Pesan Rahbar

Home » » Sahabat Rasulullah saw yang masuk Neraka karena bunuh diri ! Adilkah ??

Sahabat Rasulullah saw yang masuk Neraka karena bunuh diri ! Adilkah ??

Written By Unknown on Friday 13 February 2015 | 01:52:00

Minggu, 01/02/2015 01:51 WIB

Di Depan Kader NU, JK: Kenapa Banyak yang Bunuh Diri Mengatasnamakan Agama?

Yudhistira Amran Saleh - detikNews


Jakarta - Wapres Jusuf Kalla heran banyak umat yang rela mati dengan mengatasnamakan agama. Menurutnya hal tersebut terjadi karena saat ini banyak manusia yang menjual murah surga.

"Saya selalu menggambarkan, kenapa selalu ada yang mengatasnamakan agama untuk membunuh atau bunuh diri? Bagi saya itu karena banyak orang menjual murah surga. Sorga dijual sangat murah," terang JK dalam sambutanya di acara ulang tahun PBNU ke-89 di Jalan Kramat, Jakarta Pusat, Sabtu (31/1/2015).

JK mengatakan, untuk itu sebagai negara muslim terbesar di dunia, Indonesia belum menjadi referensi islam dunia. Untuk itu, dirinya mengingatkan agar para umat islam jangan mau menjadi konsumen negara lain.

"Jumlah kita besar namun kita belum menjadi refrensi Islam di dunia. Untuk itu kita jangan menjadi konsumen negara lain namun harus jadi produsen negara lain. Tapi tentu harus pemikiran dari bangsa kita sendiri yang mendorong itu," terang JK.

JK menambahkan, tantangan yang akan dilalui umat islam kedepannya akan semakin besar. Oleh karena itu, kita harus kembali membangkitkan semangat ulama-ulama di Indonesia.

"Tantangan itu kembali lagi, tantangan tekhnologi, pendidikan, semuanya. Untuk itu dengan kebangkitan ulama, tentu bukan ulamanya yang bangkit tapi semangatnya yang bangkit untuk bangsa ini bisa memajukan," tutup JK.
_______________________________________


Bunuh diri karena salah ijtihad dan adil ??


حَدَّثَنَا قُتَيْبَةُ حَدَّثَنَا يَعْقُوبُ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ عَنْ أَبِي حَازِمٍ عَنْ سَهْلِ بْنِ سَعْدٍ السَّاعِدِيِّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْتَقَى هُوَ وَالْمُشْرِكُونَ فَاقْتَتَلُوا فَلَمَّا مَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِلَى عَسْكَرِهِ وَمَالَ الْآخَرُونَ إِلَى عَسْكَرِهِمْ وَفِي أَصْحَابِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ رَجُلٌ لَا يَدَعُ لَهُمْ شَاذَّةً وَلَا فَاذَّةً إِلَّا اتَّبَعَهَا يَضْرِبُهَا بِسَيْفِهِ فَقَالَ مَا أَجْزَأَ مِنَّا الْيَوْمَ أَحَدٌ كَمَا أَجْزَأَ فُلَانٌ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَمَا إِنَّهُ مِنْ أَهْلِ النَّارِ فَقَالَ رَجُلٌ مِنْ الْقَوْمِ أَنَا صَاحِبُهُ قَالَ فَخَرَجَ مَعَهُ كُلَّمَا وَقَفَ وَقَفَ مَعَهُ وَإِذَا أَسْرَعَ أَسْرَعَ مَعَهُ قَالَ فَجُرِحَ الرَّجُلُ جُرْحًا شَدِيدًا فَاسْتَعْجَلَ الْمَوْتَ فَوَضَعَ نَصْلَ سَيْفِهِ بِالْأَرْضِ وَذُبَابَهُ بَيْنَ ثَدْيَيْهِ ثُمَّ تَحَامَلَ عَلَى سَيْفِهِ فَقَتَلَ نَفْسَهُ فَخَرَجَ الرَّجُلُ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ أَشْهَدُ أَنَّكَ رَسُولُ اللَّهِ قَالَ وَمَا ذَاكَ قَالَ الرَّجُلُ الَّذِي ذَكَرْتَ آنِفًا أَنَّهُ مِنْ أَهْلِ النَّارِ فَأَعْظَمَ النَّاسُ ذَلِكَ فَقُلْتُ أَنَا لَكُمْ بِهِ فَخَرَجْتُ فِي طَلَبِهِ ثُمَّ جُرِحَ جُرْحًا شَدِيدًا فَاسْتَعْجَلَ الْمَوْتَ فَوَضَعَ نَصْلَ سَيْفِهِ فِي الْأَرْضِ وَذُبَابَهُ بَيْنَ ثَدْيَيْهِ ثُمَّ تَحَامَلَ عَلَيْهِ فَقَتَلَ نَفْسَهُ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عِنْدَ ذَلِكَ إِنَّ الرَّجُلَ لَيَعْمَلُ عَمَلَ أَهْلِ الْجَنَّةِ فِيمَا يَبْدُو لِلنَّاسِ وَهُوَ مِنْ أَهْلِ النَّارِ وَإِنَّ الرَّجُلَ لَيَعْمَلُ عَمَلَ أَهْلِ النَّارِ فِيمَا يَبْدُو لِلنَّاسِ وَهُوَ مِنْ أَهْلِ الْجَنَّةِ

Telah bercerita kepada kami Qutaibah telah bercerita kepada kami Ya’qub bin ‘Abdur Rahman dari Abu Hazim dari Sahal bin Sa’ad As-Sa’idiy radliallahu ‘anhu bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam berhadapan dengan Kaum Musyrikin lalu saling berperang. Ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bergabung dengan bala tentara Beliau dan musuhnya pun bergabung kepada bala tentara mereka, ada di antara sahabat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam seorang yang ditemukan dalam keadaan sendirian terluka sangat parah dan terbunuh oleh pedang.

Lalu setelah itu ada yang berkata:

Hari ini tidak ada seorangpun di antara kita yang mendapat ganjaran pahala sebagaimana yang didapat fulan ini.

Namun Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
Ketahuilah sungguh dia termasuk dari golongan ahlu neraka.

Lalu ada seseorang lak-laki di tengah orang banyak menimpal;

Aku ada bersama orang itu, laki-laki itu bercerita bahwa ia pergi bersama fulan, hingga apabila dia berhenti diapun ikut berhenti dan apabila dia maju menyerang iapun ikut menyerang,

laki-laki itu berkata;

lalu fulan tersebut terluka sangat parah sehingga mengantarkannya hampir kepada kematian. Lalu laki-laki itu meletakkan pedangnya di tanah dan ujung pedangnya diletakkah diantara dua dadanya lalu dia membunuh dirinya sendiri.

Maka orang yang bersamanya tadi pergi menemui Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam lalu berkata: Aku bersaksi bahwa Tuan adalah benar-benar utusan Allah.

Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bertanya:

Kenapa kamu berkata begitu?

Orang ini menjawab:
Karena fulan yang Tuan sebutkan tadi benar-benar dia penghuni neraka.

Maka orang-orang kaget mendengar ucapannya itu.


Aku katakan:
Aku menjadi saksinya. Aku telah keluar bersamanya dimana aku mencarinya kemudian aku dapatkan dia dalam keadaan luka parah hampir menemui ajalnya lalu dia meletakkan pedangnya di tanah dan ujung pedangnya diletakkah diantara dua dadanya lalu dia membunuh dirinya sendiri.

Maka pada kesempatan itu juga Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
Sesungguhnya ada seseorang yang mengamalkan amalan ahlu surga berdasarkan yang nampak oleh manusia padahal dia adalah dari golongan ahlu neraka.

Dan

Ada seseorang yang mengamalkan amalan ahlu neraka berdasarkan yang nampak oleh manusia padahal dia adalah dari golongan ahlu surga.

Barangsiapa membunuh dirinya sendiri dengan sesuatu (alat) maka dia akan disiksa dengan alat tersebut pada Hari Kiamat. [HR. Imam Bukhari – Imam Muslim]


Sahabat Rasulullah saw yang masuk Neraka karena bunuh diri ! Adilkah atau salah ijtihad ??

Nabi SAW mencela sahabat nya sendiri dalam HR. Bukhari : ““kasihan ‘Ammar, dia akan dibunuh oleh kelompok baaghiyah [pembangkang], ia [Ammar] mengajak mereka ke surga dan mereka mengajaknya ke neraka”…

Jadi jelas tidak semua sahabat adil dan ada sahabat yang boleh dicela.
_____________________________________


Sahabat Nabi yang masuk neraka.. Ternyata Tidak Dianggap Salah Ijtihad Oleh Nabi SAW


Suatu hari satu pertempuran telah berlaku di antara pihak Islam dengan pihak Musyrik. Kedua-dua belah pihak berjuang dengan hebat untuk mengalahkan antara satu sama lain. Tiba saat pertempuran itu diberhentikan seketika dan kedua-dua pihak pulang ke markas masing-masing. Di sana Nabi Muhammad s.a.w. dan para sahabat telah berkumpul membincangkan tentang pertempuran yang telah berlaku itu. Peristiwa yang baru mereka alami itu masih terbayang-bayang di ruang mata. Dalam perbincangan itu, mereka begitu kagum dengan salah seorang dari sahabat mereka iaitu, Qotzman. Semasa bertempur dengan musuh, dia kelihatan seperti seekor singa yang lapar membaham mangsanya. Dengan keberaniannya itu, dia telah menjadi buah mulut ketika itu.

“Tidak seorang pun di antara kita yang dapat menandingi kehebatan Qotzman,” kata salah seorang sahabat. Mendengar perkataan itu, Rasulullah s.a.w. pun menjawab, “Sebenarnya dia itu adalah golongan penduduk neraka.” Para sahabat menjadi hairan mendengar jawapan Rasulullah s.a.w. itu. Bagaimana seorang yang telah berjuang dengan begitu gagah menegakkan Islam boleh masuk dalam neraka. Para sahabat berpandangan antara satu sama lain apabila mendengar jawapan Rasulullah s.a.w. itu. Rasulullah s.a.w. sedar para sahabatnya tidak begitu percaya dengan ceritanya, lantas Baginda s.a.w. berkata, “Semasa Qotzman dan Aktsam keluar ke medan perang bersama-sama, Qotzman telah mengalami luka parah akibat ditikam oleh pihak musuh. Badannya dipenuhi dengan darah. Dengan segera Qotzman meletakkan pedangnya ke atas tanah, manakala mata pedang itu pula dihadapkan ke dadanya. Lalu dia terus membenamkan mata pedang itu ke dalam dadanya.”

“Dia melakukan perbuatan itu adalah kerana dia tidak tahan menanggung kesakitan akibat dari luka yang dialaminya. Akhirnya dia mati bukan kerana berlawan dengan musuhnya, tetapi membunuh dirinya sendiri. Melihatkan keadaannya yang parah, ramai orang menyangka yang dia akan masuk syurga. Tetapi dia telah menunjukkan dirinya sebagai penduduk neraka.” Menurut Rasulullah s.a.w. lagi, sebelum dia mati, Qotzman ada mengatakan, katanya, “Demi Allah aku berperang bukan kerana agama tetapi hanya sekadar menjaga kehormatan kota Madinah supaya tidak dihancurkan oleh kaum Quraisy. Aku berperang hanyalah untuk membela kehormatan kaumku. Kalau tidak kerana itu, aku tidak akan berperang.”.


ADIL ITU TIDAK ZALIM , KATANYA “SAHABAT ITU SEMUA ADIL” TAPI KOQ ADA YANG MASUK NERAKA?

Perhatikan Hadits dibawah ini :

حَدَّثَنَا عَلِيُّ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ حَدَّثَنَا سُفْيَانُ عَنْ عَمْرٍو عَنْ سَالِمِ بْنِ أَبِي الْجَعْدِ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو قَالَ كَانَ عَلَى ثَقَلِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ رَجُلٌ يُقَالُ لَهُ كِرْكِرَةُ فَمَاتَ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ هُوَ فِي النَّارِ فَذَهَبُوايَنْظُرُونَ إِلَيْهِ فَوَجَدُوا عَبَاءَةً قَدْ غَلَّهَا

Telah menceritakan kepada kami Ali bin Abdullah yang berkata telah menceritakan kepada kami Sufyan dari Amr dari Salim bin Abil Ja’d dari Abdullah bin Amr yang berkata “Pernah ada seseorang yang biasa menjaga perbekalan Nabi SAW, orang tersebut bernama Kirkirah.

Kemudian dia pun meninggal dunia, ketika itu Rasulullah SAW bersabda “Dia berada di Neraka”. Maka para sahabat pergi melihatnya dan mereka mendapatkan sebuah mantel yang diambilnya dari harta rampasan perang sebelum dibagikan [Shahih Bukhari 4/74 no 3074].

Sahabat semua adil, masuk neraka “bersama keadilannya” ….
____________________________________________

Apakah kalian merasa lebih tau dari pada Allah dan Rasul-Nya?


Sahabat Nabi Yang Masuk Neraka (Kirkirah, Rifa’ah bin Zaid dan Qotzman)


Kisah Pertama:

Saya tidak memfitnah, hal ini memang tercatat di dalam Kitab Shahih. Sebelumnya saya katakan kalau saya tidak merendahkan siapapun apalagi mencaci. Saya Cuma menunjukkan apa yang saya baca sebagai kritikan terhadap apa yang saya dengar. Telah sampai kabar kepada saya ada orang yang mengatakan bahwa semua sahabat Nabi pasti masuk surga dan tidak ada yang masuk neraka. Orang tersebut bisa dibilang korban dogma dan generalisasi yang fallasius. Jika ia adalah seorang yang bersandar pada kitab-kitab Shahih maka apa yang akan ia katakan jika ia membaca bahwa ada sahabat Nabi yang masuk neraka, dan bahkan yang mengatakan bahwa sahabat tersebut masuk neraka adalah Nabi SAW sendiri.

Dalam Shahih Bukhari 4/74 no 3074 dan dalam kitab Shahih Sunan Ibnu Majah Syaikh Al Albani no 2299 disebutkan (ini riwayat Bukhari).

حَدَّثَنَا عَلِيُّ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ حَدَّثَنَا سُفْيَانُ عَنْ عَمْرٍو عَنْ سَالِمِ بْنِ أَبِي الْجَعْدِ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو قَالَ كَانَ عَلَى ثَقَلِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ رَجُلٌ يُقَالُ لَهُ كِرْكِرَةُ فَمَاتَ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ هُوَ فِي النَّارِ فَذَهَبُوايَنْظُرُونَ إِلَيْهِ فَوَجَدُوا عَبَاءَةً قَدْ غَلَّهَا

Telah menceritakan kepada kami Ali bin Abdullah yang berkata telah menceritakan kepada kami Sufyan dari Amr dari Salim bin Abil Ja’d dari Abdullah bin Amr yang berkata “Pernah ada seseorang yang biasa menjaga perbekalan Nabi SAW, orang tersebut bernama Kirkirah. Kemudian dia pun meninggal dunia, ketika itu Rasulullah SAW bersabda “Dia berada di Neraka”. Maka para sahabat pergi melihatnya dan mereka mendapatkan sebuah mantel yang diambilnya dari harta rampasan perang sebelum dibagikan.


Hadis berikut:

حَدَّثَنَا عَلِيُّ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ حَدَّثَنَا سُفْيَانُ عَنْ عَمْرٍو عَنْ سَالِمِ بْنِ أَبِي الْجَعْدِ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو قَالَ كَانَ عَلَى ثَقَلِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ رَجُلٌ يُقَالُ لَهُ كِرْكِرَةُ فَمَاتَ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ هُوَ فِي النَّارِ فَذَهَبُوايَنْظُرُونَ إِلَيْهِ فَوَجَدُوا عَبَاءَةً قَدْ غَلَّهَا

Telah menceritakan kepada kami Ali bin Abdullah yang berkata telah menceritakan kepada kami Sufyan dari Amr dari Salim bin Abil Ja’d dari Abdullah bin Amr yang berkata “Pernah ada seseorang yang biasa menjaga perbekalan Nabi SAW, orang tersebut bernama Kirkirah. Kemudian dia pun meninggal dunia, ketika itu Rasulullah SAW bersabda “Dia berada di Neraka”. Maka para sahabat pergi melihatnya dan mereka mendapatkan sebuah mantel yang diambilnya dari harta rampasan perang sebelum dibagikan [Shahih Bukhari 4/74 no 3074].

Tidak ada ulama yang mau bersusah-susah membela Kirkirah dengan mentakwilkan hadis di atas.

Sahabat Nabi yang dimaksud adalah Kirkirah dan ternyata kesalahan yang ia lakukan adalah berkhianat atau mengkhianati harta rampasan perang oleh karenanya Rasul SAW berkata “Dia di Neraka”. Ibnu Hajar memasukkan nama Kirkirah dalam Kitab Al Ishabah Fi Tamyiz As Sahabah 5/587 no 7405, ia menyebutnya sebagai Kirkirah mawla Rasulullah SAW, Ibnu Hajar juga berkata:

وقال بن منده له صحبة ولا تعرف له رواية

Ibnu Mandah berkata “dia seorang Sahabat Nabi dan tidak diketahui memiliki riwayat hadis”

Selain Ibnu Hajar, Ibnu Atsir dalam Asad Al Ghabah 4/497 juga mengatakan kalau Kirkirah adalah Sahabat Nabi SAW dan Adz Dzahabi dalam Tajrid Asma As Shahabah 2/29 no 323 menyebutkan kalau Kirkirah seorang Sahabat Nabi SAW. Bukankah ini membuktikan bahwa seorang Sahabat Nabi bisa saja masuk Neraka dan Kirkirah sahabat Nabi SAW di atas disebutkan oleh Nabi SAW sendiri bahwa “dia berada di neraka”.


Kisah kedua:

Hadis riwayat Abu Hurairah ra., ia berkata:
Kami pergi berperang bersama Rasulullah saw. menuju Khaibar. Allah memberikan kemenangan kepada kami, tetapi kami tidak mendapatkan rampasan perang berupa emas atau perak. Yang kami peroleh adalah barang-barang, makanan dan pakaian. Kemudian kami berangkat menuju lembah. Ikut pula bersama Rasulullah saw. seorang budak beliau (pemberian seseorang dari Judzam). Budak itu bernama Rifa’ah bin Zaid dari Bani Dhubaib. Ketika kami menuruni lembah, budak Rasulullah saw. berdiri untuk melepas pelananya. Tetapi, ia terkena anak panah dan itulah saat kematiannya. Kami berkata: Kami senang ia gugur syahid wahai Rasulullah. Rasulullah saw. menjawab: Tidak! Demi Zat yang menguasai Muhammad. Sesungguhnya sebuah mantel akan mengobarkan api neraka atasnya. Mantel itu ia ambil dari harta rampasan perang Khaibar, yang bukan jatahnya. Para sahabat menjadi takut. Lalu seseorang datang membawa seutas atau dua utas tali sandal, seraya berkata: Wahai Rasulullah, aku mendapatkannya pada waktu perang Khaibar. Rasulullah saw. bersabda: Seutas tali (atau dua utas tali) sandal dari neraka (Shahih Muslim No.166).

Kesimpulan:
1. Rasulullah atas izin Allah mengetahui mana-mana orang2 yg benar-benar sahabat sejati beliau yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya sehingga beliau bersabda tentang keutamaan2 mereka, dan mana yg tidak, serta mana yg masih melakukan kejahatan walopun mereka masih berstatus muslim.
2. Hal-hal di atas sebagai pelajaran buat sahabat2 Rasulullah dan umat beliau, dan sekaligus hadits2 semacam di atas adalah sebagai saringan, sehingga tidak ada lagi yang tersembunyi di Jaman Rasul.


Kisah Ketiga: PAHLAWAN NERAKA

Suatu hari satu pertempuran telah berlaku di antara pihak Islam dengan pihak Musyrik. Kedua-dua belah pihak berjuang dengan hebat untuk mengalahkan antara satu sama lain. Tiba saat pertempuran itu diberhentikan seketika dan kedua-dua pihak pulang ke markas masing-masing. Di sana Nabi Muhammad s.a.w. dan para sahabat telah berkumpul membincangkan tentang pertempuran yang telah berlaku itu. Peristiwa yang baru mereka alami itu masih terbayang-bayang di ruang mata. Dalam perbincangan itu, mereka begitu kagum dengan salah seorang dari sahabat mereka yaitu, Qotzman. Semasa bertempur dengan musuh, dia kelihatan seperti seekor singa yang lapar membaham mangsanya. Dengan keberaniannya itu, dia telah menjadi buah mulut ketika itu.

“Tidak seorang pun di antara kita yang dapat menandingi kehebatan Qotzman,” kata salah seorang sahabat. Mendengar perkataan itu, Rasulullah s.a.w. pun menjawab, “Sebenarnya dia itu adalah golongan penduduk neraka.” Para sahabat menjadi hairan mendengar jawapan Rasulullah s.a.w. itu. Bagaimana seorang yang telah berjuang dengan begitu gagah menegakkan Islam boleh masuk dalam neraka. Para sahabat berpandangan antara satu sama lain apabila mendengar jawapan Rasulullah s.a.w. itu. Rasulullah s.a.w. sedar para sahabatnya tidak begitu percaya dengan ceritanya, lantas Baginda s.a.w. berkata, “Semasa Qotzman dan Aktsam keluar ke medan perang bersama-sama, Qotzman telah mengalami luka parah akibat ditikam oleh pihak musuh. Badannya dipenuhi dengan darah. Dengan segera Qotzman meletakkan pedangnya ke atas tanah, manakala mata pedang itu pula dihadapkan ke dadanya. Lalu dia terus membenamkan mata pedang itu ke dalam dadanya.”

“Dia melakukan perbuatan itu adalah kerana dia tidak tahan menanggung kesakitan akibat dari luka yang dialaminya. Akhirnya dia mati bukan kerana berlawan dengan musuhnya, tetapi membunuh dirinya sendiri. Melihatkan keadaannya yang parah, ramai orang menyangka yang dia akan masuk syurga. Tetapi dia telah menunjukkan dirinya sebagai penduduk neraka.”

[64:4] Dia mengetahui apa yang ada di langit dan di bumi, dan mengetahui apa yang kamu rahasiakan dan apa yang kamu nyatakan. Dan Allah Maha Mengetahui segala isi hati.

Riwayat ini telah dirawikan oleh Luqman Hakim.


Berjihad tetapi Masuk Neraka

Perang Uhud yang terjadi pada tahun 3 Hijriah memunculkan beberapa peristiwa dramatis, heroik, sekaligus kontroversial. Sejak sebelum pecahnya peperangan, dari seribu prajurit yang dibawa Nabi SAW, tigaratus orang ternyata membelot dan kembali ke Madinah setelah melihat besarnya kekuatan pasukan kaum kafir Quraisy. Mereka itu memang dari golongan kaum munafik yang dipimpin oleh Abdullah bin Ubay. Terancamnya jiwa Rasulullah SAW dalam perang tersebut, bahkan dikabarkan beliau terbunuh, jenazah Hamzah bin Abdul Muthalib yang dirusak, sahabat yang ‘dimandikan’ malaikat, sahabat yang syahid dan masuk surga padahal belum pernah shalat, tetapi ada juga mujahid yang berjuang dengan gagah perkasa tetapi akhirnya masuk neraka. Peristiwa terakhir ini yang akan diungkap dalam kisah ini.

Ketika Islam mulai didakwahkan di Yatsrib (nama Kota Madinah sebelum Islam) oleh utusan Nabi SAW, sahabat Mush’ab bin Umair, sambutan masyarakatnya sungguh luar biasa untuk memeluk Islam, apalagi ketika Rasulullah SAW telah berhijrah ke sana. Islam yang ‘tiba-tiba’ menjadi agama mayoritas dan memiliki kekuatan ’militer’ karena bersatunya Suku Aus dan Khazraj yang sebelumnya selalu terlibat perang saudara, membuat sebagian orang juga ikut-ikutan memeluk Islam walau motivasinya tidak benar-benar mencintai Islam dan mengharap ridho Allah. Termasuk di antaranya adalah kaum munafik, yang kemudian mengelompok sendiri dengan pimpinan Abdullah bin Ubay bin Salul.

Seorang lelaki dari kabilah Bani Zhafr bernama Quzman adalah seorang yang sangat mencintai kaumnya. Ketika sebagian besar dari mereka memeluk Islam sebagaimana mayoritas masyarakat Madinah, ia juga ikut memeluk Islam karena tidak ingin sendirian dengan agama jahiliahnya. Tetapi tidak ada penjelasan/riwayat bahwa ia termasuk dalam kelompok kaum munafik. Ketika terjadi perang Uhud, ia juga menerjunkan diri melawan pasukan kafir Quraisy dalam golongan kaum Anshar. Ia berjuang dengan perkasanya sehingga mengundang decak kagum kaum muslimin lainnya. Tidak kurang dari delapan orang musyrik yang tewas di tangannya, belum lagi yang luka dan tertawan.

Ketika peperangan usai, ia dalam keadaan luka parah dan merasa sangat kesakitan. Kerabat dan saudaranya dari Bani Zhafr membawanya pulang dan menghiburnya, memintanya untuk bersabar. Mereka memuji kepahlawanannya dan mendoakannya akan mendapat surga yang tertinggi. Tetapi di luar dugaan, tiba-tiba Quzman berkata, “Demi Allah, aku ikut berperang semata-mata karena pertimbangan kaumku. Kalau tidak karena itu, aku tidak akan sudi untuk berperang!!”

Kaum muslimin di sekitarnya, yang kebanyakan masih saudara-saudaranya itu menjadi sedih mendengarnya. Mereka merayunya untuk bertobat dan memohon ampunan kepada Allah, tetapi Quzman tidak bergeming. Bahkan karena ia tidak kuat dan tidak sabar menahan penderitaan dari luka-lukanya, ia bunuh diri. Ketika Nabi SAW diberitahu tentang keadaan Quzman tersebut, beliau bersabda, “Jika dia berkata (dan berbuat) seperti itu, maka ia termasuk penghuni (akan masuk) neraka!!”

Masih dalam perang Uhud itu juga, seorang lelaki Yahudi dari Bani Tsa’labah bernama Mukhairiq berkata kepada kaumnya, “Wahai semua orang Yahudi, demi Allah, kalian tahu bahwa membantu Muhammad saat ini adalah kewajiban kalian!!”

Memang, ketika Nabi SAW telah hijrah ke Madinah, beliau menyusun suatu sistim kemasyarakatan baru dengan mempersaudarakan kaum Muhajirin dan Kaum Anshar. Beliau juga menyusun suatu perjanjian dengan masyarakat non muslim lainnya di Kota Madinah, termasuk kaum Yahudi yang dikenal dengan nama “Piagam Madinah”. Salah satu isi dari perjanjian tersebut adalah kesepakatan untuk saling membela dan membantu jika salah satu pihak diserang oleh musuhnya.

Mendengar penuturan Mukhairiq tersebut, mereka berkata, “Bukankah hari ini hari sabtu?”

Hari sabtu memang hari besar bagi kaum Yahudi, mereka tidak diperbolehkan melakukan kegiatan apapun, termasuk bekerja, kecuali hanya untuk beribadah kepada Allah. Kalau bekerja saja terlarang, apalagi untuk berperang. Tetapi Mukhairiq seolah-olah ingin mengingkari ajaran agamanya sendiri, dan lebih ‘mematuhi’ perjanjian yang disetujuinya dengan Nabi SAW. Ia berkata “Tidak ada hari sabtu untuk kalian!!”

Kemudian ia mengambil kuda dan perlengkapan perangnya, dan berkata kepada kaumnya, “Kalaupun aku mendapat celaka, aku sama sekali tidak perduli dengan (pandangan dan sikap) Muhammad, biarkan saja ia berbuat semaunya dalam peperangan itu!!”

Mungkin maksudnya, ia tidak punya pamrih apapun (dari Nabi SAW) dengan terjun dalam perang Uhud tersebut, kecuali hanya ingin memenuhi perjanjiannya. Ia memacu kudanya dengan cepat ke Uhud dan langsung menerjunkan diri dalam pertempuran di pihak kaum muslimin. Ia berperang dengan perkasanya menerjang kaum musyrikin Makkah, dan akhirnya gugur dalam peperangan tersebut.

Ketika Nabi SAW diberitahu tentang tindakan Mukhairiq tersebut, beliau bersabda, “Mukhairiq adalah sebaik-baiknya orang Yahudi!!”

Walau Nabi SAW memujinya, tetapi beliau menyatakan ia tetap dalam agama Yahudi. Dan secara aqidah, di akhirat nanti tentu tidak ada bagian bagi dirinya kecuali dalam neraka, walau ia gugur di dalam membela Islam.

Wallahu A’lam
__________________________________________


Peristiwa yang hampir serupa terjadi pada Perang Hunain, yang terjadi setelah Penaklukan Kota Makkah (Fathul Makkah). Memang, setelah Makkah jatuh ke tangan kaum Muslimin, banyak sekali orang yang memeluk Islam, baik dari masyarakat Makkah sendiri, atau dari beberapa kabilah lain yang tinggal di sekitar Kota Makkah. Tentu saja motivasi keislaman dari sekian banyak orang itu berbeda-beda, ada yang benar-benar tulus, tetapi ada juga yang ikut-ikutan saja, atau mencari selamat, atau bahkan mencari keuntungan ‘duniawiah’ dengan islamnya tersebut.

Ketika akan berlangsungnya perang Hunain tersebut, tiba-tiba Nabi SAW bersabda tentang seorang lelaki muslim yang ikut berjuang di peperangan tersebut, “Orang itu termasuk ahli neraka (akan masuk neraka)!!”

Pertempuran berkecamuk dengan hebatnya, pasukan muslim sempat terdesak, tetapi lelaki tersebut tetap berjuang dengan perkasa tanpa sedikitpun rasa takut. Walau luka-luka di tubuhnya makin banyak, ia terus saja menerjang barisan musuh tanpa gentar. Ada seorang sahabat yang datang kepada Nabi SAW dan berkata, “Wahai Rasulullah, lelaki yang engkau katakan sebagai ahli neraka itu berjuang fisabilillah dengan mati-matian hingga ia terluka parah!!”

Tetapi sekali lagi Nabi SAW bersabda, “Ia akan masuk neraka!!”

Hampir saja para sahabat ragu dengan pernyataan Rasulullah SAW tersebut. Ketika perang usai dan kemenangan berada di tangan kaum muslimin, lelaki itu dalam keadaan luka parah. Karena begitu banyak luka-luka yang dialaminya, ia merasakan sakit yang tidak terkira. Mungkin ketika sibuk berperang, ia tidak merasakan sakitnya itu. Karena tidak tahan dan tidak mampu bersabar dengan rasa sakitnya itu, ia bunuh diri. Ia menancapkan gagang pedangnya di tanah, dan menempatkan ujung pedang di dadanya, kemudian menjatuhkan diri sehingga tembus dan ia mati seketika.

Para sahabat mendatangi Nabi SAW dan berkata, “Wahai Rasulullah, sungguh benar apa yang engkau katakan. Lelaki itu bunuh diri karena tidak mampu menahan rasa sakitnya!!”

Sebagian riwayat menyebutkan, ketika Nabi SAW menyebutkan bahwa lelaki itu adalah penghuni neraka, ada seseorang yang belum memeluk Islam ingin membuktikannya. Ia mengamati dan mengikuti lelaki itu kemanapun lelaki itu bergerak. Seperti kebanyakan sahabat lainnya, ia juga sempat ragu dan bahkan ‘menertawakan’ pendapat Nabi SAW, apalagi ketika pasukan muslim memperoleh kemenangan. Tetapi ketika lelaki itu ternyata bunuh diri, ia segera menghadap Nabi SAW dan berkata, “Saya bersaksi bahwa engkau adalah Rasulullah!!”

Kemudian ia membaca syahadat menyatakan diri memeluk Islam. Nabi SAW berkata, “Apakah yang terjadi??”

Lelaki itu menceritakan apa yang dilakukannya, dan beliau menanggapinya dengan gembira. Kemudian Nabi SAW memanggil Bilal dan berkata, “Wahai Bilal, bangkitlah dan umumkan bahwa tidak akan masuk surga kecuali orang yang benar-benar beriman. Dan ada kalanya Allah membela agama (Islam) ini dengan seorang lelaki yang faajir!!”

Faajir adalah kebalikan dari takwa, yang bisa dimaknakan sebagai kefasikan (tetap muslim tetapi durhaka), atau bisa juga ditafsirkan sebagai kekafiran yang akan kekal di neraka. Hal ini tercantum dalam surat asy Syam ayat 8 : Fa-alhamahaa fujuurahaa wa taqwaahaa, yang artinya : Maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya.


Kami bawakan ayat yang menjadi persoalan:
“Orang-orang yang terdahulu lagi pertama-tama (masuk Islam) di antara orang-orang muhajirin dan anshar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah ridha kepada mereka dan merekapun ridha kepada Allah dan Allah menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir sungai-sungai di bawahnya; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Itulah kemenangan yang besar.” (QS. at-Taubah (9) : 100).

Sekiranya anda perhatikan ayat ini dengan teliti, maka anda pasti tahu bahawa ayat ini tidak sedang berbicara ttg semua sahabat atau bahkan ttg sebagian besar sahabat2 yang anda bawakan.

Ini kerana:
1. Ayat ini menyentuh ttg orang yg pertama tama masuk Islam.
Jika anda memahami ayat ini, anda pasti tahu, Imam Ali lah orang pertama selain Sayidatina Khadijah al Kubra as yg masuk Islam. Maka Allah memerintahkan kita mengikutinya
2. Andai saja anda tetap bersikeras memasukkan semua muhajirin dan ansar, masih tiada masalah, namun, sahabat2 selain Imam Ali yg anda sebutkan itu telah terkeluar dari senarai berdasarkan bagian ayat seterusnya itu:

….”dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik”

Ayat ini menunjukkan adanya syarat iaitu mengikuti mereka hanya dlm kebaikan sahaja dan bukan pada semua sisi hidup mereka…mari kita lihat apa saja yg mereka lakukan dlm hidup mereka.
1. Abu Bakar telah membuat puteri tercinta Nabi saaw marah, dan berdasarkan hadis sahih, sabda Nabi saaw, ‘Barangsiapa membuat Fatimah marah membuat aku marah”, maka adalah mustahil kita disuruh mengikutinya
2. Umar telah lari dlm medan perang bukan atas dasar siasat. Masakan Allah menyuruh kita mengikutinya.
3. Usman juga telah lari dari medan perang, selain pada mlm kematian isterinya Umm Kalthum, dia bukan saja tidak bersedih, malah telah mengadakan hubungan kelamin dgn isterinya yg lain, hingga membuatkan Nabi saaw marah.
4. Muawiyah adalah akar Nasibi yg mentradisikan acara melaknat Imam Ali as di mimbar2 masjid yg berlangsung kuran lebih 80 tahun…makanya dia munafik. Masakan Allah menyuruh kita mengikutinya.


Lalu…bagaimana dengan Imam Ali as? Kebaikan Imam Ali as melimpahi kitab2 hadis dan manaqib2 hingga tidak tertutup oleh musuh Ahlul Bayt as..kami bawakan satu sahaja sbg contoh…

Nabi saaw bersabda:
“Siapa yang gembira (ingin) hidup (seperti) hidupku, mati (seperti) matiku, menempati surga And yang ditanam (pepehonannya) oleh Tuhanku handaknya ia meyakini kewalian (kepemimpinan mutlak) Ali sepeninggalku, dan hendaknya ia meyakini kewalian walinya (pelanjutnya) serta berteladan (dalam agama) dengan Ahlulbaitku sepeninggalku, karena mereka adalah ‘Itrahku, mereka diciptakan dari tanah (bahan penciptaanku), mereka diberi kefahaman dan ilmuku. Celakalah orang-orang yang mendustakan keutamaan mereka dari umatku, yang memutus tali kekerabatanku (dengan mereka). Semoga Allah tidak memberikan syafa’atku untuk mereka.” (Kanz al ‘Ummal, 6/217, hadis no.3819).


Bunyi ayat 100 dari QS At-Taubah (tdk perlu saya copas) ada kata DIANTARA.

Ini berarti dari sekian banyak sahabat Nabi hanya sedikit yang menjadi Ahli Surga. Ini dikuat dengan ayat 101 QS At Thaubah yang bebunyi:101.” Di antara orang-orang Arab Badwi yang di sekelilingmu] itu, ada orang-orang munafik; dan (juga) di antara penduduk Madinah. Mereka keterlaluan dalam kemunafikannya. Kamu (Muhammad) tidak mengetahui mereka, (tetapi) Kamilah yang mengetahui mereka. Nanti mereka akan Kami siksa dua kali kemudian mereka akan dikembalikan kepada azab yang besar.”

(Syiah-Ali/Sumber-Lain/ABNS)
Share this post :

Post a Comment

mohon gunakan email

Terkait Berita: