Pesan Rahbar

Home » , » Tahlilan, Yasinan, Do’a Selamatan, NU Divonis Bid’ah Sesat dan Masuk Neraka Oleh Wahabi

Tahlilan, Yasinan, Do’a Selamatan, NU Divonis Bid’ah Sesat dan Masuk Neraka Oleh Wahabi

Written By Unknown on Sunday 31 August 2014 | 00:50:00

Ulama Ahlu Sunnah Yang dianggap Syiah Oleh WAHABI

NU dan Syi’ah memang beda. Tapi keduanya Tuhannya sama, Kitabnya sama, dan Nabinya sama. Keduanya beda. Saat ini keduanya di depan Ka’bah sholat dan thawaf bareng. Apa sekarang harus berkelahi dan saling bunuh di depan Ka’bah?

Sunni tidak perlu jadi Syi’ah, dan Syi’ah tak perlu jadi Sunni. Sebab kalau dipaksakan, nanti malah tidak karuan. Biar masing-masing jadi ISLAM yang baik sesuai dengan pahamnya. Yang penting jangan saling bunuh dan diadu-domba. Kalau para Mujahid Sunni seperti Yasser Arafat, Syeikh Ahmad Yassin, Khaled Meshaal, dsb bisa bekerjasama dgn para pemimpin Syi’ah seperti Khomeini dan Khamenei melawan Israel, mengapa yang lain tidak?

Sunni memang beda dengan Syi’ah. Tapi itu bukan berarti harus berkelahi dan saling bunuh. Mereka bisa hidup rukun dan damai. Buktinya saat orang umrah atau berhaji ke Mekkah, di sana Sunni dan Syi’ah bisa thawaf bersama. Sholat bersama. Tidak berkelahi dan saling bunuh di depan Ka’bah bukan?


Benarkah NU-Syiah Mustahil Bersatu ???


Sekedar meluruskan paham segelintir orang yang seolah2 Sunni dan Syi’ah tak mungkin bersatu. Bahkan harus saling perang/bunuh. Padahal di negara2 Timur Tengah, para Mujahid Muslim baik Sunni dan Syi’ah bersatu melawan Israel. Sementara yang teriakannya kenceng mengadu domba Sunni dgn Syi’ah tsb sama sekali belum pernah melawan Israel…


Apakah Aqidah itu?

Aqidah itu adalah keyakinan. Sebagaimana Fiqih, dalam Aqidah itu ada Ushul (Pokok) dan ada Furu’ (ranting). Kalau perbedaannya Ushul, seperti Tuhannya beda, Kitabnya beda, Nabinya beda, baru itu beda Aqidah.

Tapi kalau Tuhannya masih Allah, masih beriman kepada Malaikat, masih membaca Al Qur’an, mengikuti Nabi Muhammad sebagai Nabi terakhir, beriman kepada Hari Akhir, beriman kepada Qadha dan Qadar, itu masih Aqidah Islam. Sunni memang beda dengan Syi’ah. Namun keduanya bagian dari Islam.

Dulu kaum wahabi sangat hobi bilang bid’ah dan syirik. Mereka dalam pembicaraannya, baikl dalam khotbah-khotbah Jum’at atau di forum-forum resmi atau dalam percakapan keseharian mereka ujung-ujungnya selalu menuduh kaum muslimin selain golongannya sebagai ahlul bid’ah, sesat dan musyrik.

Tahlilan, Yasinan, do’a selamatan divonis bid’ah sesat dan masuk neraka. Ziarah kubur, tawassul, istighotsah dan tabarruk divonis sebagai amalan syirik, sehingga kaum muslimin selain golongannya yang melakukan ziarah kubur disebut kuburiyun, dan yang bertawassul, bertabarruk, dan beristighotsah disebutnya musyrikun.

Kemudian ustadz-ustadz Aswaja (yang merasa dituduh atau difitnah) tampil memberikan klarifikasi atas tuduhan-tuduhan keliru mereka, dengan cara mengajak dialog terbuka atau mudzakaroh terbuka. Di sinilah para ustadz Aswaja dengan elegan mengemukakan dalil-dalil shahih untuk membantah vonis-vonis keliru sehingga berefek fitnah.

Para Ustadz Aswaja tampil unggul dalam hujjah sehingga para ustadz Wahabi selalu tergagap-gagap dalam menanggapi dalil-dalil yang dikemukakan Aswaja. Sederet nama ustadz Aswaja itu antara lain, Ustadz Muhammad Idrus Ramli, Buya Yahya, Tengku Zulkarnaen dan masih banyak lagi yang tidak terkenal.

Semenjak selalu kalahnya mereka dalam beradu hujjah, akhirnya mereka bisa dikatakan tidak berani lagi berdialog tentang persoalan isu-isu Bid’ah dan Syirik. Bisa dikatakan Wahabi itu sudah kalah dalil, tetapi kelihatannya mereka tidak mau sadar atas kekeliruannya. Dan sekarang rupanya mereka justru menjadi rajin mencari kambing hitam. Lalu siapa kambing hitamnya?


Tidak lain adalah SYI’AH!

Misalnya kasus di Mesir, kini di sana jika ada seseorang yang tidak mendukung Presiden Mursi maka disebutnya sebagai Syi’ah. Jadi berapa juta kaum Syi’ah di Mesir, apakah 22 juta sejumlah rakyat yang turun di jalan-jalan di seluruh Mesir menuntut lengsernya presiden Mursi? Padahal Mayoritas rakyat Mesir adalahAswaja, Syi’ah hanya kaum super minoritas sebagaimana halnya di Indonesia di mana kaum Syi’ah adalah kaum yang super minoritas tetapi dibesar-besarkan oleh kaum Wahabi.

Kasus di Suriah, Jika ada orang-orang yang tidak mendukung FSA di Suriah maka disebutnya Syi’ah yang darahnya halal. Padahal rakyat Suriah mayoritas adalah Aswaja. Sebagai buktinya kalau rakyat Suriah adalah Aswaja bisa di lihat siapa yang menjabat mufti agung Suriah. Mereka bertuturut-turut adalah ulama-ulama Aswaja (Sunni), seperti Syaikh Al Buti, Syaikh Ahmad Hassun sebagai pengganti Al Buti yang gugur syahid dibom bunuh diri dalam masjid al Iman Damaskus saat mememberikan pelajaran agama?.

Jika anda memberitakan berita yang sebenarnya terjadi di Suriah, dimana beritanya otomatis merugikan FSA, maka sang penyampai berita pasti akan dituduh sebagai Syi’ah. Intinya, jika kita tidak mendukung Wahabi maka langsung dituduh sebagai Syi’ah. Seakan ini sudah menjadi rumus pasti.

Padahal selain Wahabi dan Syi’ah masih ada satu lagi yaitu Aswaja. Di antara ketiga golongan ini tentunya punya kemiripan dalam ajarannya antara satu dan lainnya, karena ajarannya sama-sama bersumber dari dari satu sumber, yaitu Islam. Ajaran aswaja (Sunni) ada miripnya dengan Wahabi dan Syi’ah dan sebaliknya. Tetapikenapa Wahabi membuat isu seakan-akan di dunia ini cuma ada Wahabi dan syi’ah? Kenapa di hadapan kaum Syi’ah, Wahabi selalu memakai nama Sunni?


Tarikat Sufi dalam pandangan Syi’ah ??

Ada yang positif dan ada juga yang negatif. Yang positif seperti membina diri dan mendidiknya untuk sederhana di dalam hidup dan bersikap zuhud atas kenikmatan-kenikmatan dunia serta melatih diri untuk berangkat tinggi ke alam ruh yang suci. Sementara yang negatif seperti menyendiri dan lari dari realitas kehidupan, terbatas hanya berzikir kepada Allah secara lafzi dan sebagainya. Islam seperti yang diketahui mengabsahkan yang positif dan membuang jauh-jauh yang negatif. Kita layak mengatakan bahwa semua prinsip Islam adalah positif


Pendapat Para Tokoh Bangsa dan Agama di Indonesia Tentang Syi’ah

Mari kita lihat pendapat para tokoh Bangsa dan Agama di Indonesia tentang Syi’ah. Mana yang Anda pilih dan percaya, APAKAH PARA TOKOH INDONESIA ATAU PARA TUKANG FITNAH DARI KAUM WAHABI?

Prof. Dr. Umar Shihab (Ketua MUIPusat): “Syiah bukan ajaran sesat, baik Sunni maupun Syiah tetap diakuiKonferensi Ulama Islam International sebagai bagian dariIslam.” (rakyatmerdekaonline.com)

KH. Said Agil Siradj (Ketua Umum PBNU) : “Ajaran Syi’ah tidak sesat dan termasuk Islam seperti halnya Sunni. Di universitas di dunia mana pun tidak ada yang menganggap Syi’ah sesat.“ (tempo.co)

Prof Dr.Din Syamsuddin (Ketua UmumPP Muhammadiyah): “Tidak ada beda Sunni dan Syiah. Dialog merupakan jalan yang paling baik dan tepat, guna mengatasi perbedaan aliran dalam keluarga besar sesama muslim.” (republika.co.id)

Prof. Dr. Amin Rais (Mantan Ketua PPMuhammadiyah/Ketua MPR RI ): “Sunnah (Sunni) dan Syi’ah adalah mazhab-mazhab yang legitimate dan sah saja dalam Islam.“ (satuislam.wordpress.com)

Prof. Dr. Komaruddin Hidayat (RektorUIN Syarif Hidayatullah Jakarta): “Syi’ah merupakan bagian dari sejarah Islam dalam perebutan kekuasaan, dari masa sahabat, karenanya akidahnyasama, Alqur’annya, dan nabinya juga sama.” (republika.co.id)

Prof. Dr.Syafi’i Ma’arif (CendikiawanMuslim, Mantan Ketua PPMuhammadiyah): “Kalau Syiah dikalangan mazhab, dianggap sebagai mazhab kelima.” (okezone.com)

Marzuki Alie (Ketua DPR RI): “Syiah itu mazhab yang diterima di negara manapun di seluruh dunia, dan tidak ada satupun negara yang menegaskan bahwa Islam Syiah dalah aliran sesat.“ (okezone.com)

KH Nur Iskandar Sq (Ketua Dewan Syuro PPP): “Kami sangat menghargai kaum Muslimin Syi’ah.” (inilah.com)

KH. Alie Yafie (Ulama Besar Indonesia): “Dengan tergabungnya Iran yangmayoritas bermazhab Syiah sebagainegara Islam dalam wadah OKI,berarti Iran diakui sebagai bagian dariIslam. Itu sudah cukup. Yang jelas, kenyataannya seluruh dunia Islam, yang tergabung dalam 60 negaramenerima Iran sebagai negara Islam” (tempointeraktif)

Banyak dari tokoh-tokoh agama dan bangsa Indonesia yang disebutkan di atas oleh kaum Wahabi Indonesia dituduh sebagai Syi’ah, mungkin karena tokoh-tokoh tersebut punya pandangan yang simpatik terhadap Syi’ah.

Banyak Muslim Ahlusunnah yang sekarang cenderung abai akan nilai penting Ahlulbait sebagai keluarga yang paling dekat dengan Nabi, dan tentu yang paling mengetahui ajaran Nabi. Padahal sebagai pengikut Nabi, mestinya Ahlusunnah tidak kalah dari Syiah dalam mencintai dan meneladani Ahlulbait.

(Dokumentasi/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Share this post :

Post a Comment

mohon gunakan email

Terkait Berita: