Pesan Rahbar

Home » » Salafi Wahabi Kaki Tangan AS-Israel Yang Terlibat Perang Rahasia Dengan Iran

Salafi Wahabi Kaki Tangan AS-Israel Yang Terlibat Perang Rahasia Dengan Iran

Written By Unknown on Sunday 31 August 2014 | 06:01:00

INILAH  LOYALIS  WAHABI  SESUNGGUHNYA…!!


Banyak mantan pejabat intelijen AS dan pakar Iran percaya bahwa ledakan bulan lalu di satu pangkalan militer dekat Teheran bagian dari upaya rahasia AS, Israel dan negara lain untuk menonaktifkan program nuklir dan rudal Iran.

Ledakan besar itu merobek pangkalan Korps Garda Revolusi pada 12 November, meratakan sebagian besar bangunan dan menewaskan 17 orang, termasuk seorang pendiri program rudal balistik Iran, Jenderal Hassan Tehrani Moghaddam, kata The Los Angeles Times Minggu malam.

Surat kabar itu mengatakan, tujuan usaha rahasia itu adalah untuk menggagalkan upaya Iran untuk berkemampuan senjata nuklir dan untuk mencegah serangan udara Israel atau Amerika Serikat untuk menghilangkan atau mengurangi ancaman.

“Ini terlihat seperti bentuk perang abad ke-21,” kata surat kabar itu mengutip Patrick Clawson, yang mengarahkan Prakarsa Keamanan Iran pada Institut Washington untuk Kebijakan Timur Dekat.

“Itu tampak muncul seperti ada kampanye pembunuhan dan perang cyber, serta kampanye sabosate yang setengah diakui.” Setiap operasi seperti itu akan bersifat sangat rahasia, dan mereka yang mungkin tahu tidak akan berbicara, kata laporan itu.

Tidak ada bukti sabotase yang muncul, tetapi Program nuklir Iran jelas telah mendapat rintangan-rintangan yang berusaha menggagalkan kemajuan dalam beberapa tahun terakhir.

“Kami pasti melakukan itu,” kata laporan itu mengutip Art Keller, seorang mantan petugas CIA yang bekerja di Iran.

“Ini cukup banyak yang menyatakan bahwa misi (CIA) kontra-proliferasi untuk melakukan apa yang diperlukan guna menghambat program senjata pemusnah massal Iran.”.

Banyak pakar Barat yakin bahwa para insinyur Amerika dan Israel diam-diam memasok virus komputer Stuxnet ke program nuklir Iran pada tahun 2010, kta The Times. Virus ini dilaporkan menyebabkan sentrifugal yang digunakan untuk memperkaya uranium berputar keluar kontrol dan menghancurkan, kata surat kabar tersebut.

Baik Amerika Serikat maupun pemerintah Israel telah mengakui peran apapun dalam serangan dunia maya itu, kata laporan tersebut.



Selama bertahun-tahun, Amerika Serikat dan sekutunya telah berusaha untuk menghambat program senjata Iran dan secara diam-diam memasok bagian-bagian yang rusak, rencana atau perangkat lunak, kata Times.



CIA Dompleng Kekisruhan: Persaingan Cina-AS Picu Konflik Sunni-Syiah di Sampang (File Sudah dihapus pemilik website)
http://www.intelijen.co.id/warta/1692-pengamat-intelijen-persaingan-cina-as-picu-konflik-sunni-syiah-di-sampang- 
Selasa, 03 Januari 2012 17:22


Pengamat Intelijen, AC Manullang (Foto: -Konflik di Sampang yang mengakibatkan terbakarnya pesantren milik Syiah tidak bisa dilepaskan persaingan Amerika Serikat (AS) dan Cina dalam memperebutkan gas di Madura.”Saya menduga, konflik ini bukan hanya faktor perselisihan Sunni-Syiah, tetapi ada kepentingan besar yang menginginkan Madura menjadi tempat konflik, karena saat ini, Cina sudah menguasai kawasan ini terutama sektor gas,” kata pengamat intelijen, AC Manullang seperti diwartakan situs berita www.itoday.co.id, Selasa, 3 Januari 2012.AC Manullang mensinyalir AS tidak suka keberadaan Cina yang sudah menguasai sumber gas di Madura .

“Yang paling mudah dimunculkan konflik di Madura antara Sunni dan Syiah, ini skenario AS saja,” ujarnya.Menurut AC Manullang, setelah konflik Sunni-Syiah, ada kemungkinan di pulau penghasil garam ini memunculkan sentimen anti Cina.”Isu anti Cina juga paling mudah disulut di Madura karena saat ini, perekonomian Madura di kuasai Cina dan kecemburuan ini sudah lama terpendam,” papar Manullang.

Kata Manullang, keberadaan jembatan Suramadu menjadi bukti kekuataan Cina yang akan menguasai wilayah Madura.

“Jembatan Suramadu yang dibangun atas biaya Cina menunjukkan negara ini mempunyai kepentingan yang sangat besar terhadap wilayah Madura,” pungkasnya

diungkapkan pengamat intelijen AC Manullang, (29/12/2011) mengutip situs http://www.itoday.co.id. Menurutnya, persoalan Sunni-Syiah akan mudah menjadi pemicu kerusuhan ketika adanya pihak ketiga yang memancing di air keruh. Di Madura selama ini hubungan Sunni-Syiah baik-baik saja, tetapi ketika ada upaya membenturkan maka kerusuhan pun terjadi

“Persoalan konflik pembakaran ponpes syi’ah di MADURA merupakan bagian dari permainan CIA, islam diadu dengan islam” kata AC Manullang


Ismail Hasani dari peneliti SETARA Institute mengatakan, kekerasan dan pembakaran Kompleks Pesantren Syiah di Madura akibat syiar kebencian yang diintensifikasi para tokoh agama, baik di Madura sendiri maupun dari Jawa Timur.

Selama ini yang sangat benci dan getol memprovokasi kebencian umat Islam Indonesia kepada Syiah adalah golongan Wahabi Salafi. Dan ternyata bukan hanya terjadi di Indonesia saja, bahkan seluruh dunia gerakan Wahabi salafi selalu menebar kebencian dan terror terhadap pengikut Islam syiah.

Salah satu tokoh Wahabi, Habib Achmad Zein Alkaf dari di Yayasan Albayyinat Indonesia pernah meminta Gubernur Jawa Timur supaya mengeluarkan SK larangan Syiah di Jawa Timur khususnya. Bahkan Habib yang sudah menulis banyak buku anti Syiah ini menilai tidak ada kata dialog dengan orang Syiah maupun terkait Syiah.

Sikap intoleransi seperti inilah yang mengundang kekhawatiran tokoh lintas agama Salahuddin Wahid atau Gus Sholah. Menurutnya, dalam kehidupan bernegara, diakuinya setiap orang atau agama berhak menjalankan kepercayaannya masing-masing dan jelas itu dilindungi oleh undang-undang. Meskipun Syiah menurut sebagian kelompok dinilai menyimpang dari ajaran Agama Islam, namun tidak bisa dijadikan alasan untuk melakukan tindakan kekerasan terhadap para pengikutnya.

Selama tahun 2011, sudah banyak catatan adanya tindakan deskriminatif oleh salah satu kelompok terhadap kelompok yang lain. Tindakan deskriminatif itu dilakukan dengan alasan karena adanya perbedaan paham dan kepercayaan.

Tindakan deskriminatif itu terus berulang dikarenakan, pertama negara membiarkan atau negara tidak hadir untuk menyelesaikan masalah itu. Kedua, tidak adanya rasa toleransi atau merasa benar sendiri dari kelompok masyarakat. Ketiga, adanya unsur kelompok masyarakat yang tidak mau disaingi salah satu kelompok oleh kelompok lain, tidak ada rasa lapang dada di antara masyarakat.

Agar tindakan deskriminasi ini tidak diulang maka diperlukan kerja keras dari pemerintah untuk bagaimana dirinya bisa hadir dalam setiap peristiwa, tidak hanya ketika peristiwa itu terjadi namun juga mendorong sikap keterbukaan dan rasa toleransi dari masyarakat.

Ketika agama-agama baru masuk ke Indonesia, semua dapat berkembang dengan wajar karena adanya rasa toleransi dari penduduk Indonesia asli. Mereka beranggapan anggapan baru adalah agama yang baik dan mampu membawa perubahan sikap hidup penduduk menuju kehidupan yang lebih rasional. Sehingga ketika agama itu disebarkan, tidak ada rasa antipati atau mencegah perkembangan agama itu. Namun masalahnya ketika agama baru itu sudah dianut oleh penduduk, justru yang terjadi sebaliknya. Umat yang satu melarang umat yang lain yang berkembang, bahkan di antara umat itu sendiri juga saling melarang perkembangannya.

Sikap saling melarang ini bisa jadi adanya rivalitas di antara umat beragama bahkan di antara umat beragama itu sendiri. Agama dijadikan sarana untuk kepentingan politik dan ekonomi oleh salah satu kelompok dengan tujuan agar kepentingan dan dominasinya tidak terusik. Mereka merasa terancam bila ada sesuatu yang baru dan berkembang. Untuk mencegah yang demikian, biasanya kelompok yang merasa terancam akan melakukan tindakan kekerasan atas nama kebenaran.

Sangat disayangkan ketika kelompok syiah di Indonesia dilarang oleh beberapa orang di wilayah Kecamatan Karangpenang, Kabupaten Sampang, Pulau Madura, Jawa Timur. Padahal tidak ada fatwa haram terhadap syiah untuk berkembang di Indonesia. Sangat naif bila ajaran syiah dilarang di Indonesia, pasalnya syiah masuk ke Indonesia sendiri seiring dengan masuknya agama Islam. Buktinya dari para penyebar agama Islam di nusantara, banyak wali dan sunan yang menganut syiah, jadi tidak ada yang baru dan aneh ketika syiah berkembang di masyarakat.

Bukti lain dari masuknya syiah ke Indonesia sejak ratusan tahun yang lalu bisa dilihat dari relief di Klentheng Cheng Ho di Semarang, Jawa Tengah. Di situ terlihat para saudagar dari Persia atau Iran sedang melakukan kunjungan ke Nusantara.

Syiah berkembang lebih pesat ke segala penjuru dunia setelah adanya Revolusi Islam di Iran pada tahun 1979 dan keberanian pemimpin-pemimpin Iran melawan Amerika Serikat dan sekutunya pada waktu berikutnya. Keberanian para pemimpin Iran melawan Amerika Serikat dan sekutunya inilah yang menjadi marketing mengembangkan syiah ke segala penjuru dunia dengan sukses. Dengan sikap tegasnya pemimpin Iran kepada Amerika Serikat dan sekutunya membuat mayoritas orang Indonesia yang suni atau abangan pun menjadi simpati ke orang-orang (syiah) Iran. Bahkan tidak sedikit orang Indonesia yang abangan atau suni menjadi syiah dengan ikut atau bergabung dengan organisasi-organisasi syiah yang ada di Indonesia, seperti di kampus-kampus maupun kelompok-kelompok pengajian.

Ketika mazhab-mazhab Islam masuk ke Indonesia semua berakulturasi dengan budaya lokal. Budaya lokal yang penuh dengan rasa toleransi ini menyebabkan perbedaan sikap dan perilaku dengan penganut mazhab dari daerah aslinya, Timur Tengah dan negara-negara Arab. Di Timur Tengah dan negara-negara Arab, perbedaan mazhab digunakan untuk kepentingan kekuasaan dan ekonomi, sehingga mereka bertikai dengan menggunakan Islam dan mazhabnya untuk kepentingan kekuasaan dan ekonomi. Penggunaan agama untuk kepentingan kekuasaan dan ekonomi yang telah terjadi ribuan tahun yang lalu akhirnya dijadikan stigma masing-masing pihak bahwa yang satu haram sehingga harus diperangi.

Bukti konflik antara syiah dengan beberapa orang di Kecamatan Karangpenang itu bukan faktor sesat atau tidak namun karena faktor seperti yang terjadi di Timur Tengah atau negara-negara Arab, yakni ada unsur ketakutan akan hilangnya kekuasaan. Ini bisa dilihat dari salah satu pemuka agama setempat yang mengatakan, pihaknya mengimbau syiah tidak berkembang menjadi besar di Indonesia. Sebab, mereka (kaum syiah) dikhawatirkan akan berkuasa di negeri ini.

Apa yang terjadi di Kecamatan Karangpenang, di mana beberapa orang melakukan deskriminasi kepada kaum syiah, untungnya di tempat lain tidak terjadi. Perkembangan syiah di tempat-tempat lain tidak menimbulkan masalah bila tidak diprovokasi atau digunakan untuk mengalihkan isu. Untuk itu menjadi tugas semua ulama untuk menyadarkan bahwa perbedaan dalam menafsirkan agama dilakukan tidak secara kaku dan tidak di luar batas yang ada (liberal) sehingga ketika memandang orang jadi benar adanya. Ketika semua masih menjadi batas-batas yang disepakati ulama maka itu disebut Islam. Sehingga ummat Islam bisa menoleransi kelompok lain yang hidup berdampingan.

Untuk meredam kesalahpahaman masyarakat di Kecamatan Karangpenang atau tempat lainnya terhadap ajaran syiah, langkah yang perlu dilakukan. Pertama, pemerintah harus menjelaskan bahwa tidak ada yang salah dengan syiah. Adanya pihak yang ingin kaum syiah dilokalisir justru itu mengesankan bahwa kaum syiah kelompok berbahaya. Biarlah syiah berkembang seperti mazhab lainnya. Kedua, bila selama ini ada elit politik, ketua organisasi pemuda, dan intelektual yang giat membela umat agama lain ketika dilarang melakukan ibadah, maka seharusnya elit politik, ketua organisasi pemuda, dan intelektual itu juga harus membela kaum syiah yang teraniaya.

Bahkan keberadaan kaum syiah itu kondisinya lebih mengenaskan di mana sarana-sarana pendidikan dan ibadahnya dibakar.

Kasus Pembakaran Ponpes Syiah


Dimana Posisi Wahabi Bermain?

Sikap intoleransi seperti inilah yang mengundang kekhawatiran tokoh lintas agama Salahuddin Wahid atau Gus Sholah. Menurutnya, dalam kehidupan bernegara, diakuinya setiap orang atau agama berhak menjalankan kepercayaannya masing-masing dan jelas itu dilindungi oleh undang-undang.

Foto:Vivanews

Sekretaris PW Ansor Jatim, Imron Rosyadi Hamid di Surabaya, Ahad (1/1/2012). menduga ada desain konflik Sunni-Syiah untuk merusak Jatim, karena kejadian yang sama dengan isu yang sama baru saja terjadi di Bangil. Ia mengemukakan hal itu ketika menanggapi pembakaran madrasah dan rumah warga Syiah di Dusun Nangkernang, Desa Karang Gayam, Kecamatan Omben, Kabupaten Sampang, Madura oleh sejumlah massa anti-Syiah, 29 Desember 2011.Menurut dia, kewaspadaan tentang dugaan adanya desain itu penting untuk masyarakat agar tidak mudah terpancing dengan hal-hal serupa, beliau minta agar tokoh masyarakat hendaknya mencegah kasus itu agar tidak meluas dan berkembang. Terutama kepada anggota Ansor, Banser dan warga NU supaya mengembalikan keadaan kondusif dan mencegah meluasnya konflik.

Sebelumnya di Jakarta, Sabtu (31/12/2011), Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Said Aqil Siroj juga menduga ada desain besar di balik aksi pembakaran pesantren penganut Syiah di Sampang, Madura.Menurut Said Aqil, aksi pembakaran pesantren Syiah diduga dilakukan sekelompok orang untuk merusak kondisi damai tersebut. “Ini pasti ada big design-nya. Ada pihak-pihak yang ingin merusak suasana damai di Indonesia.””Artinya jelas, Sunni dan Syiah hanya dijadikan alat seolah-olah memang ada permusuhan. Padahal tidak, mereka dari dulu sampai sekarang hidup damai berdampingan,” lanjut Kiai Said.

Kiai Said memang tidak menyebutkan secara jelas aktor provokatornya, namun menurutnya pihak ketiga itu selalu melancarkan provokasi supaya konflik terus terjadi. Dan bukan tidak mungkin kasus serupa akan terjadi di kemudian hari. Makanya beliau meminta semua pihak untuk menahan diri dan tidak terpancing.

Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Umar Syihab pun mengatakan (1/1/2012), kalau insiden sampang hanyalah ditumpangi pihak-pihak yang ingin mengadu domba umat Islam dengan kedok ajaran Syiah yang dituding sesat.

“MUI tidak pernah menyatakan bahwa Syiah itu sesat. Syiah dianggap salah satu mazhab yang benar sama halnya dengan ahli sunnah wal jama’ah ialah mazhab yang benar dan mazhab dua tersebut sudah ada sejak awal Islam,” katanya di Jakarta.Ajaran Syiah, tegas Umar, sudah diakui di dunia islam sebagai mazhab yang benar sampai saat ini. Kendati pun ada perbedaan pandangan, Islam juga tidak pernah menghalalkan kekerasan, apalagi perusakan tempat ibadah dan majelis taklim seperti terjadi di Sampang.

“Kita menginginkan ukhuwah islamiyah dan jangan antara kita saling menyesatkan. Mungkin adanya (insiden pembakaran) karena adanya provokator yang menyatakan bahwa ajaran syiah itu sesat,Karena itu jangan kita membuat peryataan yang bisa mengeluapkan gejolak di tengah-tengah masyarakat kita dan bisa menyebabkan korban, korban harta dan lain-lain,” ungkap Umar Syihab.

Ismail Hasani dari peneliti SETARA Institute mengatakan, kekerasan dan pembakaran Kompleks Pesantren Syiah di Madura akibat syiar kebencian yang diintensifikasi para tokoh agama, baik di Madura sendiri maupun dari Jawa Timur.Selama ini yang sangat benci dan getol memprovokasi kebencian umat Islam Indonesia kepada Syiah adalah golongan Wahabi Salafi. Dan ternyata bukan hanya terjadi di Indonesia saja, bahkan seluruh dunia gerakan Wahabi salafi selalu menebar kebencian dan terror terhadap pengikut Islam syiah.

Salah satu tokoh Wahabi, Habib Achmad Zein Alkaf dari di Yayasan Albayyinat Indonesia pernah meminta Gubernur Jawa Timur supaya mengeluarkan SK larangan Syiah di Jawa Timur khususnya. Bahkan Habib yang sudah menulis banyak buku anti Syiah ini menilai tidak ada kata dialog dengan orang Syiah maupun terkait Syiah.Sikap intoleransi seperti inilah yang mengundang kekhawatiran tokoh lintas agama Salahuddin Wahid atau Gus Sholah. Menurutnya, dalam kehidupan bernegara, diakuinya setiap orang atau agama berhak menjalankan kepercayaannya masing-masing dan jelas itu dilindungi oleh undang-undang. Meskipun Syiah menurut sebagian kelompok dinilai menyimpang dari ajaran Agama Islam, namun tidak bisa dijadikan alasan untuk melakukan tindakan kekerasan terhadap para pengikutnya.
__________________________________

Tuntaskan Polemik Syiah Sampang dengan Kearifan Religius
1/04/2012 04:55:00 PM
http://12-imam.blogspot.co.id/2012/01/tuntaskan-polemik-syiah-sampang-dengan.html


Sosiolog Islam Prof Dr Nur Syam Msi menyatakan prihatin atas terbelahnya Majelis Ulama Indonesia (MUI) mensikapi polemik aliran Syiah di Sampang Pamekasan. Pihaknya mendesak organisasi yang menghimpun para ulama, dan cendekiawan muslim Indonesia itu untuk lebih mengedepankan kearifan religius untuk memutuskan sesat atau tidaknya aliran tersebut.

Menurut Nur Syam yang juga Rektor IAIN Sunan Ampel Surabaya tersebut, soal sesat atau tidaknya sebuah aliran sebetulnya sudah masuk wilayah tafsir.

“Kita tidak boleh menerapkan hukum berdasarkan tafsir, dan keputusan hukum agama juga tidak boleh menggunakan logika sesaat,” ujarnya di Surabaya, Selasa (3/1/2012).

Seperti diberitakan, Pesantren Misbahul Huda, di Dusun Nangkernang, Desa Karang Gayam, Kecamatan Omben, Sampang, yang dikelola kelompok Syiah diserang oleh sekelompok orang pada Kamis (29/12). Sedikitnya tiga rumah dan satu mushala ludes terbakar. Tidak ada korban jiwa dalam insiden tersebut. tetapi pasca insiden tersebut, ratusan orang anggota kelompok Syiah tersebut, terpaksa diungsikanke tempat lain.

Konflik yang berujung aksi anarkhis pada Kamis kemarin bermula dari konflik pribadi antara pimpinan Islam Syiah Tajul Muluk dengan pimpinan kelompok Islam Sunni KH Roisi. Dari konflik kedua tokoh yang masih saudara kandung ini, kemudian tersiar kabar di kalangan pengikut Islam Sunni bahwa kelompok Islam Syiah merupakan kelompok Islam yang menyebarkan ajaran sesat.

Nur Syam menentang keras pernyataan sejumlah agamawan yang meminta penganut aliran Syiah di Sampang itu direlokasi, agar mereka tidak tidak bermasyarakat dengan warga yang berbeda paham.

“Mereka masih umat Islam dan bukan kumpulan orang-orang kafir, tidak boleh direlokasi kecuali atas kemauan mereka sendiri,” tegasnya.

Agar perseteruan antar kelompok di Sampang itu tidak semakin melebar, pihaknya berharap polisi bersikap tegas terhadap para pelaku pengrusakan property milik kelompok tersebut. Polisi, menurutnya, harus menegakkan hukum dan berani mengambil tindakan terhadap pihak-pihak yang telah melakukan pengrusakan.

Diakui, konflik antara kelompok Syiah dan Sunni jarang terjadi di Indonesia. Kalaupun ada konflik, biasanya tidak berimbas pada pengerahan massa dan tindakan anarkhis.

“Serangan terhadap kaum Syiah yang dilakukan oleh sekelompok orang dengan dalih apapun merupakan bagian dari pelanggaran terhadap HAM,” tegasnya.

Selama ini masyarakat Indonesia, kata dia, masyarakat Islam dikenal sebagai masyarakat yang beragama secara moderat. Artinya, bahwa ada paham keagamaan yang mendasari keyakinannya bahwa beragama yang benar adalah yang melindungi terhadap lainnya. “Tetapi kenyataannya terdapat kekerasan atas nama agama yang dilakukan oleh sekelompok orang yang mengaku beragama yang benar sendiri,” ujarnya.

Sebelumnya, Kepala Sub-Komisi Pendidikan dan Penyuluhan Komnas HAM Hesti Armiwulan, juga menolak wacana relokasi pada penganut Syiah di Sampang. “Saya memang dengar ada wacana untuk merelokasi, itu melanggar HAM,” tegasnya.

Komnas HAM sudah berusaha datang ke Sampang untuk mengetahui secara pasti kronologi pembakaran rumah, sekolah, dan mushala milik warga Syiah. Konflik fisik Syiah dan Sunni di Sampang ini merupakan yang kedua setelah sebelumnya terjadi di Pesantren Yapi Bangil Pasuruan, beberapa waktu lalu.

__________________________________


Wahai para pembaca

Saat AS dan Israel bertikai dengan Iran, kaum Salafi Wahabi yang didanai pemerintah Arab Saudi yang bersekutu dengan AS membantu AS dengan menyerang peradaban Iran. Mereka menuduh Iran bersekutu dengan AS dan Israel. Padahal tidak benar.

Justru Salafi Wahabi Arab Saudi itulah yang bersekutu dengan AS yang merupakan pendukung utama Israel/Yahudi. Silahkan lihat foto Raja Arab Saudi mencium pipi George W Bush yang membantai jutaan Muslim Sunni di Iraq, Afghanistan, dan juga Pakistan di sini:


Lihat juga bagaimana mesranya tentara Arab Saudi dengan tentara AS yang saat itu tengah menyerang Iraq. Arab Saudi meminjamkan pangkalan militernya untuk AS guna menyerang Iraq. Padahal Iran saja tidak mau melakukan itu:


Tuduhan kaum Salafi Wahabi bahwa Iran sebetulnya hanya berpura-pura bertikai dengan AS dan Israel padahal sebetulnya berteman adalah fitnah keji yang hanya dipercaya oleh pengikut-pengikutnya yang bodoh.

Coba lihat. Adakah Kedubes AS di Iran? Tidak ada! Setelah mahasiswa Iran menyerbu Kedubes AS dan menyandera stafnya selama 3 tahun, tidak ada lagi Kedubes AS di situ. Sementara di Arab Saudi justru kita temui Kedubes AS yang besar dan megah di kota Jeddah dan Riyadh. Arab Saudi juga punya Kedubes di AS sementara Iran tidak. Orang yang masih menggunakan akalnya tentu tahu jika Arab Saudi-lah yang bersekutu dengan AS dan tentu saja Israel. Bukan Iran.

Pada tanggal 25 April 1980, Amerika Serikat melancarkan Operasi Eagle Claw dalam upaya untuk menyelamatkan anggota staf kedutaan besar AS yang disandera di ibukota Iran setelah Revolusi Islam tahun 1979. Namun, badai pasir melanda dan operasi gagal total. 8 tentara AS tewas sementar helikopter dan pesawatnya hancur bertabrakan akibat badai gurun. Kegagalan itu menyebabkan pamor presiden AS, Jimmy Carter hancur dan kalah pilpres dari Ronald Reagan.


U.S.S Vincennes menembak jatuh pesawat Airbus A300 Iran itu segera setelah lepas landas dari kota Bandar Abbas, Iran, tanggal 3 Juli tahun 1988. 290 orang Iran tewas! Washington mengatakan Vincennes keliru mengira pesawat penumpang itu sebuah pesawat tempur jet Iran yang bermusuhan.

AS dan Israel pada tahun 2010 dan 2011 membunuh ahli nuklir Iran untuk menghambat program nuklir Iran.

AS dan Israel menurut media massa Barat sendiri melakukan sabotase yang mengakibatkan ledakan hebat di markas Garda Revolusi Iran pada 12 November lalu yang meratakan sebagian besar bangunannya dan menewaskan 17 orang, termasuk pendiri program misil balistik Iran, Jenderal Hassan Tehrani Moghaddam.

__________________________________

Ayatullah Husaini Qazwini
Metodologi Dakwah Wahabi Menentang Syiah.
Bertempat di Mushalla Qom, 11/08/1389.


بسم الله الرحمنالرحيم

Pokok pembahasan kita pada hari ini ialah metodologi terbaru propaganda Wahabi.

Jika kita hendak memberikan apresiasi terhadap Wahabi dalam satu kalimat, dengan mengamati jumlah dana yang digunakan, dan gerak kerja Wahabi, maka sesungguhnya Wahabi dapat kita katakan sebagai sebuah pusat kebudayaan yang sangat utuh di mana umat Kristiani sekalipun tidak memiliki gerakan yang seperti mereka miliki.

4 tahun lalu dalam kunjungan ziarah saya ke Mekkah, saya sempat mengunjungi salah satu pusat kebudayaan Wahabi bernama رابطة العالم الإسلامية di mana setiap orang dapat melihatnya ketika masuk ke Mekkah dari Madinah, yang pertama kali terlihat adalah sebuah gedung putih yang mereka letakkan papan tertera رابطة العالم الإسلامية, saya sendiri kurang lebih tujuh jam berkeliling di dalam gedung tersebut sekedar untuk melihat lebih dekat berbagai bagian methodologi propaganda, risalah dan percetakan buku yang mereka miliki. Ringkasnya pusat رابطة العالم الإسلامية sama seperti Kantor Pusat Tablighat Islami dan Sazman Tablighat Islami kita. Inilah perbedaan yang ada pada pusat kebudayaan mereka. Namun dalam keorganisasian PBB, mereka tercatat sebagai anggota resmi dalam UNESCO dan UNICEF. Salah seorang staff mereka berkata, “Belum ada satupun negara yang di dalamnya tidak ada kantor cabang atau perwakilan dari kami.” Lebih lanjut ia mengatakan, bahwa gerakan mereka yang utama adalah membantu anak yatim dan golongan miskin.

Para hadirin sekalian mesti tahu, metodologi propaganda hari ini sangat jauh berbeda dengan zaman yang lalu. Dahulu tatkala alat cetak telah ditemui, surat kabar dan buku telah digunakan untuk memindahkan budaya ke wilayah yang lain, dan dari generasi ke generasi. Namun hari ini, dengan semakin berkembangnya ilmu pengetahuan dan tekhnologi pada manusia seperti bidang ‘cyber’, internet, satelit dan sms, pihak penentang dan musuh kita memanfaatkan ruang yang ada tersebut semaksimal mungkin.


Statistik Propaganda Wahabi.

Dalam statistik yang ditunjukkan oleh situs web www.isl.org.uk bahwa terdapat lebih dari 40.000 halaman situs web Wahabi yang selama 24 jam aktif menentang Syiah. Diantara situs mereka yang paling menunjukkan bentuk kegigihan dan keprofesionalan mereka adalah halaman situs web Faisal Nur www.fnoor.com yang dibuat dan dioperasikan oleh seorang Wahabi di Arab Saudi. Sudah menjadi rahasia umum bahwa yang mendanai segala bentuk operasional situs tersebut adalah putera mahkota Arab Saudi sekarang yaitu Amir Naif. Dalam halaman web tersebut ada lebih dari 40 ribu judul kitab dan makalah menentang Syiah, dan boleh dikatakan situs tersebutlah yang merupakan situs induk dan rujukan situs-situs Wahabi lainnya.

Hampir kesemua situs berbahasa Arab yang menentang Syiah membuat tautan link dengan situs tersebut. Bahkan situs anti Syiah berbahasa Persia seperti Sunni News, Sunni Online dan Islam Teks, sebahagian besarnya memosting materi-materi yang lancang dalam menentang Syiah, serta mempropagandakan penghinaan dan caci maki yang merujuk dari situs tersebut.

Dalam berita-berita pekan lalu, laporan online menurunkan berita mengenai seorang peneliti Kanada yang menyebutkan bahwa satu dari 2 situs website Islam adalah berkaitan dengan Wahabi bahkan sampai ada yang berlindung dibalik pusat pengajian kebudayaan Ikhwanul Muslimin.

Sementara dalam perjalanan saya ke Jerman dan Belanda, saya berkesempatan membuka halaman-halaman situs dari internet teman baik saya yang membantu selama perjalanan di sana. Salah satu perkara yang mengherankan saya adalah tentang Imam Mahdi yang dinantikan, ada 1,5 juta situs dalam internet yang membahas hal tersebut itu. Tentu saja hal tersebut sangat mencengangkan, 1,5 juta situs tentu saja angka yang sangat fantastis. Meskipun membahas tentang Imam Mahdi afs namun pada hakekatnya situs-situs tersebut bertujuan untuk menghentikan laju dakwah Syiah. Untuk hal yang sederhana ini saja, kita bisa memahami betapa gigihnya mereka untuk menentang Syiah dengan berbagai kemudahan fasilitas yang mereka punyai. Hal ini dapat dirujuk dalam halaman web universitas Amir Kabir سايت دانشگاه امير كبير..


Propaganda Wahabi Melalui Stasiun-stasiun TV

Sekarang ini, dari 1800 saluran satelit yang aktif di kawasan Timur Tengah ini, hampir 300 saluran satelit yang diisi dengan acara dan program menentang Ahlul Bait.

Mungkin mendengar perkara ini dianggap biasa, menyatakan statistik liputan dan pendengarnya sangat mudah. Namun anda semua lihatlah apa hasil kerja-kerja mereka dalam masalah propaganda dan kebudayaan? Sementara apa pekerjaan kita? Akhirnya kerja اتحاديه تلويزيون‌هاي اسلامي mampu dilaksanakan, yaitu pada 2 pekan lalu sebelum persidangan di Tehran, mereka telah mengumpulkan 182 radio dan stasiun-stasiun TV lokal.

Dalam beberapa saluran satelit, atas nama membela Ahlul Bait dan mempertahankan Wilayah Faqih sekelompok orang mengaku pengikut Syiah dan pelajar agama menghantam Ahlusunnah dan menyerang mereka yang biadap terhadap kesucian Ahlul Bait. Namun hasilnya justru semakin mencoreng nama Syiah dan terjadi fitnah yang dahsyat. Kami telah mendengar bahwa dalam kongres Amerika pada tahun 2009 secara resminya menyebutnya sebagai ‘Tahun Ikhtilaf Sunni dan Syiah’. Untuk ini mereka telah memperuntukkan anggaran yang khusus. Kita tidak lupa di permulaan perang di Irak, seluruh surat kabar memaklumkan, jika tidak salah, bertanggal 20 atau 19 Esfand 1384 surat kabar Kayhan menulis,

“نظاميان آمريكايي در عراق، يك جوان سيد و معمم نوراني را دستگير كرده بودند كه او، همان مهدي موعود است و مدت‌ها او را در زندان شكنجه مي‌كردند تا اعتراف كند او مهدي است”

(Tentara AS di Irak menangkap seorang Sayid dan guru; yaitu Imam Mahdi, mereka menyiksanya di penjara sehingga ia mengaku bahwa dirinya Imam Mahdi) setelah mereka mengetahui ayah dan ibu Imam Mahdi itu mempunyai beberapa tanda. Ayah dan ibu individu ini adalah orang lain, mereka sudah berputus harapan dan berjanji akan melaporkan kepada tentara Amerika jikalau menemui tempat persembunyian Al-Mahdi.

Begitu juga Bush, presiden Amerika yang lalu, sebuah lembaga ilmu dibentuk yang terdiri dari orang Islam dan Kristiani, teoretisi Gedung Putih telah diterangkan sehingga mereka melakukan penyelidikan tentang Al-Mahdi Maw’ud dan melaporkannya kepada beliau (presiden). Pernyataan ini turut tersebar dalam laporan media setempat, namun tidak diketahui apakah hasilnya.

Tanggal 17 bulan Ramadan tahun lalu, seseorang yang mengaku pelajar agama, namun pada hakekatnya bodoh dan tidak waras telah memprakarsai peringatan hari wafatnya Aisyah di London, Inggris dan melakuan penghinaan dan pelecehan terhadap istri Nabi, Aisyah yang tidak bisa dibernarkan oleh syariah. Perkara kontroversial tersebut mendapat perhatian dari para ulama Marja Taqlid dan Rahbar bahkan 90 ulama besar Syiah di Arab Saudi dan wilayah Timur Tengah, Imam Juma’at dan Jamaah, pusat-pusat pengkajian ilmiyah mengecam dan mengutuknya. Kecaman ini telah dicetak juga dalam surat khabar yang bernama al-Riyadh. Pergerakan yang mempunyai unsur fitnah seperti ini tidak jauh dari upaya Wahabi untuk memberi kesan jelek mengenai Syiah. Individu seperti ini telah mereka perkenalkan, dan biaya serta kemudahan telah diperuntukkan untuknya supaya ia dapat memberikan pernyataan-pernyataan mengenai dunia Islam.

Setelah bulan Ramadhan, bersamaan dengan tahun penghinaan (Yasser al-Habib) terhadap Ummul Mu’minin Aisyah, hampir 19 saluran satelit Wahabi senada mengadakan program menentang Syiah. Akibatnya sebahagian saluran Wahabi seperti saluran Wisal dan Safa, saya sendiri menonton program-program mereka selama beberapa menit, saluran ini dengan penuh emosi, mereka menggunakan kata-kata yang paling buruk untuk mencerca para ulama Marja’ Taqlid, bahkan orang perusuh sekalipun tidak akan melakukan seperti ini. Mereka terlalu biadab menghina makam-makam suci para Imam,terutama sekali dalam bulan Ramadhan yang penuh keberkahan tahun itu, saluran-saluran al-Mustaqillah, Hafiz, Safa, Nas, al-Rahmah, al-Hikmah, al-Khalijiyah dan al-Sihhah tidak memiliki rasa segan sedikitpun untuk melakukan pencercaaan dan penghinaan. Jelas apa yang mereka lakukan adalah bentuk konspirasi dan propaganda negatif, terlebih lagi belasan stasiun TV tersebut disiarkan melalui Nil Sat.

Alhamdulillah, pemerintah Mesir telah memblokir penyiaran beberapa saluran TV tersebut, seperti saluran Safa dan Wisal, yang telah mempropagandakan permusuhan yang terang-terangan terhadap Syiah dan mazhab Ahlul Bait. Lebih dari itu Arab Saudi dalam setiap penyelenggaraan haji, menyiarkan sebuah saluran radio siaran langsung dalam delapan bahasa yang ditujukan kepada para peziarah Haji Baitullah al-Haram.

Perkara penting lainnya, usaha mereka dalam menyebarkan kebencian dan permusuhan terhadap Syiah juga mereka sebar dalam halaman situs internet. Beberapa laporan dalam situs-situs web mereka yaitu mereka memaklumkan, ‘Saluran satelit Syiah lebih bahaya dari bom nuklir dan atom’. Ini disebabkan mereka tahu saluran seperti al-Kawthar, ulama seperti Ayatullah Kurani atau Sayyid Kamal Haidari ada sebagai berbicara di dalamnya yang berusaha menyingkap kebatilan-kebatilan mereka.


Gelombang kesadaran para pemuda Ahlusunnah dan Wahabi, dan cenderungnya mereka ke arah Syiah.

Dengan mengamati informasi yang telah tersebar, saya selalu berusaha mencari berita-berita online atau satelit yang up date, ataupun berita terbaru melalui perantaraan sahabat-sahabat. Saya ingin mengatakan satu hal bahwa, sampai dalam kurun ke-15 ini, belum ada para pemuda Wahabi dan Ahlusunnah yang lebih cenderung kepada Syiah seperti kurun sekarang. Hampir setiap minggu 10, 20 orang atau lebih dari 30 orang merujuk kepada saya dan secara resmi menyatakan mereka mengikut Mazhab Ahlul Bait. Dalam tahun ini saja, beberapa kali para pemuda Kristiani datang ke Qom dan Maha Besar Allah memberi taufiq-Nya, mereka telah menjadi Syiah di tangan kami dan pulang.

40 hari yang lalu, seorang pemuda berusia 25 tahun datang dari London, beliau adalah seorang da’i dari Baha’i. Beliau terpengaruh dengan kata-kata kami dalam salah satu acara TV dan akhirnya mengambil keputusan untuk bertaubat, lantas mengikuti mazhab Ahlul Bait dan cenderung kepada Syiah.


Penyikapan Syiah terhadap Ahlulsunnah.

Dengan tersebarnya propaganda yang dilakukan Wahabi, di beberapa tempat seringkali menghasilkan keputusan yang negatif mengenai Syiah.

Abu Bashir pernah datang menemui Imam Sadiq dan berkata:
Bagaimana cara kita berhadapan dengan Ahlusunnah? Imam berkata: Apakah engkau mempunyai Imam dan yakin mengikutinya? ujarnya: Iya. Imam berkata: Saya adalah Imam kamu, dan keniscayaan bagi kamu mengikuti kami, bermuamalahlah kepada Ahlusunnah sebagaimanaa yang saya lakukan, andainya mereka sakit saya menziarahi mereka. Jikalau mereka meninggal dunia, saya akan mengikut perarakan jenazah mereka. Sekiranya… (seterusnya sampai akhir riwayat).

Karana itu kami mengatakan beberapa kali. Apakah yang hendak terjadi kepada Syiah jikalau para Imam tidak berpesan supaya kita beradab santun dengan Ahlusunnah?. Apa yang berlaku jika para marja kita tidak melarang kita dari mencerca?.


Menyebarkan Penentangan Ulama Syiah terhadap Mazhab Syiah.

Salah satu bentuk propaganda baru Wahabi adalah menyebarkan perkara-perkara yang menentang Syiah dari ulama-ulama Syiah sendiri. Dalam 2 – 3 minggu belakangan ini, isu ini telah didanai. Jika anda menonton saluran-saluran Wahabi Safa, Wisal, dan Nur selama sepekan, anda akan dapati salah satu perkara yang mereka singgung ialah ada di kalangan para ulama Syiah yang membicarakan perkara yang menentang Syiah. Contohnya seperti apa yang dikatakan sebagai Dr. Musa Musawi, cucu al-Marhum Sayyid Abul Hasan Esfahani, mereka telah banyak mengeluarkan biaya di dalam halaman site, satelit dan kitab-kitabnya. Beliau telah menulis kitab yang bernama As-Syiah Wa Al-Tashih. Ayatullah al-Uzma Subhani menukilkan kepada saya dengan berkata,

«من خودم از راديو شنيدم كه صدام مي‌گفت: اگر اين 8 سال جنگ ما عليه ايران، هيچ فايده‌اي نداشت جز اين‌كه اين كتاب توسط يك مرجع زاده نوشته شد، براي ما كافي است».

(Saya sendiri mendengar Saddam mengatakan, jika dalam perang 8 tahun kita menentang Iran dan tidak memberi faedah apa-apa, cukuplah kemenangan bagi kita sebuah kitab yang ditulis oleh cucu seorang Marja).

Kitab ini dari awal sampai halaman terakhirnya, tidak ada yang lain kecuali penghinaan yang melampaui batas terhadap Syiah dan tempat-tempat sucinya. Wahabi juga turut menyatakan suka citanya dengan kehadiran buku tersebut. Salah seorang Marja Taqlid besar yang mungkin sebaiknya tidak usah saya sebutkan nama beliau di sini, beliau terkenal di kalangan penuntut agama sebagai seorang yang bersih, taqwa dan berwilayah. Beliau berkata kepada saya, “Saya tidak akan lupa, Musa Musawi ini di Zaman Syah, ia seorang peminum arak, pezina dan pergi ke club-club malam, dan ia sering bersama seorang artis.” Beliau juga bersama-sama dengan beberapa penari masyhur, memberi cek kepada mereka, lari dari Iran yang kemudian berita mengenai hal tersebut tersebar dalam surat kabar. Ada orang memberitahu kepada saya, “Sudah tentu ia tahu memberi uang kepada mereka ini adalah haram, dan pengeluaran uang tersebut di jalan yang salah. Ia mengatakan, “Beliau dilihat bertemu dengan bekas perdana menteri Syah, dan dikenakan topi di kepalanya, dan ia mengambil sejumlah uang dan melarikan diri”. Sekarang lihatlah golongan Wahabi hari ini memuliakan individu seperti ini, dengan menyamaratakan semua keluarga dan orang yang ada disekelilingnya, orang ini kemudian diperkenalkan sebagai seorang pemikir Syiah di mana dikatakan, “Setelah ia tahu Syiah adalah sebuah mazhab yang sesat, ia menulis sebuah buku yang dinamakan Al-Syiah Wa Al-Tashih.”.

Dia sekitar 7 sampai 8 tahun yang lalu di Arab Saudi telah menderita penyakit barah akibat banyak meminum arak. Saya pernah menghubungi beberapa orang pamannya dan anak saudaranya di Masyhad, termasuk adik kandungnya di Teheran. Mereka berkata “Kami sangat merasa malu, kami hanya bisa membantah apa yang dia lakukan dan nyatakan bahwa apapun yang dia nyatakan dan lakukan tidak ada lagi sangkut pautnya dengan keluarga”.

Sekarang mereka buat juga membuat ulama boneka, Sayyid Abu al-Fadhl Burqe’i sambil menggelarinya Ayatullah Uzma, kononnya beliau salah seorang ustaz hauzah ilmiyah Qom yang tersohor. Setiap hari rekaman ceramah beliau yang menghina simbol-simbol suci Syiah, penghinaan kepada para ulama marja’ besar Syiah dan ejekan terhadap ziarah para Imam ditayangkan berkali-kali dalam Saluran Nur, sementara dalam saluran-saluran Arab ditayangkan juga biografi dan sejarah latar belakangnya dengan sangat jelas. Memang benar beliau pernah berada di dalam Hauzah, yaitu di zaman Ayatullah Burujerdi, ia mengajar kitab Rasail dan makasib, dan disebabkan kebiadabannya terhadap Ayatullah Burujerdi di dalam Masjid Imam, penduduk Qom telah mengusir dan memintanya keluar dari kota Qom. Beliau pergi ke Tehran dan membina masjid Wazir Daftar. Beberapa ketika beliau di sana, beliau masih meneruskan penghinaan dan pengikut Syiah di sana turut menyingkirkannya.

Ia juga pernah menerjemahkan Kitab Ibnu Taimiyah dalam bahasa Persia. Beberapa tahun lalu kami ke Makkah, ketika kami masuk ke Baitullah Al-Haram, bungkusan jilid yang dimasukkan al-Quran kecil ke dalamnya, saya lihat salah satunya mengandungi terjemahan Minhaj Al-Sunnah Ibnu Taimiyah hasil karya Abul Fadhl Burqe’i. Ini benar-benar sebuah skandal. Beliau juga mempunyai hampir 70 karya dan buku. Dari jumlah tersebut hampir 30 kitab yang menyampaikan hal sebenarnya mengenai Syiah dan 40 kitab menentang Syiah. Namun menjelang penghujung usia, beliau menyesal di atas kebiadabannya. Namun penyesalan tidak lagi berguna:
“Dan tidak ada gunanya taubat itu kepada orang-orang yang selalu melakukan kejahatan, hingga apabila salah seorang dari mereka hampir mati, berkatalah ia: “Sesungguhnya aku bertaubat sekarang ini,” (sedang taubatnya itu sudah terlambat), dan (demikian juga halnya) orang-orang yang mati sedang mereka tetap kafir. Orang-orang yang demikian, Kami telah sediakan bagi mereka azab yang teramat pedih.” (Surah Al-Nisa ayat 18).

Salah seorang sahabat-sahabat terdekat beliau sendiri, Husaini dan Rajani menukilkan dan menulis, “Beliau meninggal karena sebuah penyakit. Kami telah pergi menjenguknya dan beliau membaca surat wasiatnya untuk kami dan berkata: Saya seorang Syiah yang percaya keimamahan dan kemaksuman 12 Imam. Dan saya pernah melakukan kekhilafan”. Ketika beliau dikeluarkan dari Teheran, beliau pergi ke kampung Kun di kawasan Teheran dan tinggal di rumah anak laki-lakinya.

Beliau berwasiat: “Jikalau pengikut Syiah mengizinkan, kuburkan jenazahku di dalam perkuburan sanak saudara Nabi Syuaib as semoga baginda Nabi memberikan syafaat kepadaku dan Allah mengampuniku”. Sekarang kelancangan memerangi Syiah atau merusakkan pemikiran para pemuda adalah dengan memutarkan rekaman ucapan pendek beliau. Namun Uthman Khamis seorang pemuka ekstrim Wahabi dan pemikirannya, kelancangannya telah menguntungkan Syiah dan sudah tentu Syiah dalam akidahnya sangat tegar. Ia selalu memperkenalkan sosok Sayyid Abul Fadhl Burqe’i sebagai seorang tokoh Syiah terkemuka di mana sebelumnya adalah seorang Syiah dan kemudian masuk Sunni. Beginilah cara mereka mereka menebar fitnah dan kebohongan. Sekiranya mereka tidak menemukan seorang watak Syiah yang sesuai dengan keinginan mereka, mereka pasti akan menciptanya.

Contohnya berbagai kitab yang dicetak di Arab Saudi dengan nama Ayatullah al-Uzma Subhani dan Allamah Askari. Ayatullah al-Uzma Subhani menulis dalam sepucuk surat kepada Dr. Qardawi: “Apakah anda tidak punya tindakan apa-apa mengenai kenyataan di Arab Saudi dan Emirat, yang tidak berlalu satu hari melainkan ditulis sebuah risalah atau buku, atau makalah yang menyerang Syiah dan malangnya, ia sentiasa mengulang tuduhan-tuduhan palsu di mana puluhan kali jawaban sudah diberi…, mereka masih tidak cukup dengan ini, buku-buku mengkritik Syiah dengan nama Ulama Syiah telah dicetak dan disebarkan. Sehingga sebuah kitab yang mengatasnamakan saya, dan sebuah kitab dengan nama al-Marhum Allamah Askari telah di cetak dan diterbitkan. Kedua-duanya diperkenalkan seorang muballigh Wahabi dan pengkritik Syiah”. Yaitu mereka tidak ragu sedikitpun melakukan kebohongan dengan menciptakan tokoh fiktif atau mencaplok nama pemuka Syiah yang menjadi pengkritik Syiah.

Sehingga seorang saudara kita dari Afganistan menelepon saya dan berkata, “Di sini mereka telah menulis sebuah kitab yang mengandungi kata-kata anda yaitu Qazwini telah menjadi Ahlusunnah dan menentang Syiah dan risalah-risalah telah mereka sebarkan”. Saya pun berkata, “Jikalau suara Ayatullah al-Uzma Subhani dan Allamah Askari tidak sampai ke seluruh dunia serta terbatas, saya dengan berkah Ahlul Bait as hadir bergiat dalam dialog Syiah – Wahabi, dan di dalam saluran Al-Mustaqillah, Nur, Salam dan Wilayah tidak sampai seminggu yang lalu saya menjalankan program menentang Wahabi dan mempertahankan Syiah”. Mereka sampai ke tahap ini melakukan upaya penentangan Syiah. Atau seperti buku Lillah Thumma Li Tarikh (telah diterjemahkan dalam bahasa Indonesia, “Mengapa Saya Keluar dari Syiah”), Arab Saudi telah mencetaknya dengan edaran jutaan eksemplar dan disebarkan ke seluruh negara-negara Islam.

Dalam pertemuan saya dengan salah seorang ulama besar di Qatif di Makkah al-Mukarramah, ia berkata, “Di kawasan Qatif dan Ahsha, buku ini diedarkan kepada pemuda-pemuda Syiah dari sebuah kios. Di mana saja mereka lihat orang beratur membeli roti atau selainnya, mereka akan bawa serta mengedarkannya dengan gratis”. Di Kuwait 100 ribu naskah buku ini telah dicetak dan disebarkan kepada khalayak ramai. Salah seorang ulama terkenal Syiah Kuwait, (bernama) Muhri secara resmi memberi peringatan kepada kerajaan Kuwait, “Jikalau penyebaran buku ini tidak dicegah, Kuwait akan menjadi Lebanon kedua”. Mereka serta-merta kemudian melakukan pelarangan penyebaran buku tersebut. Penulis buku ini juga adalah yang dikatakan sebagai Ayatullah Sayyid Husain Musawi, salah seorang marja Syiah terkenal di Najaf (sebagaimana yang tertulis dalam buku tersebut) Ia pernah mengajar di sana selama beberapa tahun namun karena mendapat keragu-raguan, lantas pergi mencari jawaban dan berguru kepada Ayatullah al-Uzma al-Khui, Ayatullah al-Uzma Sadr dan ulama-ulama besar Syiah lainnya. Namun kesemua ulama-ulama Syiah tersebut tidak mampu menjawab keraguannya sehingg ia kembali kepada Ahlusunnah dan menjadi Wahabi. Hari ini Wahabi begitu mengagung-agungkan Sayyid Husain Musawi dan bukunya dicetak dan diedarkan ke negara-negara Islam dengan berjuta-juta naskah. Walau bagaimana pun banyak kitab telah ditulis untuk menyangkal bukunya.

Salah satu buku terbaik ialah dikarang oleh ulama terkenal Saudi yang bernama Syaikh Ali Al Muhsin yang pernah menimba ilmu di Hawzah Ilmiyah Qom. Kitab ini berjudul ‘Lillah Thumma Lil Haqiqah’. Hampir 15 kitab telah menjawab buku tersebut, dan ada di dalam beberapa situs.


Di Pakistan, 3 juta Pelajar Wahabi Direkrut untuk Menyebarkan Ajaran Wahabi

Di Afghanistan, terdapat 11 ribu madrasah dibangun oleh Wahabi dan untuk Negara ini saja lebih dari 70 ribu pelajar Wahabi yang direkrut.

Sebelum ini, pemimpin pelajar Ahlusunnah atau guru dari kota Timur dan Selatan telah dibawa ke Madinah untuk belajar di Universitas Madinah. Saya berusaha mengenal lebih dekat pembelajaran di sana. Tatkala kepergian mereka (pelajar) ke Arab Saudi menghadapi masalah, Saudi telah membina madrasah di Emirat yang menempatkan 12 ribu pelajar. Beberapa kali pelajar dari Iran, Afghanistan dan Tajikistan dibawa ke Emirat. Mereka dibekali dengan uang yang sangat banyak ketika tabligh dan pulang ke kampung halaman mereka. Para hadirin sekalian, demikianlah gambaran besar dari berbagai upaya mereka untuk menghancurkan Syiah dan menyebarkan mazhab mereka.

(Syiah-Ali/12-Imam/I-today/ABNS)
Share this post :

Post a Comment

mohon gunakan email

Terkait Berita: