Pesan Rahbar

Home » , » Irak dan Perang Melawan ISIL

Irak dan Perang Melawan ISIL

Written By Unknown on Sunday, 22 February 2015 | 23:35:00


Baghdad berhasil mengusir kelompok teroris takfiri dari beberapa daerah dengan dukungan ulama, milisi rakyat, dan pasukan keamanan. Tetapi pertempuran terus berlangsung di wilayah lain.

KBS melaporkan, perubahan lapangan di Irak terus berlangsung dan ISIL masih menguasai provinsi penting Nainawa dan sebagian Shalahuddin. Pasca pembersihan total Diyala, tentara Irak melanjutkan operasinya ke Baiji. Kota ini penting karena dikenal memiliki kilang minyak.

Hari-hari terakhir diberitakan tentang isu serangan darat. Amerika melontarkan isu ini untuk membinasakan ISIL. Jenderal Allen sebagai koordinator koalisi internasional telah berbicara tentang dekatnya serangan darat dan infromasi waktunya.

Yordania sangat antusias mengamati basis-basis ISIL setelah eksekusi pilot tempurnya al-Kasasibah, kemungkinan besar berpartisipasi dalam perang darat. Yordania adalah salah satu negara yang siap terlibat di dalam perang darat sebagai bentuk reaksi atas pembakaran hidup-hidup pilot tempurnya oleh teroris ISIL. Yordania memanfaatkan atmosfir rakyatnya yang ingin menuntut pembalasan dendam.

Namun operasi-operasi di Mosul belum diinformasikan secara jelas dan hari-hari terakhir diberitakan tentang pelatihan tentara-tentara Irak untuk memulai operasi. Waktu operasinya telah diumumkan pada musim panas mendatang.

Jenderal Amerika Allen mengumumkan tentang pembentukan empat pusat pelatihan bagi pasukan Irak dan suku Sunni di al-Anbar, al-Taji, Erbil, dan Samaya. Para pelatih dari Australia, Denmark, Spanyol, Italia, Jerman, Belgia, dan Belanda akan hadir di pusat-pusat ini.

Dalam bidang ekonomi, penurunan harga minyak telah memukul pemerintah Irak. Penurunan harga minyak dalam kondisi yang tidak stabil ini yang dialami oleh Irak adalah persoalan yang besar. Pendapatan minyak Irak pada tahun-tahun yang lalu adalah 120 juta dolar, sementara saat ini tidak melebihi 70 juta dolar. Adil Abdul Mahdi mengatakan, ekspor minyak Irak tidak melebihi dari dua setengah juta barel per hari, padahal sebelumnya tiga juta setengah dan ini hasil dari pengaruh pergerakan teroris di beberapa bagian di Irak.

Tak diragukan bahwa setiap negara yang mengalami krisis karena perang, niscaya membutuhkan uang dan pendapatan. Sementara dalam kondisi saat ini tidak mungkin mengurangi pembiayaan keamanan dan militer, melainkan dituntut untuk menaikkannya. Pemerintah Irak terpaksa mengurangi pengeluaran di sebagian kementerian dan lembaga-lembaga pemerintahan. Opsi lain yang harus diambil adalah pinjaman. Tetapi opsi ini memiliki konsekuensi-konsekuensi, terkhusus jika meminjam ke lembaga keuangan internasional atau bank internasional yang memiliki syarat-syarat ketat. Meminjam ke orang-orang kaya dalam negeri pun akan memberatkan beban pemerintah, karena disamping memiliki bunga yang tinggi, pemerintah juga harus memberikan keutamaan-keutamaan. Di sisi lain, memproduksi minyak dalam jumlah yang besar akan bertentangan dengan kesepakatan OPEC. Opsi lain yang mungkin, perbaikan sistem keuangan. Tetapi hal ini membutuhkan perbaikan pelayanan dan pemberian bonus-bonus bagi pembayar pajak dalam bentuk keringanan pajak dan ini tidak efektif untuk dilakukan saat ini.

Salah satu masalah yang senantiasa dilontarkan oleh para wakil parlemen Irak adalah bantuan udara untuk teroris ISIL. Hakim al-Zamali, Ketua Komisi Keamanan dan Pertahanan Parlemen Irak, mengatakan, kami menerima bukti-bukti, gambar-gambar, dan informasi-informasi yang menunjukkan sebagian pesawat koalisi internasional menerjunkan bantuan untuk ISIL dan mendarat di bandara yang dikendalikan ISIL. Hal ini merupakan pelanggaran kedaulatan Irak dan hukum internasional. Pengiriman bantuan ke ISIL, selain menggoyangkan keamanan Irak juga memperpanjang perang melawan ISIL.

Sebagaimana yang dikatakan tentang keterlibatan Yordania di dalam perang melawan ISIL, Yordania juga menempatkan ribuan pasukan di perbatasan dengan Irak dan belum jelas apakah tujuan pasukan ini adalah untuk mencegah operasi-operasi ISIL di perbatasan antara Irak dan Yordania atau ada rencana lain.

Bagaimanapun, keprihatinan terpenting Irak dalam kondisi sekarang ini adalah mengusir dan menghancurkan teroris ISIL. Baghdad berupaya selain melakukan operasi pasukan keamanan dan milisi rakyat juga menunggu bantuan internasional. Pemerintah Irak menentang keterlibatan langsung pasukan darat negara asing dan menekankan bantuan udara, pelatihan, dan konsultasi. Pemerintah Irak harus menunggu peristiwa apa yang akan terjadi dalam proses perang dengan ISIL di Irak dengan memandang masalah ekonomi dan beberapa hambatan lain

Di sisi lain fenomena ini, kelompok teroris akan menggunakan dan memobilisasi segenap fasilitas yang dimilikinya untuk menjaga wilayah yang telah direbutnya seperti bom mobil dan operasi-operasi lainnya yang bertujuan mementahkan operasi-operasi pasukan keamanan dan milisi rakyat.

(Mahdi-News/ABNS)
Share this post :

Post a Comment

mohon gunakan email

Terkait Berita: