DAKWAH KAUM SALAFI menuduh Syiah dan NU sama-sama sesat karena melakukan sholawat bid’ah.
Aliran Syiah di Indonesia dianggap ahli bid’ah. Ketua Umum PBNU dilaknat dan dicaci maki oleh wahabi..
…Warga wahabi jangan sembrono memvonis kelompok-kelompok lainnya.
Kamis, 23 May 2013.
Celaan, laknat dan caci maki wahabi untuk Said Aqil: Jangan Jadi Ulama Syaithani!
Ustadz Ba’asyir Tantang Said Aqil dan Ansyaad Mbai Mubahalah
Abu Bakar Ba’asyir Tuding Syaikh KH Said Aqil sebagai Ulama Setan
Presiden SBY kaget Abu Bakar Baasyir bikin buku di penjara
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengaku kaget setelah mendengar laporan bahwa Pimpinan Jamaah Ansharut Tauhid (JAT) Abu Bakar Ba’asyir membuat buku di dalam penjara. Buku Tadziroh II yang berisi paham radikal itu disebar di dalam penjara.
“Bapak presiden terkejut buku ini keluar, kok bisa katanya, bisa ditulis di penjara. Ditulis ditandatangani sendiri. Menurut dia di buku ini (Tadziroh) DPR, MPR togut. Menurut buku dia juga enggak boleh ada hukum lain selain hukum Allah,” kata Kepala Badan Nasional Penanggulangan Teroris (BNPT) Ansyaad Mbai dalam dialog ormas di Hotel Grand Sahid, Jakarta, Sabtu (11/5).
Setelah membaca buku bersampul hijau tersebut, tercermin ada ideologi dan paham yang keliru dari Baasyir. Selain itu, ada beberapa kepentingan politik yang diingini Baasyir.
“Radikalisme itu paham yang menganggap yang lain salah dan merasa paling memahami ayat dan hadis kemudian menghabisi lawan dengan itu,” ujarnya.
Hal yang sama dikatakan dengan oleh Ketua Umum PBNU Said Aqil Siradj. Dia menganggap, pemahaman Baasyir dangkal.
“Hafal Alquran enggak sampai substansinya. Hal-hal lain kurang cuma bibir saja,” katanya.
Baasyir kini mendekam di Penjara Nusakambangan, Cilacap, Jawa Tengah. Ia dijatuhi hukuman 15 tahun penjara oleh Mahkamah Agung (MA) atas tuduhan tindak pidana terorisme.
Kalau dilihat keilmuan antara Syaikh Said dengan Abu Bakar Ba’asyir sangat jauh. Abu Bakar hanya lulusan pesantren gontor sedangkan Syaikh Said lulusan doktor Universitas Ummul Quro Mekah Saudi Arabia.
Syaikh Said yang sudah lama mukin di Saudi tentunya sudah paham betul berbagai macam aliran keagaamaan termasuk yang suka mengkafirkan.
Semoga saja, Abu Bakar Ba’asyir sadar tak mudah menganggap kafir atau setan pihak lain.
Saya bisa mengerut kepala melihat pernyataan pernyataan Abu Bakar Ba’asyir yang asal menuduh orang dengan kalimat yang kasar.
Seorang ulama yang sangat dihormati di kalangan NU Syaikh KH Said Aqil Siradj disebut Abu Bakar Ba’asyir sebagai ulama setan.
Nasehat Ustadz Ba’asyir untuk Said Aqil: Jangan Jadi Ulama Syaithani!
Wahabi Mencela NU
Para pembaca yang semoga dirahmati oleh Allah, di antara aqidah Ahlus Sunnah adalah kita mencintai para Ahlul Bait Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, namun tidak berlebihan dalam mencintai salah seorang di antara mereka. Kita juga tidak boleh berlepas diri (antipati) terhadap seorang pun dari mereka. Kita membenci orang yang membenci dan menjelek-jelekkan mereka. Kita pun hanya menyebut mereka dalam kebaikan. Mencintai mereka adalah bagian dari agama, begian dari iman, dan salah satu bentuk ihsan. Sedangkan membenci mereka adalah kekufuran, kemunafikan, dan sikap melampaui batas.
Umat Islam di seantero dunia beberapa dekade belakangan ini begitu gencar digelinding oleh gerakan dakwah yang cenderung bersifat ekstrem bahkan sangat meresahkan, tidak terkecuali di Indonesia. ‘Aksi’ takfir (pengkafiran), Tasyrik (pemusyrikan) maupun tabdi’ (pembid’ahan) boleh dikatakan paham yang lagi ‘ngetren’ dewasa ini.
Fenomena ini nyatanya tidak hanya mengeroposi bingkai-bingkai ukhuwwah Islamiyah, namun telah sampai pada tataran merusak pondasi-pondasi agama yang telah menjadi konsensus bersama. dan, kemajuan teknologi informasi makin mendorong meluasnya ‘fatwa-fatwa’ mereka laksana air terlepas dari salurannya. Kekacauan fatwa (faudha al fatawa) pun tidak bisa terelakkan. Umat Islam pun kebingungan.
JAT melaknat/mencela/mencaci maki Said Aqil Siradj sebagai “Al-Kadzab (Sang Pendusta)”
Amir Jamaah Ansharut Tauhid (JAT) Wilayah Jakarta, ustadz Nanang Ainur Rofiq dengan tegas membantah tuduhan Ketua Umum PBNU, Said Aqil Siradj yang menyatakan ustadz Abu Bakar Ba’asyir sebagai Khawarij. Bahkan ustadz Ainur Rofiq balik menuding Said Aqil sebagai Al-Kadzab (sang pendusta).
Ketua PBNU Said Aqil tuding Ustadz Ba’asyir ngebom gereja. Said Aqil menuduh Ustadz Abu Bakar Ba’asyir dan Ustadz Abdullah Sungkar sebagai pengebom gereja
Tuduhan pun jauh lebih dahsyat: pengebom gereja untuk mendirikan Negara Islam.
“Abu Bakar Ba’asyir dan Abdullah Sungkar juga mendirikan NII, lalu dikejar-kejar oleh tentara waktu zaman Orde Baru lari ke Malaysia bikin pesantren di Johor. Kalau Abdullah Sungkar pokoknya gereja harus dibom, tapi kalau Abu Bakar Ba’asyir agak mending dikit, gereja yang legal jangan, gereja yang tidak legal itu yang harus dibom,” ujar Said Aqil berapi-api dalam workshop “Deradikalisasi Agama Berbasis Kyai/Nyai dan Pesantren” yang digelar Muslimat NU di Park Hotel Jakarta, Sabtu (3/12/2011). Tak sendirian, dalam acara tersebut Said Aqil tampil bersama Ketua Umum Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Ansyad Mbai.
Untuk memuluskan aksi terorisme, jelas Said Aqil, Ustadz Abdullah Sungkar dan Ustadz Abu Bakar Ba’asyir membuka pesantren di Malaysia untuk mengkader generasi teror yang disiapkan untuk beraksi di Indonesia.
“Bikin pesantren di Johor merekrut semua santri-santri yang dari Indonesia dan didoktrin menjadi pelaku-pelaku teror atau minimal atau kelompok-kelompok radikal,” jelas Said Aqil di hadapan puluhan kiyai dan nyai Nahdliyin.
“Begitu reformasi, di sini terbuka, tentara sudah tidak berfungsi, mereka kembali ke Indonesia, kebebasan ini dimanfaatkan oleh mereka semaksimal mungkin, jadi kebebasan ini dimanfaatkan oleh gerakan-gerakan radikal,” imbuh kiyai pernah menjabat sebagai Penasihat organisasi Salibis PMKRI (Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia) dan Anggota Kehormatan Majelis Tinggi Agama Khonghucu Indonesia (MATAKIN) itu.
Apakah Said Aqil Siradj Tak Pernah Shalat Malam, Puasa & Hafal Qur’an? http://www.voa-islam.com melaknat pimpinan NU !
Wahabi , Musuh Umat Islam
Namun sayangnya, telah muncul suatu kelompok (agama) yang menamakan dirinya dengan wahabi. Mereka mengaku muslim, akan tetapi mereka sangat membenci NU.
Mereka mengkritik, mengecam, dan akhirnya berani mencela beberapa tokoh NU, serta merendahkan martabat mereka. Apabila mereka menyebutkan salah seorang ketua PBNU bukannya mengatakan radhiyallahu ‘anhu (semoga Allah meridhainya) untuk mendoakan mereka, tetapi justru mengatakan la’natullah ‘alaihi (Semoga Allah melaknatnya).
Bahkan yang lebih parah lagi, mereka sampai mengkafirkan GUSDUR..
NU banyak menjawab berbagai permasalahan terkait dengan pemahan kaum yang menamakan diri “Salafi” itu. Muali dari soal sunnah dan bid’ah, taklid, maulid Nabi, ziarah ke makam Rasulullah, tawasul, tabarruk hingga mengklaim kedua orangtua Rasulullah saw. sebagai ahli neraka.
KH Said Aqil Siradj, Sampeyan Muslim? gugat http://www.akhirzaman.info/islam/syiah/2185-47-jurus-mabok-ketua-umum-pbnu-said-aqil-siradj.html
Ucapan KH. Said Aqil Dipelintir Oleh Arrahmah dan Voa-Islam (Syi’ah Bela Kiai Said).
Hingga saat ini, penyebaran virus wahabi berkembang sangat pesat. Arab Saudi memiliki dana yang besar dalam mendiasporakan ideology wahabi. Seperti melalui beasiswa untuk belajar di sana, media, percetakan dan lembaga pendidikan.
Mahasiswa yang telah selesai mengenyam Ilmu di sana, pulang dengan membawa ajaran wahabi. Melalui dakwah mereka mulai mempermasalahkan yang mestinya tidak perlu dipermasalahkan, menebarkan kebencian dan permusuhan pada kelompok yang berbeda dengan ajaran mereka, gemar menuduh umat Islam yang tak sejalan dengan mereka dengan tuduhan kafir, syirik dan ahli bidah. Itulah ucapan yang selalu didengungkan di setiap kesempatan dakwah mereka.
Merembaknya virus wahabi di Indonesia, sangat berdampak negative terhadap stabilitas Negara. Di Indonesia mereka tidak memakai nama wahabi, akan tetapi salafi. Kita pun dapat menyaksiakan menjamurnya kelompok-kelompok radikal-ekstrem. Keberadaan mareka mencabik-cabik kebhinekaan kita. Di sini saya tidak mengatakan wahabi satu-satunya sebagai subversif, tapi salah satu diantaranya.
Seperti biasanya, penggembosan terhadap tokoh Nahdlatul Ulama (NU) dilakukan oleh media-media radikal untuk melancarkan serangannya. Tokoh yang sering digembosi lalu diblow up media mereka adalah KH. Said Aqil Siradj, Ketua Umum PBNU. Tujuannya tentu untuk melemahkan ormas terbesar di Indonesia tersebut karena ormas NU gencar menghadang faham radikal beragama yang diusung oleh media-medianya seperti Arrahmah.Com, Voa-Islam.Com, Nahimunkar.com, dan lain-lain.
Minggu, 12 Mei 2013 situs media islam online Arrahmah.Com menurunkan judul berita yang sangat tendensius, provokatif dan tidak sesuai dengan kenyataan: Ketua PBNU Said Aqil Siradj: Cikal bakal teroris itu rajin shalat malam, puasa dan hafal Qur’an.
Di lain pihak media saudara kandungnya, Voa-Islam.Com menulis judul yang tak jauh beda: “PBNU: Cikal Bakal Teroris itu Rajin Shalat Malam, Puasa & Hafal Quran”.
Beberapa saat kemudian tulisan artikel tersebut di copy oleh beberapa media islam yang lain, terutama oleh media-media yang membenci terhadap Nahdlatul Ulama seperti Nahimunkar.Com dan lain-lain.
Apa yang orang fikirkan ketika membaca judul tersebut? tentu saja orang (orang awam -red.) akan menyimpulkan bahwa KH. Said Aqil Siradj itu terlalu tendensius terhadap islam, tidak menghargai agama Islam, tidak menghargai orang yang rajin shalat malam, puasa, dan hafal al-qur’an. Bahkan ada yang menyebutnya, “Apakah Said Aqil ini tidak pernah shalat malam, tidak pernah puasa, tidak hafal Al-Qur’an?”. Tentu saja ini misi penyesatan terhadap umat yang dilakukan oleh media yang sangat hasud terhadap Nahdlatul Ulama, terutama ketua umumnya KH. Said Aqil Siradj.
Apa yang sebenarnya terjadi?
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Prof. Dr. K.H. Said Aqil Siradj, M.A., mengungkapkan bahwa cikal bakal pemahaman radikalisme dan terorisme sudah ada sejak zaman Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam dan para sahabat. Ia pun menceritakan sosok Dzulkhuwaisir, yang begitu sombong menyuruh Rasulullah berbuat adil.
“Nanti dari umatku akan muncul seperti orang ini, hafal Qur’an, dalilnya Qur’an tapi tidak melewati tenggorokannya. Artinya tidak paham secara substansif. Mereka itu sejelek-jelek manusia bahkan lebih jelek daripada binatang. Saya tidak termasuk mereka, mereka tidak termasuk kami,” kata Said Aqil Siradj saat menjadi narasumber Dialog Ormas-ormas Islam dalam Mempertahankan NKRI, di Sahid Hotel, Jakarta Pusat, pada Sabtu (11/5/2013).
Coba kita perhatian baik-baik pernyataan Ketua PBNU Said Aqil Siradj:
“Nanti dari umatku akan muncul seperti orang ini, hafal Qur’an, dalilnya Qur’an tapi tidak melewati tenggorokannya. Artinya tidak paham secara substansif. Mereka itu sejelek-jelek manusia bahkan lebih jelek daripada binatang. Saya tidak termasuk mereka, mereka tidak termasuk kami…. Prediksi Rasulullah ini terbukti tahun 40 H, Sayyidina Ali keluar dari rumahnya mengimami shalat Shubuh dibunuh, bukan oleh orang Kristen, bukan oleh orang Katholik, bukan oleh orang Hindu, bukan oleh orang nonmuslim. Yang membunuh Abdurrahman bin Muljam, qaimul lail, shaimun nahar, hafizhul Qur’an. Yang membunuh Sayyidina Ali ini tiap hari puasa, tiap malam Tahajjud, dan hafal Qur’an.”
Apa yang dikatakan Ketua PBNU Said Aqil Siradj itu tidak tendensius bagi kaum muslimin.
Bahwa sering mendirikan shalat malam, berpuasa di siang hari, dan hafal Al-Qur’an, adalah di antara gambaran seorang muslim yang taat, itu memang benar. Namun, tidak demikian dengan Khawarij. Mereka juga sering mendirikan shalat malam, berpuasa di siang hari, dan hafal Al-Qur’an, tapi tidak memahami ajaran Al-Qur’an secara substansif. Sebagaimana dikatakan Ketua PBNU Said Aqil Siradj, mengutip sabda Nabi Muhammad SAW, “Nanti dari umatku akan muncul seperti orang ini, hafal Qur’an, dalilnya Qur’an tapi tidak melewati tenggorokannya (tidak memahami ajaran Al-Qur’an secara substansif).” Akibatnya, ya itu tadi, bahkan Sayyidina Ali, yang nota bene seorang khalifah Islam, pun dibunuh oleh Khawarij.
Apa yg dikatakan KH. Said Aqil Siradj sebagaimana dijelaskan di dalam Kitab Majma’ Az-Zawaid wa Manba’ Al-Fawaid karya Al-Hafizh Nuruddin Ali bin Abu Bakar bin Sulaiman Al-Haitsami Al-Mishri pentahqiq Muhammad Abdul Qadir Ahmad ‘Atho penerbit Darr Al-Kutub Al-Ilmiah Beirut Libanon cetakan pertama 2001/1422 H juz 6 hal. 241-242.
Jadi, justru Ketua PBNU Said Aqil Siradj mengingatkan agar kita, kaum muslimin, memahami ajaran Al-Qur’an secara benar, sehingga tidak picik seperti Khawarij, yang akibat kepicikannya itu mereka main bunuh saja. Bahkan, seorang khalifah, yang nota bene pemimpin umat Islam, pun mereka bunuh karena kepicikan itu. Itulah yang seharusnya dimuat dan dipaparkan oleh media-media radikal yang hanya bisa memecah belah ummat islam seperti Arrahmah.Com, Voa-Islam.Com, dan Nahimunkar.Com!
DALAM perjalanan untuk menuju mengenal Allah SWT, perkara yang perlu ada terhadap individu tersebut adalah penguasaan ilmu yang mantap terhadap persoalan tauhid kepada Ilahi. Maka dengan itu, para ulama terdahulu berusaha mengajak masyarakat mendekatkan diri kepada-Nya dengan cara pendidikan.
Didikan itu, sama ada melalui pengajaran atau penulisan, para ulama berusaha meneruskan kesinambungan tanggungjawab para rasul terdahulu dalam menanam keimanan tauhid ilahiyat, nubuwwat dan samiyyat kepada umat Islam.
Wahabi tidak berakhlak !
Malah Imam Ghazali pernah berkata bahawa mempelajari ilmu antara Tauhid dan Tasawuf itu hukumnya fardu ain kerana hati manusia tiada sunyi dari penyakit hati kecuali hanya para nabi.
(Syiahali/Kabar-Islam/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email