya aliran-aliran sesat yang mengaku sebagai bagian dari Islam. Mulai nabi Mushadeq yang ditangkap polisi di bilangan Depok Jawa Barat, ‘Malaikat’ Lia Eden yang meringkuk di jeruji besi, hingga bermacam aliran sesat yang mengaku dirinya sebagai Tuhan.
Yang tak kalah bahayanya adalah aliran Syi’ah. Di mana mereka mengaku sebagai Islam dan merupakan pemegang otoritas akan keontetikan Islam yang sebenarnya. Jika dibiarkan, faham ini bisa merusak tatanan Islam itu sendiri kemudian mengganti Islam dengan faham Syi’ah. Jika ini terjadi, tidak menutup kemungkinan, negeri ini akan bernasib serupa dengan Iran dan Suriah. Di mana di kedua negara dengan pemimpin Syi’ah itu, darah kaum muslimin dengan mudah ditumpahkan dengan dalih pemberontak, teroris dan sebutan keji lainnya.
Jika merunut kepada angka sejarah, sejatinya Syi’ah Ali yang pertama ada merupakan generasi sahabat yang sholih. Mereka tidak bertentangan dengan apa yang Rasulullah ajarkan dan tidak pernah memprotes apa yang ada dalam al-Qur’an. Namun, seiring dengan berjalannya waktu, ketika fitnah mulai menggerogoti semua sendi kehidupan kaum muslimin, Syi’ah bertransformasi menjadi Syi’ah Rafidhah yang sangat bertolak belakang dengan Syi’ah Ali.
Saking bahayanya, Ibnu Taimiyah mengatakan bahwa Syi’ah Rafidhah ini lebih berbahaya dibanding dengan Nasrani dan Yahudi. Jika Nasrani dan Yahudi berada di luar Islam, maka Syi’ah Rafidhah ini menyelinap dan mengklaim diri sebagai bagian dari Islam. Ini, semacam serigala yang berbulu domba. Mirisnya, golongan ini suka bermanis muka ketika menjadi minoritas, dan bermuka durjana ketika sudah menjadi mayoritas.
Setidaknya, ada 5 kesesatan Syi’ah Rafidhah yang ada di Indonesia dan seluruh dunia saat ini. Pertama, mereka meragukan orisinilitas al-Qur’an. Dalam faham mereka, al-Qur’an yang dibaca oleh kaum muslimin saat ini merupakan al-Qur’an palsu. Dalam pemahaman mereka, al-Qur’an asli hanya diwariskan dari Jibril kepada Ali bin Abi Thalib. Kelak, menurut pemahaman mereka pula, Ali bin Abi Thalib akan diturunkan di akhir zaman dengan membawa transkrip asli al-Qur’an yang orisinil, langsung dari Allah.
Kedua, mereka salah memahami tentang Ahli Bait dan mencaci maki sahabat. Ini bukan barang aneh bagi mereka. Bahkan, kebencian mereka kepada Abu Bakar, Umar bin Khaththab dan Utsman bin Affan sangat besar. Ketiga sahabat mulia ini, dianggap telah tersesat. Dalam pemahaman sesat mereka, diyakini bahwa ketiga khalifah tersebut, merebut otoritas yang seharusnya diberikan kepada Ali bin Abi Thalib. Dalam tahap kronis akut, ada yang membenci Rasulullah dan mengklaim bahwa Jibril salah alamat dalam menyampaikan wahyu. Yang lebih parah, ada yang berpendapat bahwa Ali bin Abi Thalib dan Imam-imam sepeninggalnya, tak ubahnya Tuhan yang berhak mengatur segala hal terkait peribadahan mereka. Ini hanya klaim sesat, karena Ali bin Abi Thalib sendiri, tidak pernah merasa lebih hebat dari ketiga sahabat pendahulunya, apalagi merasa lebih baik dari Rasulullah.
Ketiga, selain mencaci maki sahabat, mereka menganggap kafir kaum muslimin. Sehingga, ketika menjadi mayoritas, mereka dengan mudah membunuh siapa saja yang bertolak faham dengannya. Bagi mereka, darah kaum muslimin halal ditumpahkan, dengan alasan apapun. Inilah yang terjadi saat ini di Suriah, dimana Presidennya merupakan salah satu penganut Syi’ah. Bahkan, banyak ditemui kaum muslimin di Suriah dipaksa untuk menyembah Bashar Asad, karena dia mengklaim diri sebagai Tuhan.
Keempat, mereka memandang bahwa Imam Syi’ah memiliki kedudukan yang lebih tinggi dari Rasul bahkan Malaikat. Sebagimana disampaikan oleh Khumaini, salah satu orang yang dianggap Imam oleh Syi’ah. Dia berujar, “Dan termasuk para Imam kita mempunyai kedudukan yang tidak bisa dicapai oleh malaikat muqarrabin ataupun nabi yang diutus.” (Hal 76 sebagaimana dikutip dari buku Khumaini yang berjudul al-Hukumat al-Islamiyah hal 52). Termasuk di dalamnya, disebutkan bahwa siapa yang tidak mempercayai kedudukan mulia para Imam, maka dia telah dinyatakan kafir.
Kelima, Syi’ah menganggap bahwa kawin kontrak (Mut’ah) itu halal. Parahnya, mereka memandang kawin kontrak ini sebagai sebuah kemuliaan bagi siapa yang melakukannya. Lebih bejat lagi, mereka membolehkan kawin kontrak kepada semua wanita. Baik yang perawan, sedang bersuami, janda maupu pelacur. Di Indonesia, banyak basis-basis Syi’ah yang sudah menyediakan wanita-wanita untuk dimut’ah dengan tarif tertentu. Mulai yang perjam, perhari, perpekan, perbulan bahkan pertahun ataupun bertahun-tahun. Wanita-wanita itu tidak hanya berasal dari dalam negeri. Melainkan dari negeri-negeri Syi’ah semacam Iran, Suriah, dan seterusnya.
Diantara contoh kesesatan Syi’ah, nampak jelas pada beberapa hal lain. Sebut saja tentang Rukun Islam, mereka meyakini 5 rukun yang meliputi : Shalat, Shaum, Zakat, Haji dan Wilayah. Dalam hal ini, mereka membolehkan berbohong di negara yang bukan wilayah Syi’ah, mereka juga membolehkan mengqashar shalat ketika tidak sedang berada di wilayah Syi’ah.
Terkait rukun Iman, mereka hanya meyakini 5 rukun. Yaitu Tauhid, Nubuwwah, Imamah, al-Adl dan al-Ma’ad. Sedangkan terkait Syahadat, mereka memiliki 3 kalimat Syahadat ditambah dengan menyebut kedua belas Imam mereka.
Kita juga bisa menelusuri sejarah konflik antara Syi’ah dan Islam, mulai dari pembakaran Ponpes al-hadi di Batang Jawa Tengah pada tahun 2000 sampai dengan konflik di Omben Sampang pada tanggal 26 Agustus 2012.
Di Indonesia, Syi’ah memiliki 5 poros penyebaran. Pertama, poros Jakarta di Islamic Cultural Center (ICC) yang berkantor di Jalan Buncit Raya Kav.35 Pejaten Barat Jaksel. ICC ini membawai 18 lembaga Syi’ah yang tersebar di seluruh Jabodetabek. Kedua, poros Pekalongan-Semarang. Pusat komando poros kedua ini ada di Yayasan Nurul Tsaqalain di Jalan Boom Lama No.2 Semarang Utara. Sedangkan di Pekalongan, pusat komando ada di Ponpes al-Hadi yang didirikan tahun 1988 di Jalan Agus Salim Gang 5 Nomor 4 RT. 1 RW.3 Kelurahan Klego, Kota Pekalongan Jawa Tengah.
Ketiga, poros Yogyakarta yang dikomandoi di Yayasan Rausyan Fikr. Komunitas ini juga aktif menyebarkan Syi’ah melalui perkumpulan Al-Amin. Keempat, poros Bangil dan Pasuruan. Pusatnya ada di Ponpes YAPI Bangil dan Yayasan al-Itrah di Pasuruan. Di Jawa Timur sendiri, ada 17 lembaga Syi’ah yang tersebar di Probolinggo, Surabaya, Jember, Bangil, Pasuruan, Malang dan Bondowoso.
Kelima, poros Bandung. Di Kota Kembang ini, motor penggeraknya adalah Jalaludin Rakhmat yang merupakan calon anggota DPR RI Dapil Jawa Barat dari PDIP pada pemilu 2014 mendatang. Dia bergerak melalui IJABI (Ikatan Jama’ah Ahlul Bait Indonesia). Di bawah IJABI ini, ada sekitar 12 lembaga Syi’ah yang tersebar di Purwakarta, Tasikmalaya, Kota/Kabupaten Bandung, Cirebon dan Majalengka.
Selain itu, penyebarab Syi’ah juga dilakukan melalui organisasi Syi’ah berkelas nasional, lembaga Syi’ah di luar Jawa, situs-situs komunitas Syi’ah, Radio/TV Syi’ah, Lembaga Penerbitan Syi’ah dan 10 sayap Yayasan Syi’ah lengkap dengan sepak terjang mereka.
Sebagai akhir dan merupakan rekomendasi, kita disuguhi dengan kesepakatan Ulama’ Indonesia tentang kesesatan Syi’ah. Selain fatwa MUI ini, kita semakin diperjelas dengan pendapat Ulama’-ulama’ pendiri bangsa ini. Seperti Hadratus Syaikh Hasyim Asy’ari, Prof. DR. Hamka, Dr. Muhammad Natsir dan KH. Hasan Basri.
Kesemua Ulama’ robbani itu, bersepakat dalam satu kata bahwa Syi’ah sesat. Mereka bukan bagian dari Islam. Sehingga, yang harus kita lakukan sekarang adalah, membuang Syi’ah pada tempatnya.[]
Penulis : Pirman Redaksi Bersamadakwah.com
Penulis : Tim Penulis Majlis Ulama Indonesia
Penerbit : Nashirus Sunnah - Jakarta
Tebal : 152 Halaman ; 11,5 x 17,5 cm
Cetakan : I, November 2013
ISBN : 978-602-7734-44-9
Pertempuran abadi antara kebaikan dan keburukan akan terus berlangsung hingga kiamat menjelang. Pertempuran-pertempuran ini terjadi dalam banyak bidang, dengan berbagai medan. Mulai aqidah, ideologi, politik, ekonomi, budaya, dan seterusnya. Sehingga, kaum muslimin di segala lapis kehidupan, harus terus bersiap siaga sesuai dengan kapasitasnya masing-masing. Tentu, dalam hal ini, semua perjuangan kaum muslimin di segala lini, harus didukung. Hingga kelak, Islam kembali berjaya dan memimpin dunia.
Satu diantara jenis pertempuran ini adalah terkait perang aqidah. Di negeri ini, hal tersebut semakin menggejala dengan bermunculannya aliran-aliran sesat yang mengaku sebagai bagian dari Islam. Mulai nabi Mushadeq yang ditangkap polisi di bilangan Depok Jawa Barat, ‘Malaikat’ Lia Eden yang meringkuk di jeruji besi, hingga bermacam aliran sesat yang mengaku dirinya sebagai Tuhan.
Yang tak kalah bahayanya adalah aliran Syi’ah. Di mana mereka mengaku sebagai Islam dan merupakan pemegang otoritas akan keontetikan Islam yang sebenarnya. Jika dibiarkan, faham ini bisa merusak tatanan Islam itu sendiri kemudian mengganti Islam dengan faham Syi’ah. Jika ini terjadi, tidak menutup kemungkinan, negeri ini akan bernasib serupa dengan Iran dan Suriah. Di mana di kedua negara dengan pemimpin Syi’ah itu, darah kaum muslimin dengan mudah ditumpahkan dengan dalih pemberontak, teroris dan sebutan keji lainnya.
Jika merunut kepada angka sejarah, sejatinya Syi’ah Ali yang pertama ada merupakan generasi sahabat yang sholih. Mereka tidak bertentangan dengan apa yang Rasulullah ajarkan dan tidak pernah memprotes apa yang ada dalam al-Qur’an. Namun, seiring dengan berjalannya waktu, ketika fitnah mulai menggerogoti semua sendi kehidupan kaum muslimin, Syi’ah bertransformasi menjadi Syi’ah Rafidhah yang sangat bertolak belakang dengan Syi’ah Ali.
Saking bahayanya, Ibnu Taimiyah mengatakan bahwa Syi’ah Rafidhah ini lebih berbahaya dibanding dengan Nasrani dan Yahudi. Jika Nasrani dan Yahudi berada di luar Islam, maka Syi’ah Rafidhah ini menyelinap dan mengklaim diri sebagai bagian dari Islam. Ini, semacam serigala yang berbulu domba. Mirisnya, golongan ini suka bermanis muka ketika menjadi minoritas, dan bermuka durjana ketika sudah menjadi mayoritas.
Setidaknya, ada 5 kesesatan Syi’ah Rafidhah yang ada di Indonesia dan seluruh dunia saat ini. Pertama, mereka meragukan orisinilitas al-Qur’an. Dalam faham mereka, al-Qur’an yang dibaca oleh kaum muslimin saat ini merupakan al-Qur’an palsu. Dalam pemahaman mereka, al-Qur’an asli hanya diwariskan dari Jibril kepada Ali bin Abi Thalib. Kelak, menurut pemahaman mereka pula, Ali bin Abi Thalib akan diturunkan di akhir zaman dengan membawa transkrip asli al-Qur’an yang orisinil, langsung dari Allah.
Kedua, mereka salah memahami tentang Ahli Bait dan mencaci maki sahabat. Ini bukan barang aneh bagi mereka. Bahkan, kebencian mereka kepada Abu Bakar, Umar bin Khaththab dan Utsman bin Affan sangat besar. Ketiga sahabat mulia ini, dianggap telah tersesat. Dalam pemahaman sesat mereka, diyakini bahwa ketiga khalifah tersebut, merebut otoritas yang seharusnya diberikan kepada Ali bin Abi Thalib. Dalam tahap kronis akut, ada yang membenci Rasulullah dan mengklaim bahwa Jibril salah alamat dalam menyampaikan wahyu. Yang lebih parah, ada yang berpendapat bahwa Ali bin Abi Thalib dan Imam-imam sepeninggalnya, tak ubahnya Tuhan yang berhak mengatur segala hal terkait peribadahan mereka. Ini hanya klaim sesat, karena Ali bin Abi Thalib sendiri, tidak pernah merasa lebih hebat dari ketiga sahabat pendahulunya, apalagi merasa lebih baik dari Rasulullah.
Ketiga, selain mencaci maki sahabat, mereka menganggap kafir kaum muslimin. Sehingga, ketika menjadi mayoritas, mereka dengan mudah membunuh siapa saja yang bertolak faham dengannya. Bagi mereka, darah kaum muslimin halal ditumpahkan, dengan alasan apapun. Inilah yang terjadi saat ini di Suriah, dimana Presidennya merupakan salah satu penganut Syi’ah. Bahkan, banyak ditemui kaum muslimin di Suriah dipaksa untuk menyembah Bashar Asad, karena dia mengklaim diri sebagai Tuhan.
Keempat, mereka memandang bahwa Imam Syi’ah memiliki kedudukan yang lebih tinggi dari Rasul bahkan Malaikat. Sebagimana disampaikan oleh Khumaini, salah satu orang yang dianggap Imam oleh Syi’ah. Dia berujar, “Dan termasuk para Imam kita mempunyai kedudukan yang tidak bisa dicapai oleh malaikat muqarrabin ataupun nabi yang diutus.” (Hal 76 sebagaimana dikutip dari buku Khumaini yang berjudul al-Hukumat al-Islamiyah hal 52). Termasuk di dalamnya, disebutkan bahwa siapa yang tidak mempercayai kedudukan mulia para Imam, maka dia telah dinyatakan kafir.
Kelima, Syi’ah menganggap bahwa kawin kontrak (Mut’ah) itu halal. Parahnya, mereka memandang kawin kontrak ini sebagai sebuah kemuliaan bagi siapa yang melakukannya. Lebih bejat lagi, mereka membolehkan kawin kontrak kepada semua wanita. Baik yang perawan, sedang bersuami, janda maupu pelacur. Di Indonesia, banyak basis-basis Syi’ah yang sudah menyediakan wanita-wanita untuk dimut’ah dengan tarif tertentu. Mulai yang perjam, perhari, perpekan, perbulan bahkan pertahun ataupun bertahun-tahun. Wanita-wanita itu tidak hanya berasal dari dalam negeri. Melainkan dari negeri-negeri Syi’ah semacam Iran, Suriah, dan seterusnya.
Diantara contoh kesesatan Syi’ah, nampak jelas pada beberapa hal lain. Sebut saja tentang Rukun Islam, mereka meyakini 5 rukun yang meliputi : Shalat, Shaum, Zakat, Haji dan Wilayah. Dalam hal ini, mereka membolehkan berbohong di negara yang bukan wilayah Syi’ah, mereka juga membolehkan mengqashar shalat ketika tidak sedang berada di wilayah Syi’ah.
Terkait rukun Iman, mereka hanya meyakini 5 rukun. Yaitu Tauhid, Nubuwwah, Imamah, al-Adl dan al-Ma’ad. Sedangkan terkait Syahadat, mereka memiliki 3 kalimat Syahadat ditambah dengan menyebut kedua belas Imam mereka.
Kita juga bisa menelusuri sejarah konflik antara Syi’ah dan Islam, mulai dari pembakaran Ponpes al-hadi di Batang Jawa Tengah pada tahun 2000 sampai dengan konflik di Omben Sampang pada tanggal 26 Agustus 2012.
Di Indonesia, Syi’ah memiliki 5 poros penyebaran. Pertama, poros Jakarta di Islamic Cultural Center (ICC) yang berkantor di Jalan Buncit Raya Kav.35 Pejaten Barat Jaksel. ICC ini membawai 18 lembaga Syi’ah yang tersebar di seluruh Jabodetabek. Kedua, poros Pekalongan-Semarang. Pusat komando poros kedua ini ada di Yayasan Nurul Tsaqalain di Jalan Boom Lama No.2 Semarang Utara. Sedangkan di Pekalongan, pusat komando ada di Ponpes al-Hadi yang didirikan tahun 1988 di Jalan Agus Salim Gang 5 Nomor 4 RT. 1 RW.3 Kelurahan Klego, Kota Pekalongan Jawa Tengah.
Ketiga, poros Yogyakarta yang dikomandoi di Yayasan Rausyan Fikr. Komunitas ini juga aktif menyebarkan Syi’ah melalui perkumpulan Al-Amin. Keempat, poros Bangil dan Pasuruan. Pusatnya ada di Ponpes YAPI Bangil dan Yayasan al-Itrah di Pasuruan. Di Jawa Timur sendiri, ada 17 lembaga Syi’ah yang tersebar di Probolinggo, Surabaya, Jember, Bangil, Pasuruan, Malang dan Bondowoso.
Kelima, poros Bandung. Di Kota Kembang ini, motor penggeraknya adalah Jalaludin Rakhmat yang merupakan calon anggota DPR RI Dapil Jawa Barat dari PDIP pada pemilu 2014 mendatang. Dia bergerak melalui IJABI (Ikatan Jama’ah Ahlul Bait Indonesia). Di bawah IJABI ini, ada sekitar 12 lembaga Syi’ah yang tersebar di Purwakarta, Tasikmalaya, Kota/Kabupaten Bandung, Cirebon dan Majalengka.
Selain itu, penyebarab Syi’ah juga dilakukan melalui organisasi Syi’ah berkelas nasional, lembaga Syi’ah di luar Jawa, situs-situs komunitas Syi’ah, Radio/TV Syi’ah, Lembaga Penerbitan Syi’ah dan 10 sayap Yayasan Syi’ah lengkap dengan sepak terjang mereka.
Sebagai akhir dan merupakan rekomendasi, kita disuguhi dengan kesepakatan Ulama’ Indonesia tentang kesesatan Syi’ah. Selain fatwa MUI ini, kita semakin diperjelas dengan pendapat Ulama’-ulama’ pendiri bangsa ini. Seperti Hadratus Syaikh Hasyim Asy’ari, Prof. DR. Hamka, Dr. Muhammad Natsir dan KH. Hasan Basri.
Kesemua Ulama’ robbani itu, bersepakat dalam satu kata bahwa Syi’ah sesat. Mereka bukan bagian dari Islam. Sehingga, yang harus kita lakukan sekarang adalah, membuang Syi’ah pada tempatnya.[]
Penulis : Pirman Redaksi Bersamadakwah.com
7 komentar:
- Anonim16 Desember 2013 17.02iya nih.. http://www.bersamadakwah.com kayaknya wahabi ya...sering ngebelain wahabi..Balas
[wahaby adalah illegal action, teroris, vampire yang haus darah atau wahabi laksana bajak laut yang berkeliaran dilaut lepas, memburu buruannya]
BENAR ADANYA!
Wahabi adalah preman berjubah dan pelacur intelektual yang mengatasnamakan Islam.
Konsep NU memandang wahaby adalah sekte yang membahayakan Islam berdasarkan prinsip prinsip telah pemahaman NU tentang Agama.]
Bukan hanya NU yang memandang demikian. Karena faktanya Wahabi adalah musuh bagi manusia dan kemanusiaan . . - Bismillah....ana mau bertanya wahai saudaraku....lebih berbahaya mana....Syiah atau Wahabi??? Jika engkau jawab Syiah...maka orang2 NU juga perlu diwaspadai ( Contoh: Aqil Syiraj (yg slalu membela syiah))...Jika anda jawab wahabi....wahabi tidak pernah membantai atau membunuh manusia yang masih mengatakan dirinya Islam(meskipun bertaqiyah)...sedangkan Syiah...memburu dan membunuh Kaum Sunni di belahan dunia....maaf saya awam.......syukronBalas
- Anonim17 Desember 2013 10.09...Dalam hal ini, mereka membolehkan berbohong di negara yang bukan wilayah Syi’ah...Balas
Inilah aqidah Taqiyah
Taqiyah dilakukan kepada orang selain Syi’ah, seperti ungkapan bahwa Quran Syi’ah adalah sama dengan Quran Ahlussunnah. Padahal ungkapan ini hanyalah kepura-puraan mereka. Mereka juga bertaqiyah dengan pura-pura mengakui pemerintahan Islam selain Syi’ah. Padahal kakikatnya orang Syi’ah sangat membenci dan menganggap pemerintahan tersebut telah merampas.(http://www.eramuslim.com/berita/tahukah-anda/apa-itu-taqiyah-syiah-dan-berapa-jumlah-penganut-syiah-di-indonesia.htm#.Uq-9bWre6uI) - Anonim17 Desember 2013 10.48Mau bukti taqiyahnya orang syiah...Balas
Coba Anda buat komentar di web ini: http://syiahali.wordpress.com/
Kalau komentar Anda tidak sesuai dengan misinya syiah maka satu atau dua hari
kemudian akan dihapus atau diganti dengan diputarbalikkan...
Contohnya begini:
tulis komentar " Seluruh ulama Ahlu Sunnah sepakat bahwa Syiah itu sesat!"
tak lama lagi akan diubahnya menjadi "Seluruh ulama Ahlu Sunnah sepakat bahwa Syiah itu adalah Islam dan Wahabi adalah sesat!"
Atau begini:
tulis komentar "Warga NU di Sampang tolak Syiah karena sesat!"
maka akan diubah menjadi "Warga NU di Sampang cinta Syiah, Wahabi sesat pembantai Syiah!"
Coba buktikan sendiri, itulah aqidahnya orang Syiah Laknatullah! - Mungkin kita Umat Islam saat ini terjadi miskomunikasi antara satu kelompok dengan kelompok yang lainnya sehingga ini dimanfaatkan oleh musuh-musuh Islam untuk memperkeruh pertentangan antar kelompok Islam, sehingga akan sulit bagi Umat ini untuk bersatu menentang kekuatan Iblis dan sekutunya.Balas
- Anonim9 Januari 2014 14.48Silakan download bukunya di sini:Balas
http://metafisis.files.wordpress.com/2013/11/183188603-buku-panduan-mui-mengenal-mewaspadai-penyimpangan-syi-ah-di-indonesia.pdf_______________________iya nih.. http://www.bersamadakwah.com kayaknya wahabi ya…sering ngebelain wahabi..
[wahaby adalah illegal action, teroris, vampire yang haus darah atau wahabi laksana bajak laut yang berkeliaran dilaut lepas, memburu buruannya]
BENAR ADANYA!
Wahabi adalah preman berjubah dan pelacur intelektual yang mengatasnamakan Islam.
Konsep NU memandang wahaby adalah sekte yang membahayakan Islam berdasarkan prinsip prinsip telah pemahaman NU tentang Agama.]
Bukan hanya NU yang memandang demikian. Karena faktanya Wahabi adalah musuh bagi manusia dan kemanusiaan . .
Dicap Syi’ah jika membela 12 khalifah Quraisy Ahlul Bait !!!Dicap Syi’ah jika membela 12 khalifah Quraisy Ahlul Bait !!! Dicap Sunnah jika membela kelompok pemberontak (bughat) pimpinan Muawiyah bin Abi Sufyan.Sepertinya belum ada ulama Sunni yang bisa menjelaskan Asyura dan Karbala seterang dan seberani Al-Habib Al-Ustadz Muhammad Rizieq Syihab! Intisari ceramah Ketua Umum Front Pembela Islam (FPI) bertema “Hari Asyura dan Tragedi Karbala Dalam Perspektif Ahlusunnah wal Jamaah” tersebut ditranskripsi dalam bentuk farafrase seperti berikut ini. [majulah-ijabi.org]Ceramah Habib Riziq ini disiarkan secara langsung oleh Radio Rasil AM 720Khz pada tanggal 08/12/2012. Silahkan rujuk situs resmi Rasil di link ini.
Berikut ini inti ceramah Yang Mulia Al-Habib Rizieq Syihab. Sebagian besar kami ambil di situs Baitul Muhibbin.
Saat ini ada segelintir kelompok yang sengaja menciptakan kondisi di mana jika ada diantara ummat Islam yang membicarakan tentang Sayyidina Ali, Sayyidah Fatimah, Sayyidina Hasan dan Sayyidina Husein sebagai Tokoh-tokoh Ahlul Bait Nabi Muhammad saw, maka akan langsung dicap Syiah. Dengan demikian, diharapkan ummat akan takut atau minder membicarakan tentang Ahlul Bait Nabi saw karena khawatir dicap Syiah.
Habib Rizieq mendorong semua pihak khususnya para ulama untuk tidak ragu-ragu membuka kepada ummat sejarah perjuangan Al-Husein sepahit apapun lembaran sejarahnya. Habib menegaskan bahwa Ahlul Bait Nabi saw bukan hanya milik Syiah saja tetapi milik semua Ummat Islam, apapun madzhabnya, Ahlusunnah wal Jama’ah maupun Syiah.
Al-Husein bin Ali bukan hanya menolak “kekhilafahan” Yazid bin Muawiyah, bahkan sebelumnya Al-Husein juga telah menolak “kekhilafahan” Ayah Yazid yaitu Muawiyah bin Abi Sufyan. Penolakan Al-Husein kepada “kekhilafahan” Muawiyah didasari alasan sebagai berikut:
- Dalam Pandangan Al-Husein, Khalifah yang sah saat itu adalah kakaknya Al-Hasan bin Ali sebagai Khulafaur Rasyidin yang ke-5 setelah Sayyidina Ali bin Abi Thalib syahid. Walaupun singkat, tetapi terpilihnya Al-Hasan sebagai Khalifah ke-5 secara sah oleh kaum Muslimin menunjukkan bahwa beliau adalah pelanjut Khilafah Rasyidah. Lebih lanjut Habib Rizieq menegaskan bahwa kelompok yang tidak mengakui Al-Hasan sebagai Khulafaur Rasyidin yang ke-5, maka mereka bukan Ahlusunnah wal Jama’ah.
- Dalam Pandangan Al-Husein, Muawiyah bin Abi Sufyan adalah pemberontak sesuai dengan sabda Rasulullah saww kepada Sahabatnya Ammar bin Yasir: “Ya Ammar, Sataqtuluka Fiatun Baghiyah” (“Wahai Ammar, engkau akan dibunuh oleh Kelompok Pemberontak”). Riwayat yang menyebutkan SabdaBaginda Nabi saw kepada Ammar bin Yasir ini tergolong riwayat yang Shahih dan Mutawattir. Dalam Perang Shiffin, Ammar bin Yasir berada pada barisan Imam Ali bin Abi Thalib Karamallahu Wajhah. Ketika Ammar terbunuh oleh Pasukan Muawiyah, ada salah seorang pasukannya yang mengingatkan Muawiyah tentang Hadits Rasul saw bahwa yang membunuh Ammar adalah fiatun baghiyah (kelompok pembangkang/pemberontak). Saat itu Muawiyah membantah sembari mengatakan bahwa: “…Yang membunuh Ammar bin Yasir adalah orang yang mengirimnya ke Medan Perang (Imam Ali)…” Dan ketika mendengar ucapan Muawiyah ini, maka Imam Ali menjawab: “…Jika yang membunuh Ammar adalah orang yang mengirimnya ke medan perang maka berarti yang membunuh Hamzah bin Abdul Muthalib (Paman Nabi saw) adalah Nabi saw sendiri karena Nabi saw yang telah mengirim Hamzah ke medan laga.” Dan bahkan semua Syuhada Badar dan Syuhada Uhud yang membunuh mereka adalah Nabi saw karena Nabi saw adalah orang yang mengirim mereka semua ke medan tempur…” Hal ini di ungkapkan Imam Ali untuk membuktikan kerancuan logika berpikir Muawiyah.
- Untuk mencegah pertumpahan darah di antara kaum Muslimin maka Al Hasan membiarkan Muawiyah menjadi “Khalifah”(Raja) namun dengan sejumlah syarat yang disepakati kedua belah pihak. Namun sebagaimana yang terekam dalam Kitab Sejarah seperti Tarikh Thabari dan Al Bidayah wan Nihayah karya Ibnu Katsir, ada satu syarat Al Hasan yang ditolak oleh Muawiyah yaitu agar Muawiyah menghentikan Pembudayaan mencaci maki Sayyidina Ali bin Abi Thalib Karamallahu Wajhah di hadapan Kaum Muslimin. Muawiyah bersikeras menolak syarat ini maka Al Hasan meminta agar Muawiyah jangan mencaci maki Imam Ali di hadapan Keluarga Nabi saw, dan itu diterima oleh Muawiyah. Walaupun begitu, dalam pandangan Al Husein tindakanapalagi pembudayaan mencaci maki Sayyidina Ali bin Abi Thalib baik di belakang ataupun di depan keluarga Nabi saw adalah perkara Bathil yang harus ditolak. Namun begitu Al Husein adalah seorang Muslim yang taat kepada Pemimpinnya(di mata Al Husein, abangnya Al Hasan adalah tetap seorang Khalifah yang Sah) sehinggaselama 20 tahun Muawiyah berkuasa, Al Husein diam dan tidak melakukan tindakan apapun sebagai bentuk ketaatan kepada Pemimpinnya yaitu abangnya Al Hasan yang memintanya untuk tetap diam demi menjaga darah kaum Muslimin.
- Al Husein menolak Muawiyah karena Muawiyah adalah orang yang banyak membunuh Sahabat Nabi saw di antaranya adalah Hujr bin Adi yang mana peristiwapembunuhan beliau ini sampai membuat Ummul Mu’minin Siti Aisyah marah besar kepada Muawiyahdan bahkan sampai mengusir Muawiyah ketika hendak mengunjunginya. Tercatat dalam sejarah, Muawiyah juga menghabisi Sahabat Nabi lainnya yang bernamaAbdurrahman bin Udais Al Balawi yang dikenal sebagai Ashabus Syajarah yakni Sahabat2 yang membai’at Nabi saw di bawah Pohon yaitu pada peristiwa Bai’atur Ridwan yang dipuji langsung oleh Allah swt dalam Al Qur’an.
Setelah Al Hasan wafat akibat racun yang dibubuhkan ke dalam makanan & minumannya sebagaimana di akui oleh para Ulama termasuk Syeikh Ibnu Taimiyah, Muawiyah melanggar perjanjiannya dengan Al Hasan untuk tidak menunjuk putra mahkota dan menyerahkan urusan kepemimpinan ummat kepada Dewan Syura Kaum Muslimin. Muawiyah melanggar kesepakatan ini dengan menunjuk Yazid sebagai putra mahkota penggantinya kelak. Dan terlepas dari naif atau tidaknya, agar ilmiah, objektif dan berimbang maka Habib Rizieq pun menuturkan 4 alasan mengapa Muawiyah mengangkat Yazid sebagai putra mahkota, yaitu karena :
- Menurut Muawiyah, Yazid putranya adalah orang yang paling layak menjadi Khalifah setelahnyakarena Yazid adalah seorang Pemuda yang Berani, Piawai dan Tangkas berkuda, mahir memainkan pedang dan memanah, sehinggasangat cocok untuk menjadi Khalifah Ummat Islam sepeninggalnya kelak.
- Kepemimpinan Yazid dianggap Muawiyah akan menyatukan Ummat.
- Karena Yazid adalah putranya, maka sangat layak menjadi Khalifah Ummat Islam.
- Karena Yazid didukung oleh berbagai Qaba’il Arab khususnya yang berada di Syam.
Adapun alasan Al Husein menolak Yazid menjadi pemimpin ummat Islam adalah :
- Khilafah harus ditentukan melalui Syuro sesuai kesepakatan antara Hasan bin Ali dengan Muawiyah bin Abi Sufyan.
- Yazid adalah orang yang moralnya buruk sehingga tidak berhak menjadi PemimpinUmmat Islam.
- Yazid adalah seorang yang fasik, zalim dan banyak melakukan maksiat sehingga sangat tidak pantas memimpin ummat Rasulullah saww. Dalam berbagai riwayat kita temukan bahwa Yazid adalah seorang pemuda yang gemar berjudi, akrab dengan Khamr (minuman keras) dan senangbermain perempuan (zina). Dalam hal ini, para Ulama telah sepakat akan kefasikan Yazid bin Muawiyah.
- Khilafah bukan harta warisan.
- Masih banyak Sahabat lain yang lebih layak untuk memimpin.
Alasan utama bangkitnyaAl Husein adalah untuk merubah kemungkaran yang telah nyata di manakita ketahui hukum Amar Ma’ruf Nahi Mungkar itu adalah wajib bagi Ummat Islam yang mana bila semua orang tidak berupayamerubah kemungkaran tersebut maka semuanya akan berdosa. Maka ini adalah kewajiban besar kaum Muslimin apalagi sebagai KeluargaNabi Muhammad saww harus beradadi barisan terdepan dalam penegakkan Amar Ma’ruf Nahi Mungkar.
Pasukan Al Husein di Karbala hanya berjumlah 72 orang (32 pasukan berkuda dan 40 pasukan berjalan kaki) yang harus menghadapi ribuan Tentara Yazid (dalam riwayat ada yang menyebut angka 4.000 dan ada yang menyebut 40.000 tetapi yang pasti menurut Habib, sepakat para Ulama bahwa Tentara Yazid yang mengepung Al Husein jumlahnya ribuan).
Berbagai riwayat menyebutkan bahwa Al Husein Syahid di Karbala, Iraq dengan 33 luka tusukan dan 34luka sayatan. Kepala beliau di tancapkan di ujung tombak dan di arak sampai ke Damaskus.
Sepakat Ulama Ahlusunnah wal Jama’ah bahwa yang bertanggung jawab atas pembunuhan Al Husein adalah: Yazid, Ubaidillah bin Ziyad, Umar bin Sa’ad, seluruh pasukan Ibnu Ziyad serta penduduk Kufah yang menghianati Al Husein.
Nasib Yazid:
- Tahun 60H menjadi “Khalifah” (baca : Raja)
- Tahun 61H menginstruksikan pembunuhan Al Husein, Cucu Nabi Muhammad saww
- Tahun 62H setelah penduduk Madinah melepaskan bai’at kepada Yazid sebagai reaksi atas pembunuhan Al Husein, maka Yazid kemudian mengirimkan Pasukannya menyerbu kota Madinah. Dalam sejarah disebutkan bahwa Yazid menghalalkan kota suci Nabi saw Madinah Al Munawwarah selama 3 hari 3 malam untuk Pasukannya bebas berbuat apa sajadi dalamnya.
- Tahun 63H terjadi pergolakan pula di kota Makkah sebagai reaksi atas terbunuhnya Al Husein, maka Yazid kembali mengirimkan pasukannyamenggempur kota suci Makkah Al Mukarramah dengan Manjanik (Ketapel Raksasa) yang melontarkan batu2 besar berapi ke dalam kota Makkah hingga sampai mengenai Baitullah Ka’bah. Dan pada tahun ini pulaYazid meninggal pada usia 33 tahun.
Tahun 66 H Mukhtar Al Tsaqafi bangkit menuntut balas kepada parapembunuh Al Husein dan membentuk Tim Khusus untuk mengejar para pelaku pembunuhan cucu Rasul saww.
Tahun 67 H Ubaidillah bin Ziyad terbunuh oleh Pasukan Mukhtar Al Tsaqafi. Dalam riwayat disebutkan bahwa kepala Ibnu Ziyad dikirimkan kepada Mukhtar lalu Mukhtar mengirimkannya kepada Abdullah bin Zubair, dari situ kemudian dikirim ke rumah keluarga Nabi saw namun ditolak dan akhirnyadiletakkan di emperan Masjid. Banyak orang yang melihat ketikaitu ada seekor Ular yang masuk ke dalam Kepala Ibnu Ziyad, masuk keluar dari mata dan telinganya lalu bersarang lama dalam kerongkongannya kemudian ular itupergi.
Azab Allah pembunuh Al Husein sangat pedih. Umar bin Sa’ad dan anaknya terbunuh oleh Pasukan Mukhtar Al Tsaqafi. Eksekutor yang menyembelih Al Husein, yakni Syimr bin Dzil Jausyan jugadibunuh oleh pasukan Mukhtar Al Tsaqafi dan jasadnya dilemparkan kepada anjing – anjing gurun.
Ibnu Katsir menegaskan bahwa hampir semua riwayat yang menyebutkan tentang azab dan hukuman yang menimpa para pembunuh Al Husein adalah Shahih.
Ulama Ahlusunnah wal Jama’ah berbeda pendapat tentang kafirnya Yazid. Jumhur Ulama (mayoritas ulama) tidak mengkafirkan Yazid kecuali sebahagian kecil Ulama seperti Ibnu Aqil dan Al Alusi. Namun semuanya sepakat bahwa Yazid adalah orang Fasik.
Jumhur ulama Ahlusunnah wal Jama’ah tidak mencintai dan tidak membela Yazid tetapi juga tidak mela’nat Yazid. Menurut Habib Rizieq, persoalan mela’nat Yazid atau tidak hanya masalah etika saja yang oleh sebagian ulama dianggap kurang pantas namun yang pasti semua Ulama sepakat bahwa Yazid adalah orang jahat dan kejam.
Adapun ulama-ulama seperti Imam Ahmad bin Hanbal, Abu Ya’la, Ibnul Jauzi dan Al Suyuthi membolehkan mela’nat Yazid. Habib Rizieq kemudian menukil sebuah riwayat yang menyebutkan bahwa Shalih bin Ahmad bin Hanbal berkata, “Aku bertanya kepada ayahku: ‘Wahai ayahku, apakah engkau melaknat Yazid?’ Beliau menjawab: ‘Bagaimana kita tidak melaknat orang yang dilaknat Allah dalam tiga ayat dari Kitab-Nya yang mulia, yakni dalam Surah Ar Ra’ad, Al Ahzab dan Muhammad. Allah berfirman:
“Dan orang-orang yang melanggar janji Allah setelah diikrarkannya dan memutuskan apa yang Allah perintahkan agar disambungkan dan berbuat kerusakan di muka bumi, mereka itulah yang mendapat laknat dan bagi mereka tempat kediaman yang buruk (Jahannam).” [QS Ar Ra’ad : 25].
Pemutusan mana yang lebih buruk daripada memutus keturunan Nabi saw dengan membunuh cucunya.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
“Sesungguhnya terhadap orang orang yang menyakiti Allah dan Rasul-Nya, Allah akan melaknatnya di dunia dan di akhirat, dan menyediakan bagi mereka azab yang menghinakan [QS. Al Ahzab : 57].
Adakah sesuatu yang menyakiti Rasulullah saww yang lebih berat daripada membunuh cucunya?
Allah Azza Wa Jalla berfirman :
“Maka apakah sekiranya kamu berkuasa, kamu akan berbuat kerusakan di muka bumi dan memutuskan hubungan kekeluargaan ? Mereka itulah orang-orang yang dilaknat Allah, lalu ditulikanNya pendengaran mereka dan dibutakanNya penglihatan mereka.” [QS. Muhammad : 22-23.
Adakah memutus silaturahim dan berbuat kerusakan di muka bumi yang lebih parah daripada membunuh Al Husain ?”
Habib Rizieq membolehkan Ummat menangisi musibah Al Husein karena tangisan untuk Al Husein berasal dari Mahabbah (Rasa Cinta yang dalam). Menangisi musibah Al Husein, bukan tangisan cengeng tetapi tangisan yang akan membangkitkan keberanian dan menggelorakan semangat Jihad untuk melawan setiap Penguasayang Zalim dan menumpas kemungkaran dengan semua bentuknya.
Kesimpulan Ceramah Habib Rizieq:
- Al Husein adalah seorang Imam yang beriman dan berilmu tinggi.
- Al Husein adalah sosok manusia yang jujur dan amanah, tak bisa dibeli dengan dunia.
- Al Husein adalah contoh seorang pejuang penegak Khilafah Islam yang sejati.
- Al Husein bangkit untuk melawan ketidak adilan, kezaliman dan kemungkaran.
- Al Husein adalah seorang Ksatria yang sabar, tegar dan gagah berani.
- Al Husein mengorbankan dirinya,keluarga dan sahabatnya untuk Allah dan Rasul-Nya.
- Tragedi Karbala merupakan bukti bahwa Ahlul Bait adalah Penjaga Al Qur’an sebagaimana disabdakan oleh Rasulullah saw bahwa ada dua pusaka yang ditinggalkan Nabi saw kepada umatnya agar tidak tersesat, dalam riwayat Muslim disebutkan Kitabullah (Al Qur’an) wa Ithrati (Ahlul Bait), dan dalam riwayat Bukhari disebutkan Kitabullah (Al Qur’an) (Sunnahku / Ajaran Nabi saw). Maka dari kedua riwayat ini dapatlah disimpulkan bahwa Ahlul Bait adalah Penjaga / Pembela Al Qur’an dan Ajaran Datuknya (Sunnah Nabi saw). Dan Tragedi Karbala menjadi buktinya.
Catatan dari Pentranskrip Ceramah:
Ceramah seperti ini tidaklah dimaksudkan untuk membangkitkan dendam lama.
Ceramah ini bertujuan agar Kaum Muslimin dari madzhab Ahlusunnah wal Jama’ah tidak ada yang salah paham dengan perjuangan Imam Husein, sehingga tidak ada yang menganggap Imam Husein sebagai pemberontak kepada Amir yang sah.
Ceramah ini juga untuk menunjukkan kepada saudara-saudara dari madzhab Syiah agar tidak ada dari mereka yang salah paham dengan madzhab Ahlusunnah wal Jama’ah. Habib menegaskan bahwa Ahlusunnah wal Jama’ah tidak benci dengan Keluarga Nabi saw.
Kepada saudara-saudara dari madzhab Syiah yang berbeda pandangan dalam menilai sikap beberapa Sahabat Nabi saw, silahkan sampaikan kritik antum kepada kami dengan adab, dengan ilmu, dengan etika dan akhlak, jangan dengan cacian. Niscaya saudara-saudara dari madzhab Ahlusunnah wal Jama’ah pun wajib menjawabnya dengan cara yang santun, ilmiah dan berakhlak.
Habib menghimbau semua pihak agar jangan takut menunjukkan cinta kita kepada Ahlul Bait Nabi saw dan kepada Sahabat Nabi saw.
Habib menghimbau semua pihak agar jangan takut menyampaikan riwayat2 Hadits dari keluarga Nabi saw.
Khusus kepada para Habaib, Habib Rizieq menghimbau agar jangan sampai gontok-gontokan apapun madzhab antum (Sunni maupun Syiah). Ittaqillah !!! Takutlah Kepada Allah!!! Jangan membuat Al Husein menangis!! Anak cucu Imam Husein harus tampil di depan sebagai pemersatu Ummat !!
Menyikapi perbedaan madzhab (Sunni dan Syiah), Habib Rizieq menyerukan untuk semua pihak agar bisa duduk bersama dan berdialog dari hati ke hati.
Habib menegaskan haramnya perilaku saling menghina simbol-simbol madzhab Islam.
Sebagai penutup, Habib Rizieq Syihab kembali mengingatkan kepada semua hadirin dan pendengar Radio Rasil agar jangan ada yang mencaci maki Keluarga Nabi saw dan Sahabat Nabi saw. Kalau anda menjumpai mimbar-mimbar yang mencaci maki Keluarga Nabi saw maupun Sahabat Nabi saw, jangan ragu untuk merobohkannya.
.
SYI'AH, sebagai kelompok yang mendukung penuh keputusan Ali tanpa tanya kenapa !!!
.
Dicap Syi'ah jika membela 12 khalifah Quraisy Ahlul Bait !!! Dicap Sunnah jika membela kelompok pemberontak (bughat) pimpinan Muawiyah bin Abi Sufyan.
.
Dicap Syi'ah jika anda mengingkari Nabi tidak menunjuk atau menentukan seseorang yang harus menggantikannya. Padahal Abubakar dan Umar menunjuk penggantinya, artinya tuduhan berat dilontarkan pada Nabi SAW.
.
Dicap Syi'ah jika mempersoalkan Ketidakhadiran Ali bin Abi Thalib karena sibuk mengurus pemakaman Nabi, memunculkan pendapat yaitu bahwa khalifah harus dari keluarga Nabi (dalam hal ini Ali bin Abi Thalib).
.
Judul : Mengenal dan Mewaspadai Penyimpangan Syi’ah di Indonesia
Penulis : Tim Penulis Majlis Ulama Indonesia
Penerbit : Nashirus Sunnah - Jakarta
Tebal : 152 Halaman ; 11,5 x 17,5 cm
Cetakan : I, November 2013
ISBN : 978-602-7734-44-9
Pertempuran abadi antara kebaikan dan keburukan akan terus berlangsung hingga kiamat menjelang. Pertempuran-pertempuran ini terjadi dalam banyak bidang, dengan berbagai medan. Mulai aqidah, ideologi, politik, ekonomi, budaya, dan seterusnya. Sehingga, kaum muslimin di segala lapis kehidupan, harus terus bersiap siaga sesuai dengan kapasitasnya masing-masing. Tentu, dalam hal ini, semua perjuangan kaum muslimin di segala lini, harus didukung. Hingga kelak, Islam kembali berjaya dan memimpin dunia.
Satu diantara jenis pertempuran ini adalah terkait perang aqidah. Di negeri ini, hal tersebut semakin menggejala dengan bermunculannya aliran-aliran sesat yang mengaku sebagai bagian dari Islam. Mulai nabi Mushadeq yang ditangkap polisi di bilangan Depok Jawa Barat, ‘Malaikat’ Lia Eden yang meringkuk di jeruji besi, hingga bermacam aliran sesat yang mengaku dirinya sebagai Tuhan.
Yang tak kalah bahayanya adalah aliran Wahabi. Di mana mereka mengaku sebagai Islam dan merupakan pemegang otoritas akan keotetikan Islam yang sebenarnya. Jika dibiarkan, faham ini bisa merusak tatanan Islam itu sendiri kemudian mengganti Islam dengan faham wahabi. Jika ini terjadi, tidak menutup kemungkinan, negeri ini akan bernasib serupa dengan Sampang dan Irak. Di mana di kedua negara itu, darah kaum muslimin dengan mudah ditumpahkan dengan dalih pemberontak, teroris dan sebutan keji lainnya.
Kesemua Ulama’ robbani itu, bersepakat dalam satu kata bahwa wahabi sesat. Mereka bukan bagian dari Islam Sunni. Sehingga, yang harus kita lakukan sekarang adalah, membuang wahabi pada tempatnya