Pesan Rahbar

Home » » Salafi Wahabi Memvonis Duet NU-Syi’ah Sebagai Ahli Neraka dan Ahli Bid’ah Karena Amalan-amalannya Mereka Anggap Tidak Pernah Dilakukan dan Dicontohkan Rasulullah

Salafi Wahabi Memvonis Duet NU-Syi’ah Sebagai Ahli Neraka dan Ahli Bid’ah Karena Amalan-amalannya Mereka Anggap Tidak Pernah Dilakukan dan Dicontohkan Rasulullah

Written By Unknown on Sunday, 31 August 2014 | 00:36:00

Muhammadiyah Dan NU Tolak MUI Fatwakan Syiah Sesat.


Jakarta – Sekretaris Pimpinan Pusat Muhammadiyah Abdul Muthi menolak adanya fatwa sesat terhadap Syiah dari lembaga keagamaan mana pun di Indonesia, termasuk Majelis Ulama Indonesia. Menurut dia, fatwa sesat dari MUI di sejumlah daerah, seperti Jawa Timur dan Sulawesi Selatan, terbukti menjadi alat melegitimasikan kekerasan terhadap pengikut Syiah dan memicu konflik horizontal antar umat Islam. “Fatwa dari mana pun harus tidak untuk mengkafirkan dan menyesatkan,” ujar Muthi kepada Tempo, Kamis, 19 Desember 2013.

Muthi menanggapi desakan Front Jihad Islam (FJI) yang mendesak MUI DIY mengeluarkan fatwa sesat terhadap aliran Syiah di Yogyakarta. FJI mengklaim mencatat 10 organisasi berhaluan Syiah di DIY. (Baca: Front Jihad Desak MUI Yogya Nyatakan Syiah Sesat).

Menurut Muthi, fatwa sesat itu berpotensi besar menimbulkan persoalan kebangsaan serius di Indonesia. Lembaga seperti MUI di daerah mana pun sebaiknya tidak lagi mengeluarkan fatwa penyesatan, khususnya untuk Syiah. Alasannya, hal itu memperbesar konflik antar umat Islam. “Umat Islam sudah mengalami banyak situasi sulit dan persoalan, jangan ditambah dengan masalah-masalah seperti ini,” ujar dia.

Dia menyarankan MUI Pusat maupun daerah menghindari fatwa semacam pengadil kebenaran atau kesesatan akidah dan keyakinan setiap kelompok Umat Islam mana pun. Sebaliknya, dia menambahkan, MUI mengambil posisi tegas untuk memediasi perbedaan dan pertentangan pendapat antar organisasi Islam di Indonesia. “MUI harus berperan sebagai pemersatu umat Islam,” kata Muthi.

Muthi tidak sepakat dengan pendapat FJI mengenai salah satu alasan desakannya, yakni buku terbitan MUI Pusat yang berjudul Mengenal dan Mewaspadai Penyimpangan Syiah di Indonesia. Menurut dia, buku itu keluar justru sebagai pernyataan sikap MUI Pusat untuk menolak memberikan fatwa penyesatan ke Syiah Indonesia. “Umat Islam harus bisa memberikan sumbangan konstruktif untuk Indonesia,” kata dia.

Sikap serupa muncul dari Pengurus Wilayah NU Daerah Istimewa Yogyakarta. Rois Syuriah Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (NU) Daerah Istimewa Yogyakarta, KH. Asyhari Abta, menyatakan MUI DIY tidak perlu menggubris permintaan FJI. Kyai dari Pesantren Yayasan Ali Maksum, Krapyak, Yogyakarta ini menganggap fatwa sesat malah bisa memicu konflik antar kelompok berbeda paham agama. “Bisa memperuncing perbedaan dan memicu tabrakan antar kelompok,” ujar dia.

Asyhari mengatakan, sekalipun MUI DIY menemukan ada indikasi penyimpangan upaya maksimal hanya perlu dilakukan dengan dialog dan nasihat. Penyesatan pada ajaran malah bisa mendorong tudingan sesat ke kelompok-kelompok lain. “Sesat atau tidak sesat itu keputusannya di Allah Subhanahu Wataala,” ujar dia.


Silahkan Baca:
- http://nasional.tempo.co/read/news/2013/12/20/173538851/muhammadiyah-dan-nu-tolak-mui-fatwakan-sesat-syiah
- http://www.tokohindonesia.com/lintas-berita/artikel/45744/muhammadiyah-dan-nu-tolak-mui-fatwakan-sesat-syiah

__________________________________


Muhammadiyah dan NU Akui Syiah, Hanya Aktivis PKS yang Tolak 05 November 2015 13:21:02

Jonru (Foto: Islamtoleran) 
Muhammadiyah sudah menyatakan tidak akan menolak keberadaan syiah di Indonesia. Syiah sebagai khazanah di dunia Islam.

Sekretaris PP MUhammadiyah, Abdul Mu'thi mengatakan ajaran Syiah tidak sesat dan meminta MUI tidak mengeluarkan fatwa sesat terhadap Syiah.

Hal yang sama juga diutarakan PBNU melalui ketua umumnya Prof KH Said Aqil Siradj bahwa tidak ada yang salah dengan syiah. Ia pun mewaspadai adanya gerakan wahabi yang ingin menghancurkan NKRI melalui isu adu domba antara Suni-Syiah di Indonesia.

Kiai Said pun meminta umat Islam harus belajar dari Timur Tengah di mana konflik Sunni-Syiah mengakibatkan rakyat yang terluka. Bukan hanya itu, konflik berdarah-darah itu juga terjadi pada jaman dulu. Biarkan sejarah mencatatnya dan generasi sekarang tidak usah mengikuti pertentangan Sunni-Syiah.

Pernyataan cukup moderat juga diutarakan Imam Besar FPI Habib Rizieq mengingatkan adanya upaya pihak-pihak tertentu yang membenturkan sunni-syiah. Di pihak syiah dimasuki kelompok radikal begitu juga di sunni. Ini yang harus diwaspadai.

NU lebih jelas langsung memberikan pertolongan kepada warga Syiah yang diusir di Sampang. Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur memilih untuk merangkul warga Syiah di Sampang, Bondowoso, dan Jember, karena mereka umumnya warga yang tidak tahu tentang Syiah, sehingga tidak perlu dimusuhi. "NU sudah memutuskan bahwa Syiah itu sesat secara akidah, tapi NU memilih cara yang santun, dialogis, humanis, dan tidak melihat warga Syiah sebagai musuh, justru kami rangkul," kata Katib Syuriah PWNU Jatim KH Syafrudin Syarif di Surabaya, Kamis.


Silahkan Baca:
http://www.kompasiana.com/durjono/muhammadiyah-dan-nu-akui-syiah-hanya-aktivis-pks-yang-tolak_563af548b27a61cc04b20ca7

__________________________________




Maulid Bersama: Bukti Kokoh Ukhuwah Sunni-Syiah.


Bandung – Acara Maulid Nabi di Masjid Raya Bandung pada Minggu (19/1) kemarin memberi kesan berbeda dengan perayaan Maulid Nabi biasanya. Sebab, acara tersebut terselenggara atas kerjasama beberapa ormas dari kalangan muslim Ahlussunnah dan Syiah, yang selama ini sering diisukan berbeda pemahaman dalam berIslam dan bahkan selalu dikesankan saling bermusuhan satu sama lain.

Namun dengan terselenggaranya peringatan Maulid Nabi bersama kali ini, patahlah tuduhan-tuduhan dan provokasi tak berdasar yang selama ini beredar. Ternyata, dengan bermodal penghormatan dan kecintaan yang sama kepada sosok teladan Khatamun Nabiyyin, Rasulullah Muhammad Saw, umat Islam mampu bersatu dalam semangat ukhuwah demi kedamaian dan kemaslahatan bersama di bawah panji rahmatan lil ‘alamin.

Acara yang berlangsung empat jam itu dimulai sekitar pukul 20:00 WIB. Dari pihak Syiah hadir perwakilan Ormas Islam Ahlulbait Indonesia dan Ikatan Jamaah Ahlul Bait Indonesia (IJABI), sementara dari kalangan Ahlussunnah diwakili oleh Jama’ah Muslimat NU kota Bandung, GP Ansor, Banser, Pagar Nusa, Jaringan Gusdurian kota Bandung, Forum Silaturahim Warga Nahdhiyin (FOSWAN), Jama’ah Masjid Raya Bandung, Jama’ah Masjid Raya Al Munawarah, Anggota HMI, Anggota Deklarasi Sancang, Anggota Paguyuban Jaka Tarub, Paguyuban Pendekar Banten dan beberapa ormas islam lainnya.

Dibuka dengan pembacaan ayat suci Al-Qur’an, acara dilanjutkan dengan pagelaran marawis. Kemudian pembacaan Tawassul oleh KH Alawi Nurul Alam Al-Bantani, da’i muda yang juga penulis buku berjudul “Salafi Wahabi (Persis) bertanya, Kiyai NU Menjawab.”

Setelah itu, acara inti seperti biasa adalah ceramah agama. Salah satunya disampaikan KH. Zainul Akifin al-Abbas mewakili Forum Silaturrahim Warga Nahdliyin (FOSWAN) yang dalam ceramahnya menyinggung tentang meningkatnya kelompok-kelompok Anti-Maulid dan perayaan-perayaan keagamaan lainnya seraya berpesan dan menghimbau masyarakat agar berhati-hati dan waspada terhadap kelompok-kelompok tersebut karena mereka merasa paling benar, dan menganggap orang yang tidak sepaham denganya pasti salah.

“Kelompok ini juga tak segan menganggap orang lain sebagai ahli neraka dan ahli bid’ah karena amalan-amalannya mereka anggap tidak pernah dilakukan dan dicontohkan Rasulullah sebelumnya,” terang KH. Zainul Akifin.

Senada dengan skip FOSWAN, penceramah lain dari Lembaga Ta’mir Masjid Pengurus Besar Nahdhatul Ulama (LTM PBNU), KH. Abdul Manan A. Ghani juga menyinggung maraknya gerakan kelompok Islam radikal yang mengampanyekan semangat Anti-Maulid dan menganggap hal itu sebagai cikal-bakal kehancuran negara.

“Rupanya sudah tergambar bagaimana upaya musuh, bahkan musuh yang berasal dari dalam tubuh Islam sendiri begitu getolnya melakukan aksi penggerogotan agar umat ini tercerai-berai. Maka dengan adanya acara ini harus kita akui bahwa khususnya pihak penyelenggara dan tentunya masyarakat Islam pada umumnya, betapa mereka semua sangat mengingingkan persatuan dan terjalin eratnya ukhuwah islamiyah demi keutuhan NKRI,” papar KH. Abdul Manan A. Ghani.

Sementara Jalaluddin Rakhmat (Kang Jalal), penceramah dari pihak Syiah menyampaikan tentang betapa pentingnya peringatan maulid bagi kaum Muslim. Menurutnya peringatan maulid itu adalah sebentuk ekspresi kerinduan kita kepada Rasulullah, kerinduan sekaligus bukti kecintaan yang sangat dalam maknanya. Sehingga karenanya Kang Jalal berharap agar penyelengaraan Maulid Nabi mampu tetap kita jaga kelestariannya di tengah umat.

Di akhir acara, doa penutup dipimpin Habib Hasan Daliel Alaydrus, Ketua Umum DPP Ahlulbait Indonesia yang juga hadir dalam acara tersebut, dilanjutkan prosesi pembagian 114 tumpeng kepada ribuan jamaah yang tumpah-ruah di pelataran masjid Raya Bandung malam itu.

Silahkan Baca:
- http://www.ahlulbaitindonesia.or.id/berita/maulid-bersama-bukti-kokoh-ukhuwah-sunni-syiah/
- http://syiahindonesia.net/maulid-bersama-bukti-kokoh-ukhuwah-sunni-syiah/

____________________________________



Sidney Jones: Teroris Incar Syiah Indonesia.


Makin masifnya gerakan anti-Syiah di Indonesia menciptakan kekhawatiran tersendiri bagi peneliti terorisme di Asia Tenggara, Sidney Jones. Penasihat senior International Crisis Group (ICG) di Indonesia ini mengungkapkan bahwa jika hal ini terus dibiarkan, Muslim Syiah Indonesia bukan tak mungkin akan menjadi target baru terorisme.

Dalam wawancara dengan wartawan Media ABI, Sidney Jones menengarai konflik Suriah yang dipersepsi oleh kelompok teroris sebagai konflik Sunni-Syiah –meski sudah jelas Basshar sendiri bukan Syiah– bisa mengubah peta terorisme di Indonesia. “Saya khawatir konflik Suriah yang ditafsirkan di sini sebagai konflik Sunni-Syiah (oleh kelompok radikal). Bisa saja terjadi target Syiah akan naik dalam kalkulasi para teroris di Indonesia,” terang dia.

Hal lain yang juga dikhawatirkannya adalah upaya kelompok radikal mengirimkan warga Indonesia ke Suriah untuk membantu pemberontak di negara itu. “Ini artinya, akan ada generasi teroris yang akan kembali ke Indonesia. Mungkin seperti alumni Afghanistan dulu yang ternyata bisa mengubah pola terorisme di Indonesia.”

Lebih lanjut dia menambahkan, “Mereka akan bisa melakukan aksi yang jauh lebih dahsyat terhadap kelompok-kelompok ini (Syiah).”

“Pernah ada satu perencanaan aksi terorisme terhadap Syiah di Indonesia yang dipimpin oleh Abu Umar. Saat mereka ditangkap, mereka sudah membuat survei beberapa lembaga Syiah di Jakarta. Sejak saat itu muncul daftar 77 lembaga Syiah yang kemudian tersebar melalui facebook dan baru-baru ini dimuat di situs voaislam.com. Ini bisa mendorong kelompok-kelompok jihadi untuk menyerang Syiah,” tambahnya.

Saat ditanya mengapa tiba-tiba saja muncul fenomena propaganda masif kebencian terhadap Syiah ini, Sidney sendiri merasa heran. Ia mengaku sebelumnya tak pernah memikirkan bahwa Syiah akan menjadi target terorisme di Indonesia. “Saya tidak tahu. Tetapi saya kira tidak dari rasa kebencian masyarakat Indonesia sendiri. Karena masyarakat Indonesia adalah orang-orang yang sudah berabad-abad hidup rukun dan bertoleransi terhadap Syiah.”

Jika bukan asli dari masyarakat Indonesia yang memang selama berabad-abad tercatat hidup damai bersama Syiah, lalu dari manakah propaganda masif yang tiba-tiba saja muncul mengobarkan kebencian sektarian terhadap Syiah ini?

Silahkan Baca:
- http://annajah-net.blogspot.co.id/2014/02/sidney-jones-teroris-incar-syiah.html
- http://www.ahlulbaitindonesia.or.id/berita/sidney-jones-teroris-incar-syiah-indonesia/
- http://www.kaskus.co.id/thread/52e84518feca1799738b45a8/sidney-jones-quotteroris-incar-syiah-indonesiaquot/3

(Syiah-Ali/ABI-Press/ABNS)
Share this post :

Post a Comment

mohon gunakan email

Terkait Berita: