Pesan Rahbar

Home » » Muhammad bin Hasan bin Furukh Ash-Shaffar (Permulaan Abad ke-3 – 290 H)

Muhammad bin Hasan bin Furukh Ash-Shaffar (Permulaan Abad ke-3 – 290 H)

Written By Unknown on Thursday 12 February 2015 | 12:21:00


Ia adalah salah seorang pembela setia Imam Hasan al-'Askari as. Dengan demikian, dapat diasumsikan ia hidup di permulaan abad ke-3 Hijriah.

Ash-Shaffar hidup pada masa kezaliman dan kelaliman dinasti Bani Abbasiah mencapai puncaknya. Tidak terhitung banyaknya para pembela dan penolong setia para imam ma'shum as yang menjalani kehidupan mereka di dalam rumah-rumah tahanan dan penyiksaan para penguasa yang sedang berkuasa pada masa itu. Para imam ma'shum as sendiri juga mendapatkan pengawasan ketat dari mereka, meskipun mereka menjalani kehidupan ini di rumah-rumah mereka. Ash-Shaffar adalah salah seorang yang paling tersohor di kalangan mereka. Ia banyak berhubungan dengan para pembesar dan tokoh-tokoh terkemuka mazhab pada masa itu, dan dengan menulis surat-surat rahasia, ia sering berjumpa dengan Imam Hasan al-'Askari as. Dengan jalan ini juga, ia dapat membangun jembatan relasi antara beliau dengan para pengikut Syi'ah yang lain.
Pendidikan:

Dari sejak dahulu kala, Qom adalah sebuah kota yang dikenal sebagai benteng para pengikut mazhab Ahlulbait as. Di kota ini juga, para tokoh kaliber dan kenamaan mencuat ke permukaan sebagai pembela dan pelindung ilmu pengetahuan para imam ma'shum as. Salah seorang dari mereka adalah Muhammad bin Hasan ash-Shaffar. Masyarakat Qom juga mengenalnya sebagai salah seorang tokoh termuka mazhab Syi'ah di kota tersebut. Dengan menghafal dan menukil hadis-hadis para imam ma'shum as, ia telah menghaturkan khidmat yang sangat besar kepada dunia Syi'ah. Para tokoh perawi hadis, seperti al-Kulaini, dengan menukil hadis-hadisnya—telah menyermpurnakan seluruh usahanya.

Berkenaan dengan tokoh yang satu ini, an-Najasyi berkomentar, "Muhammad bin Hasan bin Furukh ash-Shaffar adalah salah seorang tokoh Syi'ah terkenal di kota Qom. Ia adalah seorang figur yang dapat dipercaya dan memiliki nilai (spiritual) yang agung. Hadis-hadisnya selalu dimenangkan atas hadis-hadis selainnya. Ia juga memiliki banyak karya tulis."

Di dalam kitab "al-Fihrist", Syaikh ath-Thusi menulis, "Muhammad bin Hasan ash-Shaffar berdomisili di kota Qom. Ia memiliki karya tulis yang sangat banyak sekali. Di samping itu, ia juga sering mengirim surat-surat kepada Imam Hasan al-'Askari as. Naskah surat dan jawaban beliau atas surat-surat tersebut masih dapat kita baca."

Di dalam kitab "al-Khulâshah", Allamah al-Hilli juga menulis, "Muhammad bin Hasan bin Furukh ash-Shaffar adalah salah seorang tokoh mazhab Syi'ah di kota Qom dan seorang figur yang dapat dipercaya. Di samping itu, ia adalah seorang figur agung yang hadis-hadisnya memiliki nilai yang lebih unggul."


Para Guru

Sebagai tokoh perawi hadis yang jarang bisa ditemukan padanannya, Muhammad ash-Shaffar banyak menimba ilmu dari para pembela setia para imam ma'shum as, di antaranya:
a. Ibrahim bin Ishaq.
b. Ahmad bin Abi Abdillah al-Barqi.
c. Ahmad bin Hasan bin Ali bin Fadhdhal.
d. Ahmad bin Muhammad bin Abi Nashr.
e. Ahmad bin Muhammad bin Muslim.
f. Ayub bin Nuh.
g. Hasan bin Ali bin Fadhdhal.
h. Ali bin Ibrahim.


Para Murid

Banyak para tokoh ilmu hadis yang telah menimba ilmu darinya, di antaranya:
a. Ahmad bin Idris.
b. Ali bin Husain Babawaeh.
c. Ahmad bin Dawud bin Ali.
d. Ahmad bin Muhammad.
e. Sa'd bin Abdillah.
f. Muhammad bin Ja'far Mu'addab.
g. Muhammad bin Hasan bin Walid.
h. Muhammad bin Husain.
i. Muhammad bin Yahya al-'Aththar.
j. Muhammad bin Ya'qub al-Kulaini.


Karya Tulis

Ash-Shaffar memiliki banyak karya tulis, di antaranya:
a. Kitab ash-Shalâh.
b. Kitab al-Wudhû'.
c. Kitab al-Janâ'iz.
d. Kitab ash-Shiyâm.
e. Kitab al-Hajj.
f. Kitab an-Nikâh.
g. Kitab ath-Thalâq.
h. Kitab al-Mazâr.
i. Kitab ar-Radd 'alâ al-Ghulât.
k. Kitab at-Taqiyah.
l. Kitab al-Manâqib.
m. Kitab Bashâ'ir ad-Darajât.
n. Kitab Mâ Ruwiya fî Awlâd al-A'immah.
o. Kitab al-Jihâd.


Wafat

Setelah beberapa tahun berkhidmat untuk kepentingan agama, akhirnya ia harus meninggalkan dunia fana ini pada tahun 290 H.

(Al-Hassanain/IRIB-Indonesia/ABNS)
Share this post :

Post a Comment

mohon gunakan email

Terkait Berita: